Bentuk Kota: Pengertian dan Analisanya

Pengertian Bentuk Kota dan Analisanya
Bentuk Kota

Pengertian Bentuk Kota
Bentuk kota adalah pola atau wujud dari tatanan bangunan dalam sebuah kawasan atau kota. Bentuk kota dipengaruhi oleh faktor bentang alam atau geografis, transportasi, sosial, ekonomi dan regulasi. Menurut Conzen dalam Birkhamshaw, Alex J and Whitehand (2012), morfologi kota memiliki tiga komponen yaitu Ground Plan (pola jalan, blok bangunan), bentuk bangunan (tipe bangunan) dan utilitas lahan/bangunan. Analisa bentuk kota meliputi di antaranya
1. Bentuk-bentuk kompak terdiri dari,
a. Bentuk Bujur Sangkar (The Square city)
Kota berbentuk bujur sangkar menunjukan adanya kesempatan perluasan kota ke segala arah yang relatif seimbang dan kendala fisikal relatif tidak begitu berarti. Hanya saja, adanya jalur transportasi pada sisi-sisi memungkinkan terjadinya percepatan pertumbuhan areal kota pada arah jalur yang bersangkutan.

b. Bentuk Empat Persegi Panjang (The Rectangular Cities)
Melihat bentuknya sudah terlihat jelas bahwa dimensi memanjang sedikit lebih besar daripada dimensi melebar. Hal ini dimungkinkan timbul karena adanya hambatan-hambatan fisikal terhadap perkembangan areal kota pada salah satu sisi-sisinya.

Hambatan-hambatan tersebut antara lain dapat berupa lereng yang terjal, perairan, gurun pasir, hutan, dan lain sebagainya. Space untuk perkembangan arealnya cukup besar baik melebar maupun memanjang.

c. Bentuk Kipas (Fan Shaped Cities)
Bentuk semacam ini sebenarnya merupakan bentuk sebagian lingkaran. Dalam hal ini, ke arah luar lingkaran kota yang bersangkutan mempunyai kesempatan berkembang yang relatif seimbang. Oleh sebab-sebab tertentu pada bagian-bagian lainnya terdapat beberapa hambatan perkembangan areal kekotaannya.

Hambatan-hambatan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu Hambatan-hambatan alami (natural constraints), misalnya perairan, pegunungan, dan Hambatan-hambatan artificial (artificial constraints), misalnya saluran buatan, zoning, ring road.

d. Bentuk Bulat  (Rounded Cities)
Bentuk kota seperti ini merupakan bentuk paling ideal daripada kota. Hal ini disebabkan karena kesempatan perkembangan areal ke arah bagian luarnya sama. Tidak ada kendala-kendala fisik yang berarti pada sisi-sisi luar kotanya.

Pada bagian-bagian yang terlalu lambat perkembangannya, dipacu dengan peraturan-peraturan misalnya Planned Unit Development sedang untuk bagian-bagian yang terlalu cepat perkembangan areal kekotaannya dapat dihentikan, misalnya dengan Devolopment Moratoria.

Batas terluar dari pada kotanya ditandai dengan green belt zoning atau growth limitation dengan ring roads. Dengan demikian terciptalah bentuk bulat artifisial.

e. Bentuk Pita (Ribbon Shaped Cities)
Sebenarnya bentuk ini juga mirip rectangular city namun karena dimensi memanjangnya jauh lebih besar dari pada dimensi melebar maka bentuk ini menempati klasifikasi tersendiri dan menggambarkan bentuk pita. Dalam hal ini jelas terlihat adanya peranan jalur memanjang (jalur transportasi) yang sangat dominan dalam mempengaruhi perkembangan areal kekotaannya, serta terhambatnya perluasan areal ke samping.

Sepanjang lembah pegunungan, sepanjang jalur transportasi darat utama adalah bagian-bagian yang memungkinkan terciptanya bentuk seperti ini. Space untuk perkembangan areal kekotaannya hanya mungkin memanjang saja.

f. Bentuk Gurita / Bintang (Octopus/Star Shaped Cities)
Peranan jalur transportasi pada bentuk ini juga sangat dominan sebagaimana dalam ribbon-shaped city. Hanya saja, pada bentuk gurita jalur transportasi tidak hanya satu arah saja, tetapi beberapa arah ke luar kota. Hal ini hanya dimungkinkan apabila daerah hinterland dan pinggirannya tidak memberikan halangan-halangan fisik yang berarti terhadap perkembangan areal kekotaannya.

g. Bentuk Yang Tidak Berpola (Unpatterned Cities)
Kota seperti ini merupakan kota yang terbentuk pada suatu daerah dengan kondisi geografis yang khusus. Daerah di mana kota tersebut berada telah menciptakan latar belakang khusus dengan kendala-kendala pertumbuhan sendiri.

Sebuah cekungan struktural dengan beberapa sisi terjal sebagai kendala perkembangan areal kekotaannya, sangat mungkin pula ditempati oleh suatu kota dengan bentuk yang khusus pula. Contohnya adalah sebuah kota pulau yang mempunyai bentuk khusus, karena perkembangan arealnya terhambat oleh laut dari berbagai arah.

2. Bentuk-bentuk tidak kompak terdiri dari,
a. Kota Berantai (Chain Cities)
Kota ini merupakan bentuk kota yang terpecah tetapi hanya terjadi di sepanjang rute tertentu. Kota ini berbentuk seperti mata rantai yang dibentangkan dan direkatkan oleh suatu penghubung. Umumnya penghubung ini merupakan jalur transportasi, oleh karena itu, faktor pengontrol utama kota berantai ini adalah jalur transportasi dan juga faktor fisik area tersebut.

Contoh dari chain city ini adalah kota-kota di pantai utara Jawa yang mayoritasnya terbentuk karena adanya jalur Anyer-Panarukan (Grote Postweg). Karena kuda memerlukan istirahat setelah seharian berjalan, maka dibuat peristirahatan dan kota di sepanjang jalur tersebut.

Namun, laju urbanisasi, pertumbuhan penduduk serta migrasi masuk yang meningkat membuat kota-kota tersebut mulai berubah menjadi kota besar dengan pola ribbon ataupun stellar/satellite.
 
b. Kota Terpecah (Fragmented Cities)
Pada bentuk kota ini, perluasan areal kota tidak langsung menyatu dengan induk nya (city center), melainkan tersebar dan membentuk exclave tersendiri. Umumnya exclave tersebut merupakan daerah pemukiman yang awalnya bersifat desa, tetapi berkembang dan mengalami urbanisasi sehingga menjadi bersifat perkotaan. Contoh dari kota terpecah ini adalah Sao Paulo
 
c. Kota Terbelah (Split Cities)
Bentuk kota seperti ini merupakan bentuk kompak namun terbelah oleh perairan yang cukup lebar. Kota tersebut terdiri dari dua bagian terpisah yang dihubungkan oleh jembatan-jembatan ataupun terowongan. Contoh dari kota terbelah adalah Istanbul dan Budapest
 
d. Kota Stellar (Stellar City)
Bentuk stellar merupakan bentuk kota yang didukung oleh majunya transportasi dan komunikasi yang akhirnya memungkinkan terjadi koneksi intens antara banyak bagian-bagian kota, sehingga memunculkan suatu megapolitan, atau metro area.

Biasanya bentukan seperti ini terdapat pada kota besar yang dikelilingi oleh kota-kota atau pemukiman yang kecil. Karena interaksi yang sangat intens, lama kelamaan, kota-kota satelit akan melebur dan menyatu ke dalam kota besar tersebut.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Bentuk Kota: Pengertian dan Analisanya"