Revolusi Filipina: Pengertian, Latar Belakang, Sejarah, dan Kemerdekaan Filipina
Revolusi Filipina |
Pengertian Revolusi Filipina
Revolusi Filipina (1880-1946) adalah konflik militer antara rakyat Filipina melawan pemerintah kolonial Spanyol. Dikuasai oleh Kerajaan Spanyol sejak tahun 1521, penjajahan Spanyol di Filipina berlangsung selama kurang lebih 377 tahun dan merupakan era kristenisasi bangsa Filipina.
Pada masa penjajahan Spanyol ini, mereka berusaha mengajarkan dan membudayakan masyarakat Filipina seperti kalangan masyarakat Eropa pada umumnya. Hampir semua pulau di Filipina kecuali Mindanao dikristenkan, sebab pulau Mindanao dan daerah kepulauan bagian selatan Filipina sangat menentang keras penjajahan Spanyol.
Revolusi ini dimulai pada Agustus 1896 setelah ditemukannya keberadaan organisasi rahasia anti-kolonial Katipunan oleh pemerintah Spanyol. Katipunan, dipimpin oleh Andrés Bonifacio, merupakan gerakan yang menyebar di seluruh Filipina demi kemerdekaan dari Spanyol melalui konflik bersenjata.
Latar Belakang Revolusi Filipina
Munculnya gerakan Filipina dilatarbelakangi oleh sistem pemerintahan kolonial yang mempunyai 2 model kekuasaan. Pertama, pemerintahan sipil dipimpin oleh Gubernur Jenderal dan bertanggung jawab langsung kepada Raja Spanyol. Model kedua, pemerintahan agama yang dipimpin oleh Uskup dan langsung bertanggung jawab kepada Uskup di Roma.
Selain itu, terdapat beberapa penyebab lainnya yang memicu munculnya kebangkitan gerakan Filipina melawan Spanyol di antaranya,
1. Adanya pengaruh paham-paham baru seperti paham demokrasi dan liberalisme.
2. Lahirnya golongan terpelajar atau kaum intelektual. Dengan pendidikan yang maju menimbulkan golongan terpelajar yang ingin merasakan kemerdekaan.
3. Penguasa gereja yang mengekang kehidupan rakyat Filipina, sehingga rakyat yang sebagian petani menjadi menderita
4. Imperialisme Spanyol yang kejam, bertindak kolot dan tidak bebasnya dalam mengeluarkan pendapat.
5. Pengaruh revolusi di Amerika Latin yang menentang imperialisme Spanyol membuat bangsa Filipina yakin bahwa mereka sanggup untuk mengalahkan Spanyol.
Sejarah Revolusi Filipina
Dalam upaya melawan penjajahan Spanyol terdapat dua gerakan nasionalisme Filipina di antaranya,
1. Companerismo, artinya persahabatan, merupakan gerakan nasional yang pertama di Filipina yang lahir pada tahun 1880, tujuannya adalah mengusahakan pendidikan yang patriotis.
2. Liga Filipina, didirikan oleh Jose Rizal pada tahun 1892, tujuannya mempersatukan Filipina untuk menentang penjajah Spanyol. Ia merupakan pelopor kemerdekaan dan perlawanan nasional Filipina.
Dalam memperjuangkan kemerdekaan di Filipina, sosok Jose Rizal ini paling menonjol. Ia adalah seorang dokter dan sastrawan yang memperjuangkan kemerdekaan dengan tulisannya dalam bentuk buku dengan judul “Noll metangere” artinya jangan menyinggung saya, yang berisi kritikan pedas pada penguasa gereja dan pemerintah kolonial.
Jose Rizal ditangkap dan diasingkan. Para pemimpin gerakan kemerdekaan menganggap bahwa dengan jalan damai sulit untuk memperoleh kemerdekaan. Untuk itu mereka melaksanakan jalan pemberontakan bersenjata. Pada tahun 1893 Andres Banifacio mendirikan Katipunan, yaitu gerakan nasionalis untuk melawan penjajah Spanyol.
Pergerakan kebangsaan di Filipina meletus dalam bentuk pemberontakan katipunan terhadap kekuasaan Spanyol sejak tahun 1896 yang dipimpin oleh Jose Rizal, namun pemberontakan itu gagal. Andres Banifacio kemudian memimpin gerakan rahasia, yaitu Liga Filipina. Mengakibatkan Jose Rizal ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tanggal 30 Desember 1896.
Kematian Jose Rizal menimbulkan kemarahan rakyat Filipina untuk mengusir Spanyol. Ini terbukti sejak tahun 1896 pemberontakan rakyat Katipunan melawan penjajah Spanyol, dilanjutkan oleh Emilio Aguinaldo yang terus berkobar.
Pemberontakan semakin besar, akhirnya Spanyol mengadakan perjanjian Filipina, yaitu Perjanjian Biacna Bato (1897), dengan Aguinaldo, yang berisi: Spanyol berjanji akan mengadakan perbaikan pemerintahan dalam 3 tahun. Tetapi Aguinaldo dan kawan-kawan harus meninggalkan Filipina (yaitu ke Hongkong), ternyata setelah ia meninggalkan Filipina maka perjuangan melawan penjajah berhenti.
Saat perebutan daerah koloni di sekitar Laut Karibia antara Amerika dan Spanyol tahun 1898. Spanyol memusatkan perhatian terhadap perang itu. Melihat keadaan ini Emilio Aguinaldo kembali ke Filipina. Emilio Aguinaldo kembali untuk memproklamasikan Filipina sebagai negara yang merdeka pada tanggal 12 Juni 1898.
Bersama Amerika ia melawan Spanyol. kemudian ia menggempur tentara kolonial Spanyol. Spanyol mundur maka Filipina jatuh. Tinggal manila yang belum jatuh. Pada tanggal 13 Agustus 1898 Manila jatuh. Kemudian sementara itu, Amerika memperoleh kemenangan atas Spanyol dalam perang di Laut Karibia.
Dalam perjanjian perdamaian Paris tanggal 10 Desember 1898 Spanyol menyerahkan Filipina kepada Amerika, dengan menerima uang sebanyak $20.000.000,00. Filipina lepas dari penjajah Spanyol, tetapi jatuh lagi ke tangan Amerika. Amerika tidak mengakui kemerdekaan Filipina yang telah diproklamasikan pada tanggal 12 Juni 1898, bahkan sebaiknya, dijadikan sebagai daerah jajahan Amerika sejak tahun 1898.
Perjuangan melawan Amerika dimulai. Dua tahun lamanya ia melawan Amerika, namun belum berhasil. Pada tahun 1901 Amerika dengan tipu muslihatnya berhasil menangkap Emilio Aguinaldo. Tetapi gerilyawan-gerilyawan lainya meneruskan perjuangan sampai tahun 1902.
Pada tahun 1919 delegasi Filipina di bawah Manuel Quezon pergi ke Amerika untuk menuntut kemerdekaan penuh atas Filipina. Amerika menjawab dengan mengirimkan The Wood Forbes Mission tahun 1922, yang isinya menyatakan bahwa Filipina belum mampu untuk merdeka. Bangsa Filipina menolak ucapan Wood Forbes.
Tahun 1942, Amerika mengalami kekalahan di Pasifik yang mengakibatkan Filipina dikuasai oleh Jepang. 2 Januari 1942 Manila, ibu kota Filipina, jatuh ke tangan Jepang. Jendral Deuglas Mac Arthur meninggalkan Filipina untuk menyusun pasukan sekutu di Australia. Pada tanggal 6 Mei 1942 seluruh Filipina jatuh ke tangan Jepang.
Sejak itu Jepang menggunakan bangsa Filipina sebagai teman di bawah Presiden Laurel untuk menghadapi sekutu. Tetapi dengan mendaratnya Sekutu di Filipina, dan kemudian kalahnya Jepang terhadap Sekutu maka Republik Filipina mengakibatkan Jepang lenyap kembali (22 Oktober 1945).
Jepang mengalami kekalahan dari sekutu, berarti kekuasaan Amerika masuk kembali di Filipina. Setelah Perang Dunia II selesai, Amerika Serikat menepati janjinya untuk memberi kemerdekaan kepada Filipina.
Kemerdekaan Filipina
Pada tanggal 4 Juli 1946, Amerika menepati janjinya memberi kemerdekaan Filipina dengan Manuel Quezon sebagai Presiden yang pertama. Tetapi, di awal kemerdekaan Filipina hanya diberikan kemerdekaan dalam bidang sosial politik sebagai wujud pengaruh Amerika, sedangkan bidang ekonomi masih dikuasai Amerika.
Begitu juga dengan masalah militer, Amerika masih menempatkan pasukannya di Pangkalan Militer (Clark dan Subic) yang dianggap sebagai jaminan keamanan di lautan Pasifik setelah usainya perang dunia II.
Dari berbagai sumber
Post a Comment