Batuan Genes: Pengertian, Proses Pembentukan, Komposisi, Ciri, Jenis, dan Kegunaannya

Pengertian Batuan Genes atau gneiss
Batuan Genes (Gneiss)

Pengertian Batuan Genes
Genes (gneiss) adalah jenis batuan metamorf yang terbentuk pada saat batuan sedimen atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi. Batu genes merupakan salah satu batuan metamorf berjenis foliated (foliasi) yang mempunyai kesan penjajaran atau garis-garis yang disebut bands dan lensa yang tersusun dari berbagai macam mineral.

Garis-garis yang ada pada batuan genes biasanya terdiri dari mineral yang mempunyai tekstur granular dan garis-garis pada batuan ini biasanya mempunyai orientasi memanjang. Pada batuan ini terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral-mineral seperti hornblende yang tidak terdapat pada batuan-batuan sedimen. Pada batuan gneis, kurang dari 50 persen dari mineral-mineral mempunyai bentuk-bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan.

Dengan proses metamorfosa lebih lanjut batuan gneiss dapat berubah menjadi magmatite dan akhirnya terkristalisasi secara total menjadi batuan granit. Meskipun batuan ini terubah secara alamiah, gneiss dapat mengekalkan bukti terjadinya proses geokimia di dalam sejarah pembentukannya, khususnya pada mineral-mineral seperti zirkon yang bertolak belakang dengan proses metamorfosa itu sendiri.

Proses Terbentuknya Batu Genes
Gneiss biasanya terbentuk oleh metamorfisme regional di batas lempeng konvergen. Batuan ini merupakan salah satu jenis batuan metamorf berkualitas tinggi dimana butiran mineral penyusunnya direkristalisasi oleh suhu dan tekanan yang tinggi.

Rekristalisasi ini meningkatkan ukuran butiran mineral yang dipisahkan menjadi "bands" sebagai indikasi transformasi yang menghasilkan batuan dan mineral yang lebih stabil dalam lingkungan pembentukannya.

Gneis dapat terbentuk dalam beberapa cara. Terbentuknya gneis yang paling umum dimulai dengan batu serpih, yang merupakan batuan sedimen. Metamorfosis regional dapat mengubah serpih (shale) menjadi batuan sabak, lalu filit (phyllite), kemudian sekis, dan akhirnya menjadi genes.

Selama transformasi ini, partikel lempung di serpih berubah menjadi mika dan tumbuh bertambah besar (growthing). Akhirnya, lembaran mika mulai mengkristal menjadi mineral bertekstur granular. Munculnya mineral bertekstur granular sebagai tanda proses transisi ke gneiss.

Panas dan tekanan yang tinggi juga dapat membuat batu granit termetamorfosa menjadi batuan dengan tekstur "banded" yang dikenal sebagai "granit genes". Perubahan pada batu granit ini biasanya lebih kepada perubahan struktural dibandingkan perubahan mineralogi.

Granit genes juga dapat terbentuk melalui metamorfosis batuan sedimen. Produk akhir dari metamorfosisnya adalah batuan banded dengan komposisi mineralogi seperti granit.

Komposisi Batu Genes
Meskipun gneiss tidak dicirikan dari komposisinya, sebagian spesimen memiliki bands butiran feldspar dan kuarsa dalam tekstur "interlocking". Band-band ini biasanya dicirikan dengan selang-seling perubahan warna mineral yang gelap dan terang dalam bentuk yang memanjang (orientasi / penjajaran mineral). Orientasi mineral gelap kadang-kadang menunjukkan tekanan dari proses metamorfosis yang dilewatinya.

Beberapa spesimen dari gneiss mengandung mineral khas karakteristik lingkungan metamorf. Mineral ini antara lain adalah biotit, kordierit, sillimanit, kyanit, staurolit, andalusit dan garnet. Batu genes kadang-kadang dinamai berdasarkan komposisi mineral-mineral ini, contohnya "garnet gneiss", "korundum gneiss", dan "biotit gneiss".

Ciri Batuan Genes
Batu genes pada sebagian spesimennya memiliki bands butiran kuarsa dan feldspar dalam tekstur yang saling mengisi (interlocking). Garis-garis ini mempunyai ciri selang-seling perbedaan dan perubahan warna gelap dan terang dalam mineral penyusunnya.

Perubahan warna mineral ini berbentuk orientasi memanjang. Orientasi dari mineral gelap tersebut kadang menunjukkan aksen dari proses metamorfosis yang terjadi. Perubahan warna pada batuan ini bervariasi tergantung pada warna mineral dominan yang ada.

Proses pelapisan dalam batuan ini dihasilkan dari pergantian warna-warna mineral yang terang dan gelap. Selain itu, proses pelapisan terbentuk oleh perbedaan ukuran butir dengan pelapisan yang tebal dan kasar ataupun tipis.

Jenis Batuan Genes
Beberapa jenis dari batu genes biasanya terdiri dari mineral khas yang mempunyai karakteristik lingkungan metamorf, seperti cordierite, biotit, sillimanite, andalusite, kyanite, garnet dan staurolite. Penamaan batu genes kadang didasarkan pada komposisi mineral-mineral tersebut, contohnya cordierite genes, biotit genes, korundum genes, dan sebagainya.

Kegunaan Batu Genes
Gneiss biasanya sulit pecah seperti kebanyakan batuan metamorf lainnya. Hal ini memungkinkan gneis dapat digunakan sebagai batu pecah pada konstruksi jalan, pondasi bangunan, dan proyek-proyek lanskap.

Beberapa jenis gneiss dapat dibuat menjadi blok dan lempengan yang digunakan pada berbagai bangunan, paving, dan pagar. Beberapa genes juga dapat dipoles dan menghasilkan batuan arsitektur seperti ubin lantai, dinding, tapak tangga, kusen jendela, countertops, dan batu nisan.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Batuan Genes: Pengertian, Proses Pembentukan, Komposisi, Ciri, Jenis, dan Kegunaannya"