Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow: Pengertian, Konsep, dan Pembagiannya

Pengertian Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow
Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow

Pengertian Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow
Teori kebutuhan Abraham Maslow adalah teori tentang hierarki kebutuhan dasar manusia. Dalam perkembangannya, teori Maslow ini menjadi dasar dari perkembangan keilmuan lain yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Maslow membagi hierarki kebutuhan menjadi suatu tingkatan tertentu berdasarkan memprioritaskan kebutuhan manusia dari yang paling dasar.

Adanya kebutuhan-kebutuhan tersebut membuat setiap individu memiliki motivasi untuk memenuhinya. Secara garis besar Abraham Maslow beranggapan bahwa kebutuhan menjadi alasan terbentuknya motivasi pada diri seorang individu untuk melakukan semua kegiatan yang sekiranya dapat menopang individu tersebut dalam usaha memenuhi kebutuhan mereka.

Abraham Maslow membagi kebutuhan tersebut dibagi dalam lima tingkatan dengan urutannya masing-masing. Adanya tingkatan kebutuhan tersebut mengharuskan individu memenuhi kebutuhan mereka mulai dari tingkatan terdasar untuk kemudian kebutuhan tingkat berikutnya.

Konsep Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow
Konsep dari Teori Hierarki Kebutuhan Maslow ini berawal dari pengamatan terhadap perilaku monyet. Dari pengamatan tersebut, Abraham Maslow mendapatkan sebuah kesimpulan berupa ada beberapa kebutuhan yang akan lebih diutamakan dicapai oleh seorang individu daripada kebutuhan lainnya. Misalnya, individu mungkin akan lebih lama bertahan hidup jika mereka dapat memenuhi asupan cairan mereka dibandingkan memenuhi kebutuhan makan mereka.

Dari contoh ini dapat diambil kesimpulan bahwa air adalah hal yang sangat penting untuk menopang kehidupan manusia. Hal inilah yang dijadikan permisalan oleh Abraham Maslow dalam menyusun teori hierarki kebutuhannya. Tambahan dari kesimpulannya, bahwa kebutuhan tingkat selanjutnya dapat diraih apabila seorang individu berhasil memenuhi kebutuhan tingkat sebelumnya.

Dalam mencapai tingkatan kebutuhan selanjutnya, seseorang dapat menggunakan kuasa motivasi untuk mendorong mereka dalam mencapai tingkat kebutuhan di tingkat selanjutnya. Ada dua jenis kuasa motivasi yang dapat digunakan oleh seorang individu dalam memenuhi kebutuhan mereka, yaitu menggunakan deficiency growth atau dapat diartikan sebagai motivasi kekurangan dan motivation growth atau dapat diartikan sebagai motivasi perkembangan.

Motivasi kekurangan diartikan sebagai usaha yang dilakukan individu dalam proses pemenuhan kekurangan mereka. Sementara, motivasi perkembangan dapat diartikan sebagai motivasi yang secara alami muncul dari dalam diri individu tersebut dan berguna untuk membuat seorang individu menjadi lebih semangat dalam meraih keinginan dan tujuan mereka.

Pembagian Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow
Hierarki kebutuhan Maslow ini dibentuk dalam bentuk segitiga dengan bagian dasarnya memiliki cakupan aspek yang lebih luas dibanding bagian kerucutnya.
1. Kebutuhan Dasar (Fisiologi)
Kebutuhan tingkat dasar yang pertama ini memiliki hubungan dengan kebutuhan tubuh setiap individu baik kebutuhan biologis maupun fisik. Kebutuhan yang sangat mendasar ini haruslah terlebih dahulu terpenuhi agar manusia dapat bertahan hidup dan melangkah ke tingkat kebutuhan selanjutnya. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan manusia akan oksigen, air, makanan, suhu tubuh yang normal, tidur, homeostasis, kebutuhan seksual, dan lain semacamnya.

Seorang individu tidak mungkin dapat memenuhi tingkat kebutuhan selanjutnya apabila mereka belum memenuhi kebutuhan fisiologi dasar ini. Perlu diingat apabila salah satu saja dari bagian kebutuhan fisiologi ini tidak dapat terpenuhi, maka secara otomatis akan mengganggu tercapainya pemenuhan kebutuhan di tingkat selanjutnya.

2. Kebutuhan Akan Rasa Aman
Kebutuhan tingkat dasar yang kedua adalah kebutuhan untuk senantiasa merasa aman. Seorang individu dapat melangkah ke tingkat kebutuhan selanjutnya apabila sudah berhasil memenuhi kebutuhan pada tingkat pertama. Abraham Maslow menjelaskan bahwa kebutuhan akan rasa aman ini meliputi rasa aman secara fisik maupun emosional.

Perlu diketahui, kadar kebutuhan pada tingkat ini lebih banyak untuk usia rentang anak-anak. Hal itu dikarenakan anak-anak masih memiliki tingkat kewaspadaan yang masih rendah, sehingga pendampingan orang yang lebih tua sangat diperlukan.

