Teori Terbentuknya Alam Semesta

Teori Terbentuknya Alam Semesta
Teori Terbentuknya Alam Semesta

Banyak perdebatan dan gagasan mengenai asal mula terbentuknya alam semesta, di antaranya gagasan yang diungkapkan pada abad ke-20 adalah gagasan ledakan dahsyat dari para ilmuwan yang memiliki latar belakang materialistis. Mereka tidak setuju dengan adanya Sang Pencipta dan masih yakin bahwa alam semesta itu terdiri dari sekumpulan zat yang konstan, stabil, dan tidak berubah.

Kebalikan dari gagasan para ilmuwan materialistis, ilmuwan lain menyatakan bahwa alam semesta mempunyai suatu awal atau bukan dari sesuatu yang tidak ada. Dengan kata lain, yakin bahwa alam semesta itu ada karena diciptakan dan melalui proses penciptaan. Karena keyakinan itu maka secara tidak langsung percaya akan adanya Sang Pencipta.

Meluasnya Alam Semesta
Berawal dari Penemuan Edwin Hubble yang diungkapkan pada tahun 1929 ketika ia sedang melihat ujung spektrum dari cahaya bintang-bintang berubah menjadi merah dengan teleskop raksasa. Karena perubahan warna pada ujung bintang-bintang maka ia yakin bahwa bintang-bintang itu menjauh dari bumi.

Jauh sebelum penemuan bintang-bintang menjauh dari bumi, Hubble sudah menemukan penemuan lain yaitu galaksi dan bintang saling menjauh bukan hanya dari bumi saja. Dari penemuan galaksi dan bintang yang saling menjauh dan bintang-bintang bergerak menjauh dari bumi dapat disimpulkan bahwa secara tetap alam semesta bertambah luas.

Perumpamaan yang sesuai agar penemuan ini lebih mudah untuk dipahami adalah alam semesta diibaratkan seperti permukaan balon yang meledak. Kemudian, setiap bagian yang ada di permukaan balon saling berpisah yang diakibatkan karena terjadinya penggelembungan. Perumpamaan ini berlaku untuk alam semesta yang semakin luas sehingga semua objek di ruang angkasa saling terpisah.

Bertambah atau berkembangnya luas alam semesta membuktikan bahwa dalam hal waktu, alam semesta dapat bergerak mundur. Karena terbuktinya alam semesta bisa bergerak mundur maka dapat diartikan juga bahwa alam semesta berasal dari “titik tunggal”.

Dari perhitungan yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa “titik tunggal” merupakan semua zat atau materi yang ada di alam semesta dan memiliki volume nol dan kerapatan yang tidak terbatas. Ledakan dahsyat terjadi karena adanya ledakan yang berasal dari ledakan “titik tunggal” dengan volume nol. Hasil dari ledakan inilah yang menyebabkan alam semesta terbentuk.

Satuan teoretis yang dipakai untuk tujuan pemaparan adalah volume nol. Dalam ilmu pengetahuan ada yang namanya konsep ketiadaan. Konsep ketiadaan merupakan konsep yang hanya menyatakan suatu titik yang bervolume nol. Karena adanya konsep ini maka dapat dikatakan bahwa alam semesta lahir dari konsep ketiadaan. Secara singkat alam semesta itu diciptakan.

Meluasnya alam semesta menjadi bukti bahwa alam semesta itu diciptakan dari konsep ketiadaan. Namun, baru pada abad ke-20 alam ada teori ilmu pengetahuan yang menyatakan bahwa alam semesta itu berkembang atau bertambah luas.

Berikut berbagai macam teori pembentukan alam semesta di antaranya,
1. Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory)
Teori ini dikemukakan oleh seorang Astronom asal Amerika Serikat yaitu Edwin Hubble. Menurut Edwin, awalnya bintang-bintang berkumpul dalam satu titik massa yang dikenal dengan volume nol yang kemudian meledak dan mengembang.

Hal ini berakibat pada pergeseran semua galaksi dan bintang-bintang mengalami pergeseran cahaya dan mendekati spektrum merah. Menurut teori ini, ledakan besar yang terjadi menyebabkan bintang-bintang menjauh dari bumi dan perlahan saling menjauh satu sama lain.

2. Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)
Pada 1948, Tiga orang ahli autofisika yaitu Fred Hoyle, Thomas Gold, dan Hermann Bondi mengemukakan teori yang menolak teori Big Bang dari Edwin Hubble. Menurut teori keadaan tetap, alam semesta enggak berawal dan enggak berakhir atau akan tetap ada sepanjang masa.

Teori ini menganggap bahwa alam semesta bersifat tetap dan statis dan berkembang karena bermunculan materi-materi baru. Materi-materi tersebut akan muncul dalam jumlah yang sesuai supaya alam semesta tetap dalam keadaan stabil.

Dengan begitu akan terbentuk galaksi-galaksi baru dan alam enggak mengalami perubahan karenanya. Teori ini awalnya sangat terkenal pada awal abad ke-20 namun, beberapa ahli kosmolog dan ilmuwan lainnya menolak teori ini.

Hal ini berkaitan dengan kebenaran teori big bang dan alam semesta yang memiliki batasan usia. Selain itu, terdapat juga radiasi gelombang mikro kosmis yang sudah diperkirakan oleh teori Big Bang.

3. Teori Mengembang dan memampat (The Oscillating Theory)
Teori ini dikembangkan oleh Fred Hoyle, yang berpendapat bahwa galaksi-galaksi baru akan selalu muncul dan terbentuk menggantikan galaksi-galaksi yang sudah enggak ada.

Teori ini berpendapat bahwa ada suatu siklus yang terjadi di alam semesta dan tiap satu siklusnya akan mengalami massa ekspansi (mengembang) dan satu massa kontraksi (memampat). Tiap satu siklusnya membutuhkan waktu 30 miliar tahun.

Cara kerja teori ini adalah terjadi proses ekspansi yang menyebabkan galaksi-galaksi dan bintang-bintang terbentuk. Ekspansi terjadi akibat adanya reaksi inti hidrogen yang akhirnya akan membangun unsur lain yang lebih kompleks.

Setelah mengalami fase ekspansi, galaksi-galaksi dan bintang-bintang akan memampat bersamaan dengan keluarnya cahaya panas tingkat tinggi.

4. Teori Alam Semesta Kuantum
Pada 1966, teori alam semesta kuantum diciptakan oleh William Lane Craig yang menyatakan bahwa alam semesta sudah ada sejak awal dan akan ada terus sepanjang masa. Semesta enggak memiliki ruang hampa dan hanya ada partikel-partikel subatomik.

5. Teori Berayun
Teori ini merupakan lanjutan dari teori dentuman atau ledakan besar. Para ahli mengungkap bahwa gerak galaksi dan bintang akan saling menjauh. Setelah itu galaksi akan menunjukkan gerakan yang makin melambat dan berhenti hingga mengkerut akibat dari adanya gaya gravitasi.

Setelah mengkerut maka materi-materi itu akan memadat lalu meledak. Semua proses itu enggak merusak materi yang terjadi, melainkan merubah tatanannya. Proses melambatnya memunculkan sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa alam semesta enggak bertepi dan enggak terbatas.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Teori Terbentuknya Alam Semesta"