Bentang Alam Periglasial: Pengertian dan Bentukannya

Pengertian Bentang Alam Periglasial dan Bentukannya
Bentang Alam Periglasial

Pengertian Bentang Alam Periglasial
Bentang alam periglasial adalah bentukan-bentukan lahan pada lingkungan yang hampir beku, baik secara lokasi maupun kondisi. Bentang alam periglasial mencakup bentukan-bentukan lahan bumi yang meski suhunya sangat dingin tidak didominasi oleh adanya akumulasi lapisan es/salju gletser sepanjang tahunnya. Bentukan-bentukan lahan ini cenderung berada di pinggiran zona glasial pada lintang tinggi.

Persebaran area-area dingin di bumi sangatlah tidak merata. Secara umum, persebaran area-area dingin hanya terbatas pada wilayah lintang tinggi serta dataran-dataran tinggi bumi. Pada wilayah kutub di lintang tinggi, rendahnya radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi berdampak pada rendahnya temperatur permukaan, memungkinkan akumulasi salju dan es terbentuk di wilayah ini.

Wilayah kutub, khususnya di belahan bumi utara, dikelilingi oleh sebuah sabuk periglasial di mana meskipun memiliki temperatur yang sangat rendah, lingkungannya tidak didominasi oleh tumpukan salju dan es sepanjang tahunnya.

Berbeda dengan bentang alam glasial, temperatur lingkungan periglasial dapat berfluktuasi hingga melebihi 0° pada beberapa waktu tertentu dalam setahun. Hal ini juga memungkinkan permukaan tanah bebas dari salju selama sebagian tahun.

Bentukan Bentang Alam Periglasial
Terdapat beberapa bentukan lahan yang unik terbentuk di wilayah-wilayah periglasial. Bentukan-bentukan lahan tersebut di antaranya,
1. Pingo
Sebutan pingo berasal dari bahasa inuit yang berarti bukit. Sesuai dengan sebutannya, pingo merupakan sebuah bentukan lahan berupa bukit dengan inti es. Bentukan bukit ini memiliki ketinggian antara 3 hingga 70 meter dan memiliki diameter antara 30 hingga 1000 meter.

Kebanyakan pingo berbentuk seperti kubah landai. Namun, pingo yang berukuran lebih besar cenderung memiliki bongkahan es terbuka pada bagian atasnya dan pencairan es terbuka ini dapat membentuk kawah.

2. Palsa
Palsa merupakan bentukan bukit permafrost yang tersusun dari lapisan es dan gambut. Umumnya palsa berukuran lebih kecil dari pingo. Ketinggiannya berkisar antara 1 hingga 7 meter. Palsa dapat ditemukan pada batas selatan zona discontinuous permafrost. Pembentukannya terjadi ketika berkurangnya tutupan salju pada suatu daerah memungkinkan suhu dingin menembus lebih dalam ke rawa gambut yang tidak membeku.

Pembekuan ini membekukan kandungan air pada gambut yang membentuk lapisan es awal. Ukuran lapisan tersebut kemudian bertambah seiring membekunya kandungan air gambut yang sebelumnya masih dalam bentuk cair melalui proses cryosuction.

Berbeda dengan pingo, palsa umumnya tidak memiliki inti es tunggal. Komponen es pada palsa lebih tersebar sebagai kumpulan lensa es. Pertumbuhan palsa hanya terjadi pada lapisan active layer yang merupakan lapisan siklus freeze-thaw tahunan, sedangkan pertumbuhan pingo juga dapat terjadi hingga di bawah lapisan active layer. Selain itu, palsa cenderung terbentuk secara majemuk yang sering disebut dengan palsa bog.

3. Patterned Ground (Lahan Berpola)
Bentang lahan wilayah periglasial seringkali ditandai oleh terbentuknya pola geometris alami pada permukaannya. Fitur lahan ini disebut dengan lahan berpola atau patterned ground. Pola geometris ini dapat berupa pola garis, lingkaran, atau bentuk-bentuk simetris lain yang terbentuk akibat proses-proses alami.

Secara umum, pembentukan fitur-fitur ini berhubungan dengan retakan, heaving, dan sortasi sedimen yang terjadi dalam pengaruh proses-proses termal yang terjadi di wilayah ini.

4. Ice Wedges
Ice Wedges merupakan massa es yang menembus secara vertikal hingga 10 meter ke dalam permukaan bumi. Ice wedges terbentuk sebagai hasil dari tingginya kandungan es tanah dan fluktuasi suhu yang signifikan sepanjang tahunnya.

Selama musim panas, air lelehan akan memasuki retakan tanah dan kemudian membeku saat temperatur menurun. Sifat fisis air yang volumenya membesar seiring berubah menjadi es (air memiliki volume terendah saat bersuhu 4°C) memecah material di sekitarnya dan membuat rekahan yang ada semakin dalam dan lebar.

Dalam musim dingin yang intens, kontraksi lapisan tanah menciptakan celah antara ice wedges yang berkembang dan lapisan tanah yang berada di sekitarnya, memungkinkan lebih banyak air dapat terisi pada celah. Proses pencairan dan pembekuan ini akan terus terjadi seiring waktu dan ice wedges akan terus melebar dan semakin dalam.

5. Felsenmeer/Blockfields
Blockfields atau felsenmeer adalah padang bebatuan kasar yang sering ditemukan pada lingkungan periglasial. Kenampakan lahan bebatuan ini dihasilkan dari pelapukan batuan akibat siklus freeze-thaw yang terjadi seiring pergantian musim. Batuan mengembang dan menyusut mengikuti fluktuasi suhu di atas dan di bawah titik beku.

Hal ini berkontribusi memecah batuan menjadi bongkahan-bongkahan bersudut yang lebih kecil. Dalam jangka panjang, akumulasi pecahan batuan ini membentuk hamparan bebatuan yang luas di lingkungan periglasial.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Bentang Alam Periglasial: Pengertian dan Bentukannya"