Untuk kebutuhan akan rasa aman dapat dicontohkan dengan contoh seperti kebutuhan akan rasa aman dari bahaya yang akan mengancam, kebutuhan perlindungan dari tindak kriminalitas, kebutuhan rasa aman dari ancaman penyakit, kebutuhan rasa aman dari bahaya bencana alam, dan lain sebagainya.

3. Kebutuhan Sosial (Rasa Cinta, Kasih Sayang, serta Hak Kepemilikan)
Kebutuhan tingkat ketiga adalah kebutuhan mengenai aspek sosial yang ada di masyarakat, seperti kebutuhan untuk merasakan cinta, kasih sayang, dan memiliki hak kepemilikan terhadap suatu hal. Dalam tingkat ini, Abraham Maslow memberikan pendapatnya mengenai alasan mengapa seorang individu mencari cinta. Abraham Maslow menjelaskan latar belakang dari aspek tersebut karena didasari oleh kesepian, kesendirian, depresi, stress, serta kecemasan berlebihan.

Rasa Cinta pada yang dimiliki oleh seorang individu sendiri memiliki dua jenis, yaitu D-Love atau Deficiency dan B-Love atau Being. Seseorang yang merasakan cinta dikarenakan kekurangan, maka akan termasuk kedalam jenis D-Love. D-Love sendiri sering digambarkan sebagai rasa cinta yang menjadikan diri sendiri sebagai titik fokusnya. Sedangkan untuk B-Love merupakan bentuk penilaian seorang individu tanpa adanya niat untuk memanfaatkan orang yang dicintai.

Cinta itu berwujud seperti cinta yang tidak ada keinginan untuk memiliki, hanya mendukung orang tersebut untuk menjadi lebih baik, dan cinta yang dapat memberikan dampak positif untuk kedua belah pihak, biasanya dapat dicontohkan ketika seorang individu menjalin hubungan pertemanan dengan individu atau kelompok lainnya.

Selain itu, kebutuhan pada tingkat ketiga ini juga meliputi kebutuhan untuk dapat menjalin pertemanan dengan individu lain, membentuk keluarga, bersosialisasi dengan suatu kelompok, beradaptasi dengan lingkungan sekitar, serta berada dalam lingkungan masyarakat. Seperti kebutuhan-kebutuhan sebelumnya, kebutuhan tingkat ketiga ini dapat diraih apabila seorang individu berhasil memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka pada tingkat sebelumnya.

4. Kebutuhan Mendapatkan Penghargaan
Kebutuhan tingkat selanjutnya, yaitu tingkat keempat adalah kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan. Penghargaan yang dimaksud dalam tingkat kebutuhan ini tidaklah selalu penghargaan berupa piala atau hadiah. Maksud dari kata penghargaan disini adalah harga diri.

Setiap individu berhak mendapatkan harga diri mereka. Harga diri dapat berasal dari diri sendiri maupun orang lain. Ketika kebutuhan pada tingkat ini dapat terpenuhi, maka secara otomatis akan memunculkan kebutuhan untuk merasakan penghormatan, rasa menjadi kepercayaan orang lain, dan menstabilkan diri sendiri.

Dari hal itu, dapat kita simpulkan kebutuhan ini adalah tentang pangkat, gelar, serta profesi. Setelah seorang individu berhasil memenuhinya maka secara otomatis rasa percaya diri individu tersebut akan melejit dengan pesat. Tingkat percaya diri yang tinggi tentu akan mempengaruhi peran sosial dari individu tersebut.

Sebaliknya jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, akan membawa dampak yang serius seperti rasa depresi, kecemasan, stress, tiadanya rasa percaya diri, minder, merasa tidak berguna, dan lain sebagainya.

5. Kebutuhan untuk Mengaktualisasikan Diri
Kebutuhan tingkat tertinggi, yaitu kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Kebutuhan ini dapat tercapai apabila seorang individu berhasil memenuhi keempat kebutuhan sebelumnya. Aktualisasi diri dapat diartikan sebagai wujud sesungguhnya untuk mencerminkan harapan serta keinginan seorang individu terhadap dirinya sendiri.

Dalam penggambaran aktualisasi diri yang diberikan oleh Abraham Maslow, aktualisasi diri ini berperan sebagai kebutuhan seorang individu untuk memutuskan keinginan mereka. Seperti jika seorang individu adalah seorang musisi maka seharusnya ia pergi untuk bermusik, jika ia adalah penari maka ia harus menggerakkan tubuhnya, jika ia adalah seorang pendidik maka ia harus mencari seseorang dididik, dan masih banyak lagi.

Untuk mengaktualisasikan diri bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan. Karena dalam memenuhi kebutuhan ini, seorang individu haruslah mendapatkan dukungan yang cukup dari berbagai pihak. Dampak yang terjadi apabila kebutuhan pada tingkat akhir ini tidak terpenuhi adalah timbulnya perasaan tidak nyaman, kegelisahan, tegang, minder, dan lain sebagainya.
 

Dari berbagai sumber

Download 

Lihat Juga 

Abraham Maslow. Biografi 

Baca Juga
1. Abraham Maslow. Teori Aktualisasi Diri Humanistik
2. Abraham Maslow. Hierarki Kebutuhan
3. Abraham Maslow. Pengalaman Puncak

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow: Pengertian, Konsep, dan Pembagiannya"