Jerman Timur: Sejarah dan Runtuh Jerman Timur

Sejarah Jerman Timur dan Runtuh Jerman Timur
Jerman Timur

Sejarah Jerman Timur
Jerman Timur atau Republik Demokratis Jerman (RDJ) adalah negara Blok Timur selama periode Perang Dingin. Wilayah Jerman Timur sebelumnya merupakan wilayah Jerman yang diduduki oleh pasukan Soviet setelah berakhirnya Perang Dunia II yang disebut Zona Pendudukan Soviet sesuai dengan hasil Perjanjian Potsdam, yang berbatasan langsung dengan Perbatasan Oder-Neisse di sebelah timur.

Zona Soviet mengelilingi Berlin Barat, tetapi Berlin Barat bukan merupakan Zona Pendudukan Soviet; sehingga Berlin Barat tetap berada di luar yurisdiksi RDJ. Jerman Timur didirikan di Zona Soviet, sementara Jerman Barat didirikan di gabungan zona Amerika Serikat, Britania Raya, dan Prancis. Jerman Timur sering disebut sebagai negara satelit Uni Soviet.

Pihak berwenang dari Soviet mulai mentransfer tanggung jawab administratif ke pemimpin partai komunis di Jerman pada tahun 1948, dan RDJ resmi menjadi negara pada tanggal 7 Oktober 1949. Namun, Pasukan Soviet tetap berada di RDJ selama periode Perang Dingin. Sampai tahun 1989, RDJ dipimpin oleh Partai Persatuan Sosialis (SED), walau partai lainnya ikut serta dalam organisasi pendukung pemerintah, Front Nasional Demokratis Jerman.

Runtuhnya Jerman Timur
Perekonomian dikomando langsung oleh pemerintah di mana perusahaan milik negara berperan besar. Harga dari komoditas dan jasa primer diatur oleh pemerintah pusat, dan tidak fluktuatif tergantung permintaan dan penawaran. Walau RDJ harus membayar pampasan perang kepada Uni Soviet, RDJ berhasil menjadi negara termakmur di Blok Timur.

Hanya saja, masih jauh jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jerman Barat. Emigrasi ke Barat menjadi masalah besar karena emigran sebagian besar merupakan pemuda terdidik, mengakibatkan ekonomi negara melemah. Pemerintah memperkuat perbatasan di bagian barat dan, pada tahun 1961, membangun Tembok Berlin. Banyak warga yang berusaha untuk melarikan diri terbunuh oleh penjaga perbatasan atau karena ranjau darat.
 
Pada tahun 1989, serangkaian peristiwa sosial dan politik terjadi di RDJ yang berujung pada runtuhnya Tembok Berlin dan bangkitnya pemerintahan yang berkomitmen untuk melakukan liberalisasi. Tahun berikutnya, pemilu terbuka diadakan, dan kemudian RDJ dibubarkan dan Jerman kembali bersatu pada 3 Oktober 1990.

Kronologi Runtuhnya Jerman Timur
Gerakan penyatuan Jerman Barat dan Jerman Timur mulai tampak sejak 4 November 1989, saat lebih dari 500.000 warga Jerman Timur berdemonstrasi di Berlin Timur. Peristiwa ini disusul dengan bubarnya Kabinet Jerman Timur dan Politbiro Partai Komunis sebagai lembaga tertinggi di Jerman Timur.

Setelah itu, warga Jerman bergabung untuk meruntuhkan Tembok Berlin pada 9 November 1989. Warga Jerman merasa bahwa keduanya berasal dari akar yang sama, sehingga tidak perlu dibeda-bedakan. Pasca runtuhnya Tembok Berlin, banyak warga Jerman Timur yang datang ke Jerman Barat.

Walaupun Tembok Berlin telah diruntuhkan, penyatuan Jerman secara resmi pertama kali muncul pada Pertemuan Ottawa. Pertemuan ini diikuti oleh pejabat-pejabat tinggi Jerman Barat, Jerman Timur, serta 4 negara pemenang Perang Dunia II (Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Prancis), sehingga dikenal dengan Rumus Dua Plus Empat.

Pada 14 Februari 1990, Kanselir Helmut Kohl dan rekannya dari Jerman Timur Hans Modrow setuju untuk menyiapkan penyatuan mata uang dan ekonomi kedua negara. Akhirnya, pada 24 April 1990 Kohl dan de Maiziere menetapkan penyatuan ekonomi. Hal ini berlanjut dengan menetapkan Deutsche Mark sebagai mata uang Jerman.

Kegigihan warga Jerman untuk melawan pemerintah kedua negara akhirnya membuahkan hasil. Pada 3 Oktober 1990, parlemen Jerman setuju untuk menetapkan hari itu sebagai hari penyatuan kembali Jerman. Usulan ini didukung 294 suara, menolak 62 suara, dan 7 suara abstain. Akhirnya, pada 3 Oktober 1990, kedua negara Jerman resmi bersatu.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Jerman Timur: Sejarah dan Runtuh Jerman Timur"