Kala Pleistosen: Pengertian, Ciri, dan Periodenya

Table of Contents

Pengertian Kala Pleistosen
Kala Pleistosen

Pengertian Kala Pleistosen

Kala Pleistosen (diluvium) adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 2.588.000 hingga 11.500 tahun yang lalu. Pleistosen berasal dari bahasa Yunani plestos (paling) dan kainos (baru). Akhir Pleistosen berhubungan dengan akhir Zaman Paleolitikum yang dikenal dalam arkeologi.

Pleistosen dibagi menjadi Pleistosen Awal, Pleistosen Tengah, dan Pleistosen Akhir, dan beberapa tahap fauna. Pada kala plestosen bumi mengalami beberapa zaman es. Kala ini menyaksikan kelahiran homo sapiens yang pertama dan kepunahan berbagai jenis yang menjadi pendahulunya, seperti pithecanthropus erectus.

Dari masa ini juga dikenal hewan-hewan seperti megaloceros (rusa besar), coelodonta antiquitatis (badak berbulu wol), mammuthus primigenius (mamut), ursus spelaeus (beruang yang hidup dalam gua), smileodon (semacam kucing besar), rusa kutub, bison, dan lain-lain.

Pada kala pleistosen ini diperkirakan terjadi migrasi manusia purba dari Asia ke Indonesia. Hal ini didasarkan adanya kemiripan temuan fosil manusia purba Sinanthropus Peninesis di Beijing, Tiongkok dengan Pithecanthropus Erectus di Trinil, Ngawi (Jawa Timur).

Selain itu, ada kemiripan ciri antara alat-alat kebudayaan Pacitan dan perkakas praaksara yang ditemukan di Tiongkok, Myanmar, dan Malaysia. Di mana, Homo Wajakensis yang merupakan nenek moyang bangsa Australoid hidup pada kala pleistosen tengah dan atas diperkirakan menyebar dari bagian selatan Asia

Ciri Kala Pleistosen

1. Terjadi proses glasiasi, yaitu meluasnya permukaan es sehingga laut mengalami pendangkalan dan terbentuk daratan baru. Keadaan tersebut mendorong migrasi hewan dan manusia.
2. Terjadi proses interglasiasi, yaitu pencairan kembali es sehingga permukaan air laut meningkat dan daerah tropis menjadi lembap. Keadaan tersebut membuat hewan tertentu terisolasi dan mengalami pengerdilan.
3. Terjadi aktivitas endogen (tenaga yang berasal dari dalam perut bumi dan bersifat membentuk permukaan bumi, contohnya tektonisme dan vulkanisme).
4. Terjadi aktivitas eksogen (tenaga yang berasal dari luar permukaan bumi dan bersifat mengubah atau merusak, contohnya pelapukan, erosi dan sedimentasi).
5. Terjadi aktivitas vulkanik yang meningkat, yaitu peristiwa berkaitan dengan proses keluarnya magma dalam bumi menuju permukaan bumi.

Periode Kala Pleistosen

Zaman Pleistosen dapat dibagi menjadi tiga periode di antaranya,
Pleistosen Bawah (Awal)
Pleistosen Awal atau Bawah juga dikenal sebagai Lapisan Jetis berusia 1,8 hingga 0,8 juta tahun. Manusia purba di Indonesia yang diperkirakan hidup pada kalam pleistosen bawah adalah Pithecanthropus mojokertensis dan Meganthropus paleojavanicus.

Dari Pleistosen Bawah, tidak ditemukan alat-alat budaya manusia sehingga bentuk kebudayaannya juga belum dapat ditentukan. Manusia dari periode ini diduga hidup bersama dengan fauna Jetis, seperti monyet, gajah, hewan berkuku, hewan pemakan daging, hewan bersisik, dan hewan pengerat.

Sementara di Afrika ditemukan Australopithecus bersama alat-alat batu berbentuk sederhana seperti kapak penetak dan alat serpih.

Pleistosen Tengah
Pleistosen Tengah juga dikenal sebagai Lapisan Trinil berusia 800.000 hingga 120.000 tahun lalu. Periode ini disebut masa peralihan dari Lapisan Jetis ke Lapisan Ngandong. Manusia yang hidup pada zaman ini adalah Pithecathropus erectus dan Pithecanthropus soloensis.

Pithecanthropus soloensis ini masih terus hidup hingga Pleistosen Atas bersama Homo sapiens. Manusia yang hidup pada periode ini diketahui hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan. Bukti-bukti hasil kebudayaan yang ditemukan lebih banyak dari periode sebelumnya, di antaranya berupa alat-alat batu jenis serpih, kapak perimbas, serta beberapa alat dari tulang dan tanduk.

Pleistosen Atas (Akhir)
Pleistosen Akhir atau Atas juga dikenal sebagai Lapisan Ngandong, berusia 120.000 hingga 11.800 tahun lalu. Manusia yang hidup pada zaman ini adalah Homo soloensis dan Homo Wajakensis. Kegiatan manusianya masih bergantung sepenuhnya pada keadaan alam, yaitu dengan berburu dan meramu.

Tetapi, tampak ada kegiatan spiritual yang semakin meningkat, terutama di Eropa. Namun, di Indonesia sendiri kegiatan spiritual pada periode ini belum dapat dibuktikan. Di Indonesia, dari Pleistosen Atas hanya dijumpai hasil-hasil tradisi pembuatan alat-alat batu dan tulang yang belum menunjukkan kemajuan dari periode sebelumnya.

Pleistosen Atas merupakan subdivisi akhir dari Zaman Kuarter di mana banyak hewan-hewan besar mengalami kepunahan.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment