Batuan Konglomerat: Pengertian, Komposisi, Ciri, Proses Pembentukan, dan Manfaatnya

Pengertian Batuan Konglomerat
Batuan Konglomerat

Pengertian Batuan Konglomerat
Konglomerat adalah batuan sedimen klastik berbutir kasar yang terdiri dari fraksi - fraksi berukuran besar berbentuk membundar hingga klas-klas berukuran kerikil berbentuk menyudut tanggung. Konglomerat terbentuk oleh konsolidasi dan litifikasi kerikilan.

Konglomerat biasanya mengandung sedimen yang berbutir lebih halus seperti pasir, lanau, lempung atau kombinasi dari mereka, yang disebut matriks oleh ahli geologi. Matriks mengisi celah-celah antar klas dan sering disemen oleh kalsium karbonat, oksida besi, silika, atau lempung yang mengeras.

Komposisi Batuan Konglomerat
Konglomerat dapat memiliki berbagai komposisi. Sebagai batuan sedimen klastik dapat berisi fragmen dari bahan batuan atau produk pelapukan yang tercuci dan terbawa pada suatu lingkungan pengendapan.

Fragmen konglomerat tersebut dapat berupa partikel mineral seperti mineral kuarsa atau juga dapat berupa batuan sedimen, batuan metamorf, dan batuan beku. Matriks yang mengikat fragmen besar dapat berupa campuran pasir, lumpur dan semen kimia.

Ciri Batu Konglomerat
Adapun ciri-ciri batu konglomerat di antaranya,
1. Batu konglomerat berwarna abu-abu keputihan
2. Terbentuk dari beberapa kerikil-kerikil bulat
3. Tidak mengkilap dan tidak memiliki goresan
4. Permukaannya tidak rata dan patahannya tidak sempurna
5. Berat namun tidak kuat.

Proses Pembentukan Batu Konglomerat
Batuan sedimen terbentuk dari batuan yang sudah ada sebelumnya dan mengalami erosi kemudian terendapkan. Bahan penyusun, cara dan materi yang menyusun batuan sedimen berbeda-beda. Berikut tahapan terbentuknya batu konglomerat di antaranya,
1. Litifikasi (Lithification)
Proses ini adalah perubahan sedimen baru yang secara perlahan menjadi batuan sedimen. Tahapan ini berpengaruh pada jenis sedimen tersebut saat pertama kali diendapkan. Proses litifikasi pada sedimen dapat terjadi secara kimia, fisika dan biologi.

2. Kompasi (Compaction)
Tahapan kompasi adalah sebuah proses yang terjadi terus-menerus dan menyebabkan agregasi di antara butiran batuan. Proses ini mengakibatkan kepadatan karena mendorong air keluar dari pori-pori batuan dan menjadikan volume batu menyusut tetapi lebih padat.

3. Sementasi (Cementation)
Sementasi adalah proses mengendap dan melekatnya material yang terlarut, hal ini terjadi karena keluarnya air dari pori-pori batuan. Material yang merekat antara lain karbonat, silikat, oksida atau lempung. Proses ini membuat porositas sedimen menjadi lebih kecil dibandingkan material yang membentuknya.

4. Rekristalisasi (Recrystalization)
Proses rekristalisasi terjadi karena pada saat akumulasi atau penumpukan sedimen, mineral yang sifatnya tidak stabil akan mengkristal lagi. Rekristalisasi didukung oleh lingkungan yang memiliki oksigen membuat bahan organik menjadi karbondioksida. Lingkungan tanpa oksigen akan memunculkan reduksi, bagian sedimen tidak semuanya berubah.

Manfaat Batuan Konglomerat
Konglomerat adalah salah satu batuan yang tidak memiliki banyak manfaat bagi manusia. Karena batuan konglomerat bukanlah batuan yang kuat, batu konglomerat tidak dapat di pakai sebagai fondasi atau struktur penting dari sebuah bangunan.

Hanya saja, saat batu konglomerat di hancurkan, serpihan batu konglomerat bisa dipakai sebagai pendukung bangunan, tetapi tidak begitu kuat. Akan tetapi, beberapa batu konglomerat memiliki butiran berlian yang berharga.

Karena dalam pembentukan batu konglomerat, mineral dari batu yang terlapuk ikut terbawa dan terikat. Akan tetapi, hal itu sangat jarang terjadi. beberapa batu konglomerat memiliki warna. Dan terkadang bisa dijadikan sebagai hiasan rumah atau dekorasi.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Batuan Konglomerat: Pengertian, Komposisi, Ciri, Proses Pembentukan, dan Manfaatnya"