Homo Wajakensis: Pengertian, Sejarah, Ciri, dan Kebudayaannya

Pengertian Homo Wajakensis
Homo Wajakensis

Pengertian Homo Wajakensis
Homo wajakensis (Manusia Wajak) adalah manusia purba yang pernah hidup di Indonesia. Lebih tepatnya ditemukan di kawasan Jawa Timur yakni Tulunggagung. Sub spesies manusia ini sudah hidup pada zaman Paleolitikum.

Homo Wajakensis ini sudah termasuk ke dalam Homo Erectus yang artinya manusia yang berdiri tegak. Homo wajakensis juga memiliki ukuran otak yang cukup besar, sehingga lebih mirip dengan manusia modern ketimbang manusia primitif seperti Meganthropus Paleojavanicus ataupun Pithecanthropus Erectus.
 
Sejarah Homo Wajakensis
Fosil Homo Wajakensis ditemukan pertama kali oleh B.D. van Rietschoten pada 1889, di desa Wajak, Tulungagung. Temuan manusia purba jenis ini juga tercatat sebagai yang pertama di Asia. Fosil Homo Wajakensis yang ditemukan terdiri dari tengkorak, rahang bawah, serta beberapa bagian tulang leher.

Fosil tersebut dideskripsikan berjenis kelamin perempuan, dengan usia sekira 30 tahun. Setahun berselang atau pada 1890, seorang arkeolog bernama Eugene Dubois menemukan fosil manusia purba jenis serupa, juga di lokasi yang sama. Fosil temuan Dubois terdiri dari tengkorak, rahang atas dan bawah, tulang paha, serta tulang kering.

Penelitian menyimpulkan bahwa fosil Homo Wajakensis temuan Dubois berjenis kelamin laki-laki, dan terindikasi memiliki otot yang terlihat jelas. Susunan gigi fosil temuan Dubois diklaim dapat menyentuh tekstur atas dan bawah saat menutup mulut. Mengacu fosil tulang pahanya, disimpulkan bahwa Homo Wajakensis kedua memiliki tinggi sekira 173 cm (Sejarah Indonesia, 2014:27).

Jika dibandingkan dengan manusia purba lainnya Homo Wajakensis bisa dikatakan paling muda karena perilakunya lebih menyerupai manusia zaman sekarang. Hal ini bisa dilihat dari perilaku sehari-hari dalam mengonsumsi makanan yakni dengan cara memasaknya terlebih dahulu.

Meskipun masih sangat sederhana akan tetapi sungguh pernyataan ini menjadi bukti kuat bahwa sudah ada perkembangan cara bertahan hidup dari manusia purba. Adapun peralatan-peralatan yang digunakan juga lebih halus karena diasah terlebih dahulu sebelum digunakan.
 
Ciri Homo Wajakensis
Dalam mengidentifikasi dan juga mengelompokkan manusia purba, setidaknya terdapat beberapa ciri yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi homo wajakensis di antaranya,
1. Memiliki tinggi kisaran 1,30 meter sampai 2,10 meter
2. Kapasitas volume otak mencapai 1.630 cc
3. Tulang dahi panjang
4. Bagian tubuh tertentu terlihat menonjol
5. Berat badan kisaran 30 kg sampai 150 kg
6. Perlekatan otot sangatlah nyata
7. Hidung dan mulut memiliki jarak yang cukup jauh

Kebudayaan Homo Wajakensis
Terdapat beberapa kebudayaan yang dihasilkan oleh homo wajakensis di antaranya,
1. Kebudayaan Ngandong
Kebudayaan ngandong merupakan salah satu kebudayaan yang dihasilkan oleh kehidupan manusia purba jenis Homo Wajakensis. Kemudian, ada beberapa alat dari kebudayaan Ngandong ini yang ditemukan di daerah Ngandong, Jawa Timur.

Alat tersebut terdiri dari kapak genggam yang terbuat dari batu dan alat-alat yang berukuran kecil atau disebut juga dengan serpih (flake). Tidak hanya itu, pada kebudayaan Ngandong juga dijumpai sebuah alat yang terbuat dari tulang dan tanduk hewan.

2. Kebudayaan Pacitan
Ada beberapa perkakas yang dipakai dalam kehidupan manusia purba genus wajak yang berasal dari kebudayaan Pacitan ini. Perkakas itu yang dijumpai oleh seorang ahli arkeologi bernama Von Koenigswald sekitar tahun 1935 di pesisir danau Baksoko, Desa Punung, Pacitan, Jawa Timur.

Alat – alat tersebut terdiri dari kapak genggam, yaitu sebuah kapak yang gak punya gagang dan dipakai dengan cara digenggam. Tidak hanya itu, masih ada beberapa alat dari kebudayaan Pacitan ini yaitu Kapak perimbas (chooper), kapak penetak, pahat genggam, dan lain sebagainya.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Homo Wajakensis: Pengertian, Sejarah, Ciri, dan Kebudayaannya"