Vegetasi: Pengertian, Jenis, Ciri, Analisis, dan Hubungannya dengan Iklim
Vegetasi |
A. Pengertian Vegetasi
Vegetasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kehidupan (dunia) tumbuh-tumbuhan atau (dunia) tanam-tanaman. Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan di suatu tempat tertentu, mencakup baik perpaduan komunal dari jenis-jenis flora penyusunnya maupun tutupan lahan (ground cover) yang dibentuknya
Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem, atau, dalam area yang lebih sempit, relung ekologis. Beraneka tipe hutan, kebun, padang rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh vegetasi. Istilah vegetasi berbeda, dan lebih luas cakupannya, dari flora.
Flora hanya merujuk kepada kekayaan jenis tetumbuhan yang ada di suatu wilayah atau kurun waktu tertentu; sedangkan vegetasi dicirikan pula oleh kekayaan bentuk hidup (life form), struktur, periodisitas; selain juga oleh ciri-ciri floristik yang khas. Istilah vegetasi atau tipe vegetasi hampir sama pengertiannya, dan sering pula dipertukarkan, dengan komunitas tetumbuhan; namun yang akhir ini umumnya memiliki cakupan wilayah yang lebih sempit.
Tipe vegetasi dibedakan berdasarkan karakter floristik tertentu, misalnya asosiasi spesies-spesies yang dominan, atau karakter lingkungan seperti jenis tanah dan iklim. Analisis vegetasi biasa dilakukan oleh ilmuwan ekologi untuk mempelajari kemelimpahan jenis serta struktur (biomasa, kerapatan tumbuh, pelapisan tajuk, dll.) vegetasi pada suatu tempat.
Dengan menganalisis persebaran floristik maka ilmuwan ekologi akan lebih mudah untuk mempelajari suatu komunitas tumbuhan.
B. Jenis Vegetasi dan Ciri Cirinya
Berikut beberapa jenis vegetasi dengan ciri cirinya
1. Bioma Taiga
Bioma taiga mempunyai karakteristik atau ciri vegetasi hutan jenis konifera atau jarum yang ada di Skandinavia, Alaska, Kanada dan juga Siberia. Bioma taiga ini juga disebut dengan hutan konifer yakni bioma paling luas dan paling besar yang ada di bumi dengan curah hujan 35 cm sampai 40 cm per tahunnya.
2. Bioma Tundra
Jenis bioma berikutnya adalah bioma tundra dengan ciri vegetasi lumut atau lichenes dan juga rumput. Bioma tundra ini biasa terjadi di Rusia, Kanada, Siberia dan juga Skandinavia. Bioma tundra ini terjadi pada bagian utara dari bumi dengan curah hujan yang rendah.
3. Bioma Hutan
Bioma hutam memiliki ciri vegetasi hutan hijau pada musim panas serta akan menggugurkan daun ketika masuk musim dingin. Biasanya, bioma hutan ini ada di daerah beriklim sedang seperti Amerika, Eropa dan juga Asia.
Bioma hutan gugur akan terjadi pada iklim yang sedang di semua bagian Asia Timur serta Eropa Tengah. Bioma hutam ini mempunyai karakteristik suhu sangat rendah pada musim dingin dan akan berubah menjadi sangat panas ketika musim panas yakni antara -30 derajat celcius sampai 30 derajat celcius.
4. Bioma Padang Rumput
Bioma padang rumput memiliki ciri vegetasi yang tanpa pohon dan hanya tanaman berbentuk rumput atau graminae. Bioma padang rumput ini terdapat di Hungaria, Argentina, Amerika Utara dan juga Rusia Selatan. Sedangkan ciri lain dari bioma padang rumput adalah memiliki curah hujan antara 25 hingga 30 cm per tahun yang tidak teratur.
5. Bioma Gurun
Untuk bioma gurun ini memiliki ciri vegetasi dengan pohon yang sangat kecil yakni spesies tanaman yang tahan pada kekeringan atau xerophyte, berbunga dan berbuah dalam waktu singkat atau efermer. Bioma gurun ini biasa terjadi di Amerika, Afrika, Asia, India dan juga Australia.
6. Bioma Pantai
Bioma panta atau littoral vegetation terdapat di Kepulauan Bala Balakang, Sulawesi Barat dan juga Pulau Lamundaan. Perbedaan elevasi atau ketinggian serta bentang alam kemudian menciptakan kondisi lingkungan yang sangat khas sehingga flora dan fauna yang hidup di daerah ini harus bisa beradaptasi. Dari hubungan tersebut kemudian tercipta banyak macam ekosistem yang unik dan salah satunya adalah ekosistem hutan.
Meski Indonesia merupakan daerah yang tropis dan ditumbuhi dengan hutan yang luas, akan tetapi jenis tumbuhan serta hewan di hutan di beberapa pulau tidak sama. Setiap hutan tersebut mempunyai spesies tumbuhan serta hewan sendiri.
C. Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi merupakan cara untuk mempelajari komposisi atau sifat komponen dan juga bentuk atau struktur vegetasi pada sebuah ekosistem. Analisis vegetasi dipakai untuk mengukur serta menentukan komposisi spesies tanaman, kepadatan tanaman, domain spesies serta kondisi penutupan kanopi. Analisis vetegasi ini bisa dilakukan dengan banyak metode di antaranya,
1. Metode garis.
2. Metode kuadran.
3. Metode kwarter.
4. Metode tanpa plot atau tindakan.
Selain analisis vegetasi di atas, ada juga beberapa sebutan lain untuk metode analisis di antaranya,
1. Analisis vegetasi dengan beberapa diagram.
2. Analisis vegetasi menurut diagram.
3. Analisis vegetasi dengan garis kotak kotak.
4. Analisis vegetasi cara jalur atau transept.
5. Analisis vegetasi tanpa petak.
Sedangkan pengertian vegetasi dari Marