Delta Sungai: Pengertian, Proses Terbentuknya, Morfologi, dan Jenisnya
Delta Sungai |
Pengertian Delta Sungai
Delta sungai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tanah endapan berbentuk segitiga di muara sungai. Delta sungai (kuala) terbentuk ketika air sungai bertemu dengan perairan lain yang memiliki laju arus lemah atau diam. Aliran air dengan kelajuan rendah tersebut tidak mampu membawa sedimen dari sungai sehingga sedimen mengendap di muara.
Delta umumnya terbentuk di lautan terbuka, pantai, atau danau. Ukuran dan bentuk delta tergantung pada proses yang terjadi pada perairan pengangkut sedimen dan perairan penerima sedimen. Selain itu, ukuran, bentuk, dan lokasi perairan penerima sedimen juga berpengaruh pada evolusi delta.
Delta sungai berperan penting dalam peradaban manusia karena lokasi delta merupakan pusat produksi hasil pertanian dan permukiman. Delta juga memberikan perlindungan terhadap garis pantai dan mempengaruhi suplai air minum. Dari sudut pandang ekologi, delta memegang peran penting sebagai tempat tinggal berbagai spesies.
Delta Sungai Menurut Para Ahli
1. Boggs (1987), delta sungai adalah endapan yang terbentuk karena adanya pengaruh sedimentasi fluvial yang memasuki kawasan air tenang.
2. Allen, delta sungai adalah bagian dari pantai yang menjorok ke laut. Pada dasarnya endapan ini bisa terbentuk karena adanya sedimentasi sungai yang masuk ke ranah danau laguna dan juga lautan. Biasanya volume dari sedimentasi ini juga lebih besar dari kemampuan pendistribusiannya.
3. Coleman, Scott, dan Fischer, delta sungai adalah pengendapan yang terbentuk akibat adanya aktivitas sungai atau muaranya. Sehingga kegiatan ini memunculkan endapan sedimentasi yang memberikan hasil progradasi tidak teratur yang juga terjadi pada garis pantai.
Proses Terbentuknya Delta Sungai
Muara sungai menjadi tempat yang paling umum untuk membentuk sebuah delta. Hal ini terjadi karena air sungai akan melambat ketika masuk ke laut, sehingga menimbulkan sedimentasi pada muaranya. Secara alamiah waktu yang dibutuhkan untuk menumpuk pengendapan ini bisa mencapai puluhan bahkan ratusan tahun lamanya guna mencapai titik kestabilan.
Proses pembentukan delta tidak akan terjadi jika syarat-syaratnya tidak terpenuhi di antaranya,
1. Gelombang laut yang lemah
2. Pasang surut yang pendek
3. Aliran sungai yang kuat
4. Partikel sedimen yang banyak.
Jika gelombang terlalu kuat, maka delta akan sukar terbentuk karena sedimentasi terbuyarkan oleh kekuatan gelombang. Sedangkan, jika pasang-surut laut terlalu tinggi, sedimentasi akan dibuyarkan ketika ditenggelamkan oleh kenaikan muka air laut, sehingga ketika air surut, sudah tidak terlihat lagi.
Ketika kondisi sudah sempurna, maka delta akan terbentuk sesuai dengan proses berikut di antaranya,
1. Air yang membawa sedimen dari sungai melambat ketika bertemu dengan air laut
2. Perlambatan ini menyebabkan sedimen yang dikandung oleh air menjadi tersedimentasikan di dasar laut
3. Seiring dengan berjalannya waktu, sedimen tersebut akan semakin banyak, sehingga membentuk permukaan daratan baru yang kita kenal sebagai Delta
4. Semakin kuat aliran air sungai, maka semakin jauh sedimen ini akan terdeposisi di lautan. Sedangkan, semakin kuat gelombang laut, maka semakin dekat deposisi sedimen ini ke muara sungai
Lama waktu pesanan delta ini juga dipengaruhi oleh berapa banyak sumber sedimen yang masuk ke dalam perairan muara sungai.
Morfologi Delta Sungai
Terdapat beberapa morfologi delta yang bisa ditemukan di antaranya,
1. Delta Plain
Kawasan delta yang satu ini merupakan darah yang jauh lebih dekat dengan kawasan daratan. Kawasan ini sendiri merupakan kawasan dari delta yang lebih didominasi oleh endapan dan sedimen yang berasal dari daratan ketimbang dari lautan.
Kawasan delta plain ini sendiri kemudian akan berubah menjadi kawasan rawa. Biasanya kawasan ini lebih di dominasi oleh butiran material yang lebih halus seperti serpih organik dan batubara. Kawasan delta plain ini sendiri pada kawasan distribusi aliran sungai tepat sebelum masuk kedalam kawasan laut. Hal ini termasuk juga sampai daerah payau yang merupakan pertemuan awal air laut dan air sungai.
2. Delta Front
Kawasan delta yang satu ini merupakan salah satu kawasan delta yang cukup aktif terjadi pengendapan. Biasanya pengendapan yang ada di kawasan ini banyak di dominasi oleh pasir. Selain itu kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang secara aktif bersinggungan langsung maupun tidak dengan aktivitas-aktivitas laut yang lain. Pembentukan delta front ini sendiri bisa dikatakan memiliki waktu yang cukup lama.
Biasanya, Delta front akan kita temukan pada daerah di mana masuknya air sungai dengan air laut. Meskipun begitu yang harus di garis bawahi di sini adalah delta front masih merupakan satu bagian dengan delta plain.
3. Prodelta
Kawasan prodelta ini merupakan kawasan paling jauh dari sebuah delta. Kawasan ini hampir bisa dikatakan menjorok ke dalam kawasan laut. Untuk dapat mengetahui kawasan prodelta, maka dibutuhkan beberapa sampel dari lapisan-lapisan bawah laut yang ada di sekitar delta. Hal ini karena kawasan prodelta di dominasi oleh materi yang sangat halus.
Jenis Delta Sungai
Terdapat beberapa jenis delta sungai di antaranya,
1. Delta Lobben, adalah bentukan selta yang menyerupai kaki burung. Tingkat pembentukan delta ini cukup cepat, karena proses sedimentasinya juga cepat.
2. Delta Tumpul, adalah jenis yang memiliki bentuk menyerupai busur di samping itu pembentukan delta ini cenderung tidak berubah atau stagnan.
3. Delta Runcing, adalah jenis delta yang memiliki bentuk seperti kerucut, di mana perkembangan pembentukannya semakin lama akan semakin menyempit.
4. Delta Estuaria, adalah jenis delta pada bagian rendah dari muara sungai yang sering ditemukan.
Dari berbagai sumber
Post a Comment