Batu Obsidian: Pengertian, Ciri, Asal Pembentukan, Jenis, dan Manfaatnya

Pengertian Batu Obsidian atau batuan kaca
Batu Obsidian (Batuan Kaca)

Pengertian Batu Obsidian
Obsidian (batuan kaca) adalah kaca vulkanik alami yang berupa batuan beku ekstrusif. Obsidian terbentuk dari ekstrusi lava felsik yang mendingin dengan cepat tanpa pertumbuhan kristal. Kaca vulkanik ini dimanfaatkan sebagai alat pemotong pada zaman dahulu dan pisau bedah pada zaman modern. Obsidian juga memiliki fungsi ornamental dan sebagai batu permata.

Permukaannya halus dan mengkilap. Batu obsidian terdiri dari butiran yang sangat halus dan memiliki kandungan silikon dioksida yang tinggi.  Batuan ini tersusun atas material amorf atau biasa dikenal sebagai mineraloid.

Ciri-ciri Batu Obsidian
Ciri-ciri dan juga karakteristik dari batuan obsidian di antaranya,
1. Memiliki butiran yang halus dan juga penampakan mineral yang sejajar
Salah satu ciri dan karakteristik yang dimiliki oleh batu obsidian adalah memiliki butiran yang sangat halus. Selain itu batuan obsidian juga memiliki mineral yang sejajar antara satu dengan yang lainnya. Memiliki mineral yang sejajar ini bisa kita lihat dari pola yang ada di atasnya. Batuan lain belum tentu atau bahkan tidak memiliki mineral yang sejajar seperti yang dimiliki oleh batuan obsidian.

2. Bersifat keras dan membentuk serpihan-serpihan sudut yang tajam
Ciri dan karakteristik lain yang dimiliki oleh batu obsidian yakni memiliki sifat yang keras. Selain keras batu obsidian juga membentuk sudut-sudut yang tajam. Hal ini terjadi karena batuan obsidian mengandung silikon dioksida yang cukup banyak. Kandungan silikon dioksida inilah yang menyebabkan batuan ini menjadi keras dan membentuk serpihan tajam.

3. Memiliki kombinasi warna yang serupa
Salah satu bagian yang menarik dari batuan adalah warnanya. Berbagai jenis batuan memiliki warna yang berbeda-beda, demikian halnya dengan batuan obsidian. Batuan obsidian merupakan batuan yang memiliki warna-warna yang berkombinasi. Meskipun berkombinasi, namun warna-warna yang tersusun ini serupa.

Adapun warna-warna yang tersusun dalam batuan obsidian antara lain warna hitam pekat, merah tua, abu-abu, kuning dan juga biru. Warna-warna tersebut menyusun batuan obsidian. Selain warna yang telah disebutkan di atas, masih dan warna-warna lain yang menyusun batuan obsidian, warna-warna tersebut antara lain hitam kecokelatan atau kemerahan atau bercampur dengan ornamen-ornamen lainnya seperti berbuih ataupun bintik-bintik putih.

4. Memiliki tanda berupa retakan
Salah satu ciri yang paling umum yang ada di batu obsidian adalah batuan ini memiliki tanda berupa retakan. Pada umumnya batuan obsidian memiliki tanda yang menyerupai retakan bergelombang. Retakan-retakan bergelombang ini biasanya ada di permukaan batuan.

Retakan-retakan bergelombang ini memiliki warna yang cerah dan juga mengkilap. Warna yang cerah dan juga mengkilap ini menyerupai vitreous luster ataupun kaca. Retakan-retakan ini adalah sesuatu yang tidak ada di batuan-batuan lain.

Asal Pembentukan Batu Obsidian
Obsidian merupakan salah satu contoh batuan beku yang membeku di atas permukaan bumi (batuan beku luar). Akan tetapi, batuan ini sebenarnya dapat terbentuk pada berbagai tempat/lokasi di mana terjadi pendinginan magma di antaranya,
1. Sepanjang tepi aliran lava (ekstrusif)
2. Sepanjang tepi kubah vulkanik / "volcanic dome" (ekstrusif)
3. Di sekitar tepi sill atau dike (intrusif)
4. Di sekitar kontak antara lava dengan air (ekstrusif)
5. Pendinginan lava ketika berhubungan sementara dengan udara (ekstrusif)

Sebagai gelas vulkanik, secara kimiawi obsidian bersifat stabil. Seiring berjalannya waktu, beberapa obsidian mulai mengkristal. Akan tetapi, proses ini tidak terjadi secara seragam (keseluruhan) di seluruh permukaan batu obsidian. Pengkristalan akan terjadi pada kondisi lingkungan pendinginan bertahap sehingga pada akhirnya akan merubah seluruh strukturnya.

Jenis Batu Obsidian
Jenis-jenis dari batuan obsidian ini pada dasarnya dibedakan atas warna-warnanya di antaranya,
1. Batu obsidian hitam, batuan obsidian hitam merupakan jenis yang paling umum ditemukan.
2. Batu obsidian coklat
3. Batu obsidian hijau
4. Batu obsidian merah

Kebanyakan dari batuan obsidian juga memiliki  beberapa warna yang berkombinasi. Perbedaan warna pada batu obsidian ini diduga terjadi karena disebabkan oleh elemen-elemen pengotor atau inklusi. Karena perbedaan elemen pengotor itulah maka menghasilkan warna-warna yang bervariasi.

Manfaat Batu Obsidian
1. Sebagai Alat Pemotong
Obsidian ditemukan di banyak lokasi di seluruh dunia karena batuan ini banyak berhubungan dengan vulkanisme. Deposit signifikan dari obsidian dapat ditemukan di Argentina, Kanada, Chili, Ekuador, Yunani, Guatemala, Hungaria, Islandia, Indonesia, Italia, Jepang, Kenya, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Rusia, Amerika Serikat, dan banyak lokasi lainnya.

Pecahan konkoidal dari obsidian menyebabkan batuan tersebut dapat pecah menjadi potongan-potongan dengan permukaan melengkung. Rekahan dapat menghasilkan pecahan batuan sangat tajam. Pecahan tajam tersebut telah menghasilkan penggunaan pertama obsidian oleh orang-orang pada zaman dahulu sebagai alat pemotong.

Dahulu, orang menemukan cara untuk memecahkan obsidian sehingga menghasilkan alat pemotong dalam berbagai bentuk maupun ukuran. Batu obsidian banyak dimanfaatkan untuk membuat pisau, panah, mata tombak, pencakar, serta senjata tajam maupun peralatan lainnya.

Setelah penemuan tersebut, batu obsidian kemudian banyak dipakai untuk memproduksi hampir semua jenis benda tajam. Berdasarkan ciri-ciri fisiknya, batuan ini sangat mudah dikenali, sehingga orang berlomba-lomba untuk menambang batuan ini.

Meskipun batuan ini digunakan sebagai alat pemotong pada zaman kuno, obsidian terus memainkan peran penting dalam zaman modern seperti saat ini. Obsidian dapat digunakan untuk menghasilkan ujung tombak yang lebih tipis dan lebih tajam dari baja.

Saat ini, pisau tipis obsidian juga digunakan untuk beberapa operasi pembedahan dalam dunia kedokteran. Dalam sebuah penelitian, terungkap bahwa kinerja pisau obsidian cenderung sama atau bahkan lebih unggul dibandingkan alat bedah baja.

2. Sebagai Perhiasan
Obsidian merupakan salah satu "gamestone" populer. Batuan ini sering dipotong kecil-kecil untuk dibuat manik-manik, anting-anting, atau digunakan untuk memproduksi batu tumbled. Obsidian dapat dipoles menjadi manik-manik yang sangat reflektif dan beberapa spesimen obsidian transparan juga dapat menghasilkan batu mulia yang indah.

Pemanfaatan obsidian sebagai batu perhiasan terbatasi karena sifat kekerasan batuan ini. Obsidian memiliki Skala Kekerasan Mohs sekitar 5,5 membuatnya mudah untuk digores. Kekerasan demikian juga memiliki sifat mudah patah atau retak. Akibatnya, batu obsidian tidak cocok untuk dibuat cincin ataupun gelang. Obsidian hanya optimal jika dipotong atau dibentuk lebih kecil seperti menjadi anting-anting, bros, ataupun liontin.

Obsidian juga digunakan dalam membuat "doublet opal" maupun "opal triplets". Doublets ataupun triplets merupakan irisan tipis obsidian yang jika digabungkan dalam satu specimen batuan, akan menghasilkan variasi warna sangat indah. Misalnya, Obsidian hitam memberikan warna yang selaras apabila digabungkan dengan obsidian berwarna kontras (merah, biru, oranye) sehingga akan terbentuk sebuah specimen (opal) berwarna-warni seperti api.

Obsidian memiliki kilau yang sangat tinggi. Dahulu orang menyadari bahwa mereka bisa melihat refleksi objek pada obsidian sehingga batuan tersebut dapat digunakan sebagai cermin. Selain itu, kekerasan obsidian yang 5,5 skala mohs membuatnya relatif mudah untuk bentuk, sehingga seniman pada jaman dahulu menggunakannya untuk membuat sebuah topeng ataupun patung-patung kecil.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Batu Obsidian: Pengertian, Ciri, Asal Pembentukan, Jenis, dan Manfaatnya"