Angin Muson: Pengertian, Proses, Jenis, Sistem Muson Dunia, dan Dampaknya

Pengertian Angin Muson atau monsoon
Angin Muson (Monsoon)

Pengertian Angin Muson
Angin Muson (monsoon) adalah fenomena cuaca yang terjadi pada lapisan troposfer bawah. Muson merupakan angin musiman yang bersifat periodik dan biasanya terjadi terutama di Samudera Hindia dan sebelah selatan Asia. Munculnya angin muson biasanya ditandai dengan curah hujan yang tinggi. Angin muson mirip dengan angin laut, tetapi ukurannya lebih besar, lebih kuat dan lebih konstan.

Istilah muson dalam bahasa Inggris monsoon diduga dipengaruhi oleh istilah Portugis moncao dan Arab yaitu Mawsim. Istilah muson di Indonesia mungkin dipengaruhi oleh bangsa Belanda yang menyebut muson sebagai monson. Pada dasarnya, muson adalah angin yang mengalami pergantian arah seiring dengan perubahan posisi matahari dan bergantinya musim.

Proses Terjadinya Angin Muson
Angin muson adalah angin laut yang berskala besar yang sering terjadi ketika temperatur daratan yang secara signifikan lebih hangat atau lebih dingin daripada samudera.

Ketidakseimbangan temperatur terjadi karena daratan dan laut menyerap panas dengan cara yang berbeda. Temperatur udara di atas laut cenderung stabil karena mempunyai dua alasan, yaitu karena air memiliki kapasitas panas relatif besar mulai dari 3,9 hingga 4,2 J/gK dan kedua karena konduksi dan konveksi yang akan menyeimbangkan permukaan panas dan dingin dengan air yang lebih dalam hingga lima puluh meter.

Sebaliknya, beberapa elemen di darat seperti debu, pasir dan batu memiliki kapasitas panas yang lebih rendah mulai dari 0,19 hingga 0,35 J/gK dan materi ini hanya mentransmisikan panas ke bumi lewat konduksi tanpa radiasi. Sehingga suhu air temperaturnya lebih stabil daripada daratan yang kurang stabil.

1. Angin Muson Panas
Ketika musim cenderung panas, sinar matahari akan memanaskan permukaan daratan dan laut. Namun suhu daratan memanas lebih cepat dibanding kawasan perairan. Ketika permukaan daratan menjadi lebih hangat, udara di atasnya meluas dan daerah yang memiliki tekanan rendah mulai berkembang.

Sementara itu, temperatur lautan tetap lebih rendah dan udara di atas laut memiliki tekanan yang lebih tinggi daripada daratan. Perbedaan tekanan ini menyebabkan angin laut bertiup dari laut ke daratan dan membuat udara di daratan lebih lembab. Kemudian udara lembab ini naik ke daratan yang lebih tinggi dan mengalir ke lautan.

Ketika udara naik di atas daratan suhunya mendingin. Tahap ini akan mengurangi kemampuan udara untuk menahan air sehingga menyebabkan presipitasi di atas daratan. Karena itulah angin muson musim panas membuat hujan sering turun di wilayah daratan.

2. Angin Muson Dingin
Ketika musim cenderung dingin, siklusnya berbalik. Permukaan daratan mendingin lebih cepat dan tekanan udaranya menjadi lebih tinggi daripada lautan. Hal ini menyebabkan udara di atas daratan mengalir kembali ke laut.

Ketika udara lembab naik di atas lautan, maka udara tersebut akan segera mendingin. Sehingga menyebabkan presipitasi di atas lautan. Selanjutnya udara dingin mengalir kembali menuju daratan untuk menyelesaikan siklus angin muson.

3. Perbedaan Angin Muson Panas dan Dingin
Angin muson musim panas dan muson musim dingin sangat berbeda. Jenis angin munson musim panas cenderung naik dan menghasilkan banyak titik hujan. Ini terjadi karena proses kondensasi uap air di udara yang meningkat.

Sayangnya durasi dan intensitasnya cenderung beragam dari tahun ke tahun. Beberapa orang menyebut angin muson musim panas sebagai angin barat karena membawa ciri khas barat.

Sedangkan angin muson musim dingin cenderung bercabang, surut dan menyebabkan kekeringan. Kebalikan dari muson panas, muson dingin membawa ciri khas timur sehingga biasa disebut angin muson timur.

Proses turunnya hujan juga disebabkan karena udara lautan yang lembab mengalir ke atas. Mengalir ke atas karena beberapa faktor seperti gunung atau dataran tinggi, pemanasan di permukaan, konvergensi di permukaan, divergensi di ketinggian atau bisa juga aliran air yang keluar dari permukaan. Udara yang naik mengalami pendinginan karena perluasan di tekanan yang lebih rendah karena kondensasi.

Jenis Angin Muson
Angin muson dapat dibagi menjadi dua jenis di antaranya,
1. Angin Muson Barat
Pengertian angin muson barat adalah angin yang berhembus dari arah Asia. Angin tersebut kemudian bergerak menuju Australia, melalui Samudra Hindia. Angin muson barat ini terjadi dalam periode Oktober – April. Maka pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim penghujan.

Pada saat ini, matahari berada pada belahan bumi bagian selatan atau 23,5 ° lintang selatan. Kemudian matahari akan bergerak menuju arah khatulistiwa. Pada kondisi ini, dataran Australia akan mendapatkan sinar matahari secara maksimal.

Hal itu akan membuat tekanan udara di Australia menjadi rendah, dan suhunya akan relatif tinggi. Sedangkan pada dataran Asia akan terjadi musim dingin. Hal ini membuat suhunya rendah sementara tekanan udaranya menjadi tinggi.

2. Angin Muson Timur
Angin muson timur adalah angin yang berhembus dari Australia. Angin ini menuju arah Asia melalui Indonesia. Angin muson timur ini terjadi pada periode April – Oktober. Maka pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim kemarau.

Pada saat ini, posisi matahari akan berada pada belahan bumi bagian utara atau 23,5 ° lintang utara. Asia akan mendapatkan sinar matahari secara maksimal. Hal itu akan membuat tekanan udaranya menjadi relatif rendah. Sementara suhunya akan relatif tinggi.

Hal berbeda terjadi, Australia sedang dalam kondisi musim dingin. Hal itu menyebabkan suhunya relatif rendah, dan tekanan udaranya relatif tinggi. Kandungan-kandungan uap air yang dibawa oleh angin muson timur ini tergolong relatif rendah.

Hal itu karena angin tersebut hanya melewati beberapa laut yang sempit. Akibat dari angin ini membuat curah hujan menjadi sedikit di daerah Indonesia.
 
Sistem Muson Dunia
Secara umum, terdapat 5 sistem muson dunia. Namun, muson yang dominan adalah muson Afrika, Muson Asia, serta muson Indo-Australia.
1. Muson Afrika
Muson Afrika terjadi karena terdapat pergeseran daerah konvergensi antar tropik (DKAT) dan perbedaan suhu antara gurun sahara dengan samudera Atlantik ekuatorial.

Pada bulan Juni hingga September, matahari bergerak menuju belahan bumi utara. Pergerakan ini melewati gurun Sahara sehingga menyebabkan gurun sahara menjadi sangat panas. Tekanan di atas gurun Sahara pun menurun sehingga angin dari samudera Atlantik berhembus ke arah gurun Sahara.

Angin pasat dan angin lokal harmattan yang sangat kering di atas sudan dan sahel digantikan oleh daerah doldrum DKAT yang terdorong ke arah utara oleh angin muson. Daerah Konvergensi Antar Tropis ini membawa curah hujan yang tinggi karena terjadi perawanan dan kondensasi yang besar pula.

Siklus muson ini merupakan penunjang kehidupan bagi masyarakat dan flora serta fauna yang tinggal di daerah Sahel. Tanpa adanya siklus muson ini, sangat sulit mendapatkan air di wilayah tersebut. Pada bulan Januari hingga Maret, suhu di atas gurun Sahara tidak setinggi pada bulan Juni-September. Oleh karena itu, zona tekanan rendah di atas gurun Sahara melemah.

Karena zona tekanan rendah di gurun Sahara melemah, angin yang berhembus dari Samudera Atlantik ke arah Afrika Sub-Sahara pun melemah, sehingga terdorong kembali ke arah Selatan oleh angin pasat. Pada bulan ini, Sahel dan Afrika Sub-Sahara menjadi sangat kering sedangkan Afrika Selatan dan pantai Timur Afrika menjadi sangat basah. Perpindahan curah hujan ini berkorelasi dengan pergerakan DKAT yang kembali turun ke selatan.
 
Muson Asia
Muson Asia secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu muson India, dan muson Asia Timur.
1. Muson Barat Daya (India)
Muson barat daya India berlangsung dari bulan Juli hingga September. Di saat matahari berada di selatan, gurun Thar serta daerah di sekitar India tengah dan utara memanas lebih cepat dibandingkan samudera Hindia.

Pemanasan ini menyebabkan terjadinya daerah tekanan udara rendah di atas sub-benua India. Angin dari samudera Hindia yang memiliki tekanan udara lebih tinggi pun berhembus ke atas sub-benua India untuk mengisi kekosongannya.

Angin yang berhembus dari samudera Hindia terpecah menjadi dua cabang, yaitu cabang laut Arab dan cabang Teluk Bengal. Angin yang berhembus dari samudera Hindia tersebut pada akhirnya akan melaju terus ke utara dan terhalang oleh pegunungan Himalaya.

Ketika terhalang oleh pegunungan Himalaya, angin tersebut akan naik dan berkondensasi karena dampak dari pendinginan adiabatik. Fenomena inilah yang menyebabkan terjadinya hujan deras di India pada bulan Juli hingga September.

Hujan yang dibawa oleh muson barat daya ini mencakup hampir 80% curah hujan di India dan memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian India yang mana 25% dari PDB nya berasal dari pertanian.
 
Muson Timur Laut (India)
Sekitar bulan September, matahari akan semakin bergerak ke arah selatan, sehingga wilayah di sekitar sub-benua India mengalami penurunan suhu karena paparan radiasi matahari pun berkurang. Namun, seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, air lebih sulit menyerap dan mengeluarkan panas, sehingga samudera Hindia masih lebih hangat dibandingkan dengan sub-benua India.

Perbedaan suhu ini menyebabkan terbentuknya daerah bertekanan rendah di atas samudera Hindia dan daerah bertekanan tinggi di atas sub-benua India, terutama di sekitar Himalaya dan Tibet. Oleh karena itu, angin akan berhembus dari Utara (Himalaya) menuju samudera Hindia di Selatan. Angin ini bersifat kering sehingga membawa musim kemarau bagi sebagian besar India.

Namun, terdapat cabang angin yang melewati teluk Bengal. Cabang ini membawa uap air di teluk Bengal dan membuangnya dalam bentuk hujan pada wilayah India Selatan seperti Chennai, Tamil Nadu, dan Sri Lanka.
 
2. Muson Asia Timur
Muson asia timur adalah fenomena angin muson yang mempengaruhi wilayah Indo-China, Filipina, China, Taiwan, Korea, dan Jepang. Daerah-daerah ini identik dengan muson musim panas yang basah serta muson musim dingin yang kering.

Hujan yang terjadi pada muson asia timur membentuk pola garis yang membentang dari timur ke barat, kecuali pada China bagian Timur dimana garis ini berbelok sedikit ke arah Timur Laut menuju Korea dan Jepang.

Hujan musiman ini dikenal sebagai Meiyu di China, Jangma di Korea, dan Bai-U di Jepang. Uniknya, Jangma dan Bai-U memilik sifat yang mirip dengan hujan frontal. Sebelum muson musim panas, akan terjadi musim hujan pre-muson di sekitar Laut China Selatan dan Taiwan pada bulan Mei awal.

Sekitar bulan Mei hingga Agustus, garis hujan akan bergerak perlahan ke utara, bermulai dari IndoChina, melewati Laut China Selatan (Mei), Sungai Yangtze dan Jepang (Juni), hingga akhirnya mencapai Korea dan China bagian Utara (Juli). Saat fenomena muson berakhir pada bulan Agustus, garis hujan akan bergerak kembali ke arah China Selatan.
 
Muson Indo-Australia
Muson Indo Australia adalah muson yang rasanya sangat familiar dengan kuping kita. Muson ini pada dasarnya mempengaruhi pola musim dan ekosistem di Australia dan Indonesia.

Seperti muson pada umumnya, muson Indo-Australia dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu muson basah dan muson kering. Muson basah lebih dikenal sebagai muson barat sedangkan muson kering lebih dikenal sebagai muson timur.

Angin Muson Barat
Angin muson barat di Indonesia terjadi pada bulan Oktober hingga April. Pada bulan ini, matahari sedang berada di belahan bumi bagian selatan, sehingga benua Australia jauh lebih panas dibandingkan dengan benua Asia.

Karena perbedaan suhu tersebut, terbentuklah zona tekanan rendah di atas benua Australia dan zona tekanan tinggi di atas benua Asia. Seperti yang sudah kita ketahui, angin akan bergerak dari zona tekanan tinggi ke tekanan rendah. Oleh karena itu, angin akan bergerak dari benua Asia menuju benua Australia.

Karena dipengaruhi oleh gaya coriolis, angin dari utara yang bergerak ke arah selatan akan dibelokkan ke arah barat. Oleh karena itu, angin yang berasal dari China Tengah atau China Utara yang sudah melewati Laut China kembali berbelok ka arah Indonesia.

Angin yang melewati Laut China ini tentu saja membawa uap air, sehingga Indonesia mengalami musim hujan saat terjadi muson barat. Angin muson barat juga memiliki dampak downwelling dan upwelling di beberapa wilayah pantai. Pantai yang mengalami downwelling di antaranya,
a. Pantai Selatan Jawa
b. Pantai Barat Sumatera
c. Pantai Barat Sulawesi
d. Pantai Selatan Papua

Sedangkan wilayah yang mengalami upwelling di antaranya,
a. Pantai Timur Sumatera
b. Pantai Utara Jawa
c. Pantai Timur Sulawesi
d. Pantai Utara Papua
 
Angin Muson Timur
Angin muson timur di Indonesia terjadi pada bulan April-Oktober. Pada bulan ini, matahari berada di belahan bumi bagian utara, sehingga suhu di benua Asia lebih panas dibandingkan dengan benua Australia.

Perbedaan suhu tersebut menyebabkan terjadinya zona tekanan rendah di atas benua Asia dan tekanan tinggi di atas benua Australia. Angin pun akan berhembus dari benua Australia menuju benua Asia. Karena dipengaruhi oleh gaya coriolis, angin yang berhembus ke arah utara akan dibelokkan ke arah barat, lalu ke arah timur setelah melewati garis khatulistiwa.

Sebelum mencapai Indonesia, angin ini tidak melewati banyak badan air, angin ini justru melewati gurun-gurun di Australia Tengah dan Utara, sehingga tidak terdapat uap air. Oleh karena itu, angin muson timur menyebabkan kekeringan di Indonesia.

Angin muson timur, sama seperti angin muson barat, memiliki dampak upwelling dan downwelling pada perairan di Indonesia. Wilayah yang mengalami downwelling di antaranya,
a. Pantai Timur Sumatera
b. Pantai Utara Jawa
c. Pantai Timur Sulawesi
d. Pantai Utara Papua

Sedangkan wilayah yang mengalami upwelling di antaranya,
a. Pantai Selatan Jawa
b. Pantai Barat Sumatera
c. Pantai Barat Sulawesi
d. Pantai Selatan Papua

Dampak Angin Muson
Angin muson tidak hanya terjadi begitu saja. Angin muson memiliki banyak manfaat. Contohnya seperti dimanfaatkan untuk mempercepat pelayaran pada zamannya. Hal itu membuat orang-orang yang berlayar dari benua Asia menuju Australia dapat memanfaatkan angin muson barat. Sebaliknya, orang-orang yang akan berlayar dari Australia menuju Asia akan memanfaatkan angin muson timur. Melalui banduan angin muson, proses pelayaran dapat terjadi dalam waktu yang cepat.

Tidak hanya itu, tenaga yang dikeluarkan juga dapat berkurang. Sejak perkembangan zaman, banyak orang yang tidak lagi menggunakan angin muson sebagai pembantu dalam pelayaran. Akan tetapi, masih banyak manfaat serta dampak dari angin muson di antaranya,
1. Dampak positif angin muson
Angin muson ini tentu memiliki dampak positif. Dampak-dampak tersebut akan membantu kehidupan manusia. Dampak positif angin muson di antaranya,
a. Angin muson barat
a) Membuat tanaman lebih hijau dan subur
Angin muson barat akan memberikan efek yang baik untuk tanaman. Ketika angin muson barat, maka Indonesia mengalami musim penghujan. Akibatnya adalah curah hujan yang  tinggi. Melalui hal tersebut, tanaman akan semakin banyak menyerap air. Hal itu yang membuat tanaman menjadi lebih hijau dan lebih subur.

b) Mengurangi polusi udara
Berkurangnya polusi udara juga termasuk dampak positif dari angin muson barat ini. Ketika hujan turun, maka polusi udara seperti debu-debu yang berterbangan di dalam udara akan ikut larut. Debu-debu tersebut akan ikut hanyut dengan air hujan.

Hal itulah yang menyatakan bahwa angin muson barat akan berdampak pada polusi udara. Berkat angin muson barat ini, maka polusi udara dan pencemaran udara dapat memudar sedikit demi sedikit.

c) Tidak perlu menggunakan perairan untuk sawah
Dampak positif angin muson barat juga membuat para petani lebih mudah dalam mengairi sawahnya. Seperti yang diketahui, angin muson barat akan membuat curah hujan menjadi tinggi. Dalam hal ini, petani dapat merasakan dampak positifnya.

Para petani tidak perlu menyediakan perairan untuk mengairi sawahnya. Ini membuat pekerjaan menjadi lebih efisien. Selain itu, hal ini juga akan menghemat pengeluaran petani. Selain menghemat pengeluaran biaya, pengeluaran air juga akan lebih hemat.

d) Mengurangi risiko kebakaran hutan
Saat angin muson barat, maka hujan akan turun. Ini membuat tanaman tersiram dengan air hujan dan membuatnya menjadi subur. Tanaman menjadi tidak layu dan tidak kering. Melalui hal ini, akan mengurangi risiko dari kebakaran hutan. Salah satu penyebab kebakaran hutan adalah keringnya bagian tumbuhan. Bekat angin muson barat, maka kekeringan tersebut dapat diatasi.

b. Angin muson timur
a) Petani dapat melakukan panen dengan tenang
Dampak positif dari angin muson timur dapat dirasakan oleh para petani. Pada saat angin muson timur, maka curah hujan akan rendah. Ini membuat kekhawatiran para petani akan hujan lebat menjadi lebih dapat dikendalikan.

Ketika angin muson timur terjadi, maka penjemuran tanaman-tanaman dapat dilakukan dengan tenang. Hasil dari penjemuran tanaman tersebut juga akan lebih bagus. Hal itu karena mendapatkan sinar matahari yang cukup baik.

b) Nelayan dapat melaut dengan tenang
Tidak hanya petani saja yang merasakan dampak positif dari angin muson timur. Nelayan juga dapat merasakan dampak positif dari angin muson timur. Cuaca yang hangat dan cerah akan membuat nelayan dapat melaut dengan tenang.

Para nelayan tidak akan khawatir mengenai potensi hujan yang akan mengganggu kegiatan melautnya. Hal ini tentu akan meningkatkan produktivitas dari nelayan. Sehingga membuat nelayan dapat bekerja secara maksimal dan aman.

c) Pakaian akan cepat kering
Dampak selanjutnya dari angin muson timur adalah pakaian menjadi cepat kering. Salah satu dampak positif angin muson timur ini dapat dirasakan oleh banyak orang. Masyarakat yang sering mencuci pakaian dapat lebih cepat selesai dalam proses pengeringannya. Hal itu karena adanya bantuan dari sinar matahari ketika angin muson timur.

2. Dampak negatif angin muson
a. Angin muson barat
a) Menimbulkan penyakit demam berdarah
Ketika musim hujan datang, maka akan banyak genangan-genangan air. Genangan air tersebut sering ditemui di sekitar lingkungan kita. Genangan air tersebut jika biarkan akan memicu banyak nyamuk yang keluar. Nyamuk akan keluar dari sarangnya. Kemudian mencari tempat untuk bertelur. Genangan tersebutlah yang akan dijadikan tempat nyamuk bertelur.

Jika hal ini dibiarkan, maka telur-telur nyamuk tersebut akan tumbuh menjadi nyamuk. Kemudian akan menyerang masyarakat sekitarnya. Akibatnya kasus demam berdarah akan meningkat dan membahayakan masyarakat.

b) Risiko tanah longsor tinggi
Ketika angin muson barat datang, maka curah hujan menjadi tinggi. Hal itu membuat risiko tanah longsor menjadi tinggi. Hujan yang lebat dan terjadi secara terus menerus akan memicu tanah menjadi longsor.

Terutama tanah-tanah yang berada di daerah perbukitan. Hal tersebut tentu saja dapat membahayakan masyarakat sekitar perbukitan tersebut. terlebih, jika pepohonan pada area tersebut sangat sedikit. Risiko tanah longsor akan semakin lebih tinggi.

c) Petani gagal panen
Musim hujan tidak hanya memberi dampak yang positif bagi para petani. Melainkan juga memberi dampak negatif bagi para petani. Salah satu contohnya seperti petani-petani yang gagal karena musim hujan.

Petani yang gagal panen ketika musim hujan umumnya karena curah hujan yang terlalu besar. Hal tersebut mengakibatkan area persawahan tergenang oleh banyak air. Bukannya membuat subur tanaman, justru akan membuat tanaman di dalamnya menjadi mati.

Tidak hanya itu, proses penjemuran hasil panen juga akan mengalami kendala. Sulitnya cahaya matahari ketika musim hujan menjadi penghambat para petani dalam mengeringkan hasil panen. Hal-hal seperti itulah yang membuat petani gagal panen ketika musim hujan atau angin muson barat tiba.

d) Mengganggu nelayan dalam melaut
Dampak negatif selanjutnya dari angin muson barat adalah dapat membuat nelayan terganggu. Ketika ingin melaut, maka nelayan harus memastikan cuaca cerah dan bersahabat. Akan tetapi, jika musim penghujan datang maka akan mengganggu aktivitas melaut para nelayan.

Ketika musim hujan, langit akan cenderung lebih gelap. Selain itu, tak jarang hujan lebat selalu turun. Hal ini akan membahayakan nelayan jika terus melanjutkan aktivitas melautnya.

b. Angin muson timur
a) Sulit mendapat air bersih
Saat angin muson timur datang atau musim kemarau datang, ada beberapa daerah yang kehabisan stok air bersih. Khususnya pada masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Mengingat bahwa daerah terpencil memiliki risiko lebih tinggi dalam kesulitan air bersih.

Ini adalah salah satu dampak negatif dari angin muson timur. Masyarakat menjadi sulit untuk mendapatkan air bersih. Hal itu membuat pemenuhan kehidupan menjadi terhambat.

b) Banyak tanaman mati
Dampak negatif dari angin muson timur selanjutnya adalah banyak tanaman atau tumbuhan yang mati. Hal tersebut karena tanaman-tanaman tersebut kekurangan air. Mengingat bahwa musim kemarau akan menyebabkan kekeringan, terutama pada beberapa daerah.

c) Meningkatkan risiko kebakaran hutan
Di dalam penjelasan sebelumnya sudah dikatakan, salah satu penyebab dari kebakaran hutan adalah keringnya tumbuh-tumbuhan tersebut. Selain itu, karena cuaca panas yang terjadi pada saat angin muson timur datang. Risiko kebakaran hutan menjadi lebih tinggi ketika musim kemarau, hal ini sudah jelas karena tidak adanya air yang mengaliri lahan-lahan tersebut.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Angin Muson: Pengertian, Proses, Jenis, Sistem Muson Dunia, dan Dampaknya"