Ekosistem Sungai: Pengertian, Unsur, Pembagian Zona, Rantai Makanan, dan Manfaatnya

Pengertian Ekosistem Sungai
Ekosistem Sungai

Pengertian Ekosistem Sungai
Ekosistem sungai adalah sebuah hubungan timbal balik yang berasal dari semua makhluk hidup dengan lingkungan yang berada di kawasan sungai yang meliputi hulu sungai, hingga ke badan sungai, lalu ke hilir sungai, hingga akhirnya berakhir di muara sungai.

Di dalam sungai terkandung suatu senyawa seperti unsur nutrient atau hara yang berfungsi untuk fisiologi organisme atau metabolisme. Kadar nutrient yang ada pada sungai sendiri jumlahnya akan sangat bergantung terhadap jumlah vegetasi yang dilewatinya.

Unsur Pembentuk Ekosistem Sungai
Ekosistem yang ada di kawasan sungai tersusun dari beberapa unsur penting pembentuk ekosistem ini di antaranya,
1. Aliran Air
Unsur pembentuk ekosistem sungai yang memiliki peran penting serta pembeda dengan ekosistem akuatik yang lain adalah aliran airnya. Perbedaan kecepatan aliran sungai yang disebabkan oleh banyak faktor ini tentu juga akan menjadi pembeda dalam bentuk interaksi antar komponennya.

Kecepatan aliran air akan mempengaruhi erosi dan pengendapan sebagai akibatnya maka komponen biotik, abiotik dan interaksi yang ditimbulkan pun akan semakin beragam dan bervariasi.

2. Cahaya
Unsur pembentuk selanjutnya adalah komponen yang juga penting dalam interaksi di ekosistem sungai. Cahaya yang merupakan salah satu komponen abiotik akan memberikan dampak pada variasi komponen biotik serta bentuk interaksi yang terjadi di dalamnya.

Semakin banyak cahaya yang didapatkan oleh komponen biotik, maka tingkat produktivitas pun akan semakin tinggi. Semakin tinggi tingkat produktivitas maka interaksi yang dihasilkan antar komponen pun semakin bervariasi. Hal ini juga berlaku pada interaksi yang terjadi pada ekosistem akuatik lain seperti ekosistem laut.

3. Temperatur
Unsur pembentuk lain yang juga memiliki peran penting dalam interaksi dalam ekosistem akuatik termasuk ekosistem lingkungan sungai adalah temperatur. Sama seperti komponen abiotik cahaya, temperatur juga menentukan variasi komponen biotik dan interaksi yang terjadi di dalamnya.

Temperatur ini sebenarnya juga berhubungan dengan cahaya, karena semakin banyak cahaya yang didapatkan maka semakin stabil temperaturnya. Temperatur yang semakin stabil maka variasi interaksi juga semakin banyak.

4. Komponen Biotik
Tiga unsur pembentuk ekosistem sebelumnya didominasi oleh unsur abiotik. Unsur lain yang tak kalah penting dalam membentuk ekosistem sungai adalah komponen biotiknya. Jika unsur-unsur abiotiknya sudah terpenuhi dengan baik, maka unsur biotik di dalamnya juga bisa bertumbuh dengan baik.

Semua jenis komponen biotik yang hidup di lingkungan sungai inilah yang akan membantu dalam pembentukan interaksi yang baik dalam komposisi ekosistem di wilayah sungai ini. Setiap ekosistem pasti terbentuk dari unsur-unsur baik biotik maupun abiotik yang akan saling melengkapi guna membentuk interaksi di dalamnya. Begitu juga yang terjadi pada ekosistem sungai.

Pembagian Zona Ekosistem Sungai
Pembagian zona di ekosistem sungai di antaranya,
1. Zona air deras
Zona pertama yang ada di ekosistem sungai adalah zona air deras. Zona air deras merupakan wilayah sungai yang cenderung dangkal. Pada zona ini kita akan mendapati aliran arus air yang deras atau sangat tinggi. Biasanya zona ini berada di bagian hulu sungai (atau lebih tepatnya di pegunungan). Aliran sungai yang deras ini mengakibatkan bagian dasar sungai menjadi bersih dari berbagai macam endapan serta materi- materi yang mengendap lainnya.

Hal ini juga menyebabkan bagian dasar dari zona ini cenderung terasa padat. Di zona air deras ini kita akan menemukan bentos dan juga organisme ferifitik yang mempunyai kemampuan untuk melekat dan berpegang pada dasar yang bersifat keras atau padat, atau bisa juga pada ikan yang bisa berenang dengan kuat.

2. Zona aliran tenang
Zona kedua yang terdapat dalam ekosistem sungai adalah zona aliran tenang. Berbeda dengan zona yang pertama, zona ini merupakan zona yang sedikit lebih dalam dan arus sungai tidak terlalu deras seperti zona yang pertama. Zona ini biasanya berada di wilayah yang landai. Di zona ini kita juga akan menemukan lumpur dan juga bahan endapan lainnya yang mengendap di dasar sungai.

Karena banyaknya bahan endapan yang mengendap ini maka menjadikan dasar sungai terasa lunak dan tidak sesuai lagi dengan bentos. Zona aliran tenang ini lebih sesuai bagi nekton dan plankton yang mempunyai kebiasaan menggali dasar sungai.

Rantai Makanan pada Ekosistem Sungai
Komponen penyusun ekosistem sungai berinteraksi dengan berbagai cara, namun yang paling utama adalah interaksi makan dan dimakan. Seperti juga di ekosistem darat, rantai makanan di sistem ekologi sungai juga terdiri dari produsen, konsumen, dan dekomposer. Berikut beberapa contoh rantai makanan di ekosistem sungai di antaranya,
1. Alga → Ikan Sepat → Burung Bangau → Buaya → Dekomposer
Pada interaksi ini, alga berperan sebagai produsen. Alga kemudian dimakan oleh ikan sepat, yang merupakan konsumen tingkat I. Selanjutnya, ikan ini dimakan oleh konsumen tingkat II, yaitu burung bangau.

Buaya yang juga tinggal di sungai lalu memangsa burung tersebut. Lama-kelamaan, buaya akan mati dan bangkainya diurai oleh dekomposer. Proses penguraian ini akan menghasilkan senyawa yang penting bagi kehidupan organisme air.

2. Ganggang → Ikan Pemakan Tumbuhan → Ikan Bawal → Dekomposer
Ganggang atau alga merupakan sumber makanan dalam rantai makanan di atas. Tumbuhan air ini dimakan oleh ikan pemakan tumbuhan. Pada ekosistem sungai ini, ikan tersebut selanjutnya dimakan oleh konsumen yang lebih tinggi, yaitu ikan bawal.

Ikan bawal adalah salah satu ikan predator air tawar. Hewan air ini lama-lama akan mati. Selanjutnya, dekomposer akan menguraikan bangkai ikan tersebut hingga menjadi partikel mikroskopis di dalam sungai.

3. Lumut → Ikan Kecil → Ikan Gabus → Buaya → Dekomposer
Produsen lain yang dapat ditemukan di sungai adalah lumut. Tumbuhan kecil ini menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan kecil yang berperan sebagai konsumen tingkat I. Ikan pemakan lumut selanjutnya akan dimangsa oleh ikan predator sungai, yaitu ikan gabus.

Ikan predator ini nantinya akan dimakan oleh buaya. Sebagai konsumen tertinggi, buaya akan mati dengan sendirinya dan diurai oleh dekomposer.

4. Tanaman Kangkung → Serangga Air → Katak → Ular → Dekomposer
Kangkung sering tumbuh di pinggir sungai. Tanaman ini merupakan tempat sembunyi hewan air dan juga penghasil makanan bagi beberapa hewan tersebut. Pada ekosistem sungai ini, contohnya adalah serangga air. Serangga ini hidup dengan memakan tanaman tersebut.

Sebagai konsumen yang paling rendah, serangga akan dimakan oleh konsumen yang lebih tinggi, misalnya katak.  Ular lalu memangsa katak tersebut. Selanjutnya, ular akan mati dan tubuhnya diurai oleh dekomposer.

5. Fitoplankton → Keong → Bebek → Manusia → Dekomposer
Fitoplankton menjadi sumber makanan bagi banyak hewan air yang hidup di sungai, salah satunya adalah keong. Pada rantai makanan tersebut, keong kemudian dimakan oleh bebek.

Unggas yang berperan sebagai konsumen tingkat II ini lalu dimakan oleh manusia. Manusia lama-lama akan mati dan kemudian dikubur. Di dalam tanah, dekomposer akan menguraikan jasad manusia tersebut.

6. Alga → Ikan Kecil → Ikan Salmon → Beruang → Dekomposer
Contoh rantai makanan pada ekosistem sungai di atas dapat ditemukan di sungai yang terletak di iklim subtropis. Pada interaksi tersebut, alga dimakan oleh ikan kecil. Selanjutnya, ikan kecil ini dimakan oleh konsumen tingkat II, ikan salmon.

Beruang yang lapar kemudian memangsa ikan salmon. Selang beberapa lama, hewan omnivora tersebut mati. Dekomposer pun menguraikan tubuh besar beruang menjadi partikel mikroskopik.

7. Fitoplankton → Udang → Ikan → Burung Kuntul → Dekomposer
Fitoplankton adalah organisme mikroskopik yang bertindak sebagai produsen dalam contoh rantai makanan di atas. Organisme ini dimakan oleh konsumen pertama, yaitu udang. Lalu udang dimakan oleh ikan. Burung kuntul sebagai konsumen yang lebih tinggi akan memangsa ikan.

Setelah beberapa lama, burung ini akan mati. Bangkainya yang tergeletak di tanah akan diurai oleh dekomposer.

8. Fitoplankton → Udang → Ikan  Salmon → Anjing Laut → Dekomposer
Rantai makanan ini dapat ditemukan pada ekosistem sungai di bagian estuari wilayah sejuk. Pada interaksi tersebut, fitoplankton dimakan oleh udang.

Selanjutnya, ikan salmon akan memangsa udang tersebut. Ikan salmon akan dimakan oleh konsumen tertinggi pada estuari, yaitu anjing laut. Setelah berselang lama, anjing laut akan mati dan dekomposer pun akan menguraikan bangkainya.

Manfaat Ekosistem Sungai
Beberapa manfaat ekosistem sungai di antaranya,
1. Sumber air tawar. Sungai menyediakan banyak sekali air tawar yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Manusia memerlukan air tawar dalam jumlah yang banyak untuk mencukupi segala macam kebutuhan, seperti minum, memasak, mencuci, hingga kebutuhan untuk industri. Tidak hanya manusia saja, binatang dan tumbuhan juga sangat memerlukan air agar mereka bisa bertahan hidup.
2. Ekosistem air tawar (termasuk juga ekosistem sungai) ini berperan sebagai bottle neck dalam siklus hidrologi yang ada di Bumi.
3. Ekosistem sungai yang bersamaan dengan ekosistem estuary merupakan tempat yang mudah dan murah untuk membuang limbah yang bersifat tertier.
4. Sebagai tempat hidup bagi banyak makhluk hidup yang ada di Bumi, khususnya binatang- binatang air dan juga tumbuhan yang hidup di air.
5. Bisa digunakan sebagai tempat budidaya tanaman tertentu, sehingga dapat menghasilkan nilai ekonomis bagi warga masyarakat yang berada di sekitar sungai tersebut.
6. Sebagai tempat rekreasi bagi anak- anak dan juga bagi keluarga.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Ekosistem Sungai: Pengertian, Unsur, Pembagian Zona, Rantai Makanan, dan Manfaatnya"