Dolomit: Pengertian, Pembentukan, dan Kegunaannya

Pengertian Dolomit
Dolomit

Pengertian Dolomit
Dolomit dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah batu kapur yang kemasukan ion magnesium sehingga unsur kalsiumnya diganti oleh magnesium, biasa ditemukan di bawah suatu bukit batu kapur (untuk bahan batu tahan api, keramik, dan sebagainya). Dolomit adalah suatu mineral karbonat anhidrat yang terbentuk dari kalsium magnesium karbonat, idealnya adalah CaMg(CO3)2.

Istilah tersebut juga digunakan untuk suatu sedimen batuan karbonat yang sebagian besar terbentuk dari mineral dolomit. Sebuah nama alternatif yang kadang-kadang digunakan untuk jenis batuan dolomitik adalah dolostone. Dolomit ditemukan tahun 1795 oleh de Dolomieu di daerah Tyrol, Perancis Selatan saat menganalisis batu gamping dan ternyata ditemukan kandungan magnesium sangat tinggi pada batuan tersebut.

Dolomit adalah karbonat kembar berunsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Pemanfaatan dolomit di sektor industri karena unsur magnesiumnya. Unsur oksida maupun hidroksida magnesium dalam dolomit mempunyai sifat sangat baik, terutama sifat refraktori serta derajat kecerahan, bahkan warna putih oksida ini dijadikan standar untuk mengukur derajat kecerahan bahan lain.

Pembentukan Dolomit
Proses hidrotermal adalah salah satu teori mula jadi dolomit. Walaupun demikian terdapat beberapa teori mula jadi dolomit di antaranya,
1. Cara Primer, merupakan sedimentasi langsung dari air laut yang belum dapat dibuktikan. Secara umum, dolomit berbentuk urat, terbentuk bersama-sama dalam cebakan bijih.
2. Cara Sekunder, yaitu mineral dolomit terjadi karena penggantian mineral kalsit. Beberapa mineral sekunder membentuk kristal yang tidak sempurna karena peresapan magnesium dari air laut ke dalam batu gamping, yang lebih dikenal dengan proses dolomitisasi, yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi dolomit. Dolomit sekunder dapat juga terbentuk karena proses presipitasi sebagai endapan evaporit.

Faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan dolomit sekunder, antara lain adanya tekanan air yang banyak mengandung unsur magnesium dan prosesnya berlangsung dalam waktu lama. Semakin tua umur batu gamping, semakin besar kemungkinan untuk berubah menjadi dolomit.

Dapat dikatakan bahwa dolomit yang sering kita jumpai terbentuk karena proses perubahan (diagenesis), peralihan mineral kalsit maupun aragonit.

Kegunaan Dolomit
Pemanfaatan dolomit dalam industri tidak seluas penggunaan batu gamping dan magnesit. Kadang-kadang kegunaan dolomit ini sejalan atau sama dengan penggunaan batu gamping atau magnesit untuk suatu industri tertentu. Akan tetapi, biasanya dolomit lebih disukai karena banyak terdapat di alam.

Tidak semua dolomit alam dapat digunakan secara langsung untuk industri. Hal ini disebabkan oleh adanya pengotor yang terkandung di dalamnya baik berupa batuan, mineral maupun unsur tertentu. Penyebab lainnya ialah sifat fisik yang tidak memenuhi syarat untuk industri tertentu.

Oleh sebab itu, sebelum digunakan dolomit tersebut harus di proses terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran, menaikkan mutu serta memperbaiki sifat fisik yang dikehendaki oleh industri yang memerlukannya.

Penggunaan lainnya dari dolomit, yaitu dalam industri refraktori, tungku pemanas atau tungku pencair, dan juga dalam industri pupuk sebagai bahan baku pupuk dolomit. Fungsi pupuk dolomit adalah untuk meningkatkan pH tanah, di sini unsur Mg dalam dolomit sangat berperan.

Dolomit juga dapat digunakan pada industri cat sebagai pengisi (filler), industri kaca, plastik, kertas, bahan pembuat semen, sorel, sea water magnesia, industri alkali, pembersih air, industri ban, plywood, industri obat-obatan maupun kosmetik, campuran makanan ternak, industri keramik, serta bahan penggosok (abrasive).
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Dolomit: Pengertian, Pembentukan, dan Kegunaannya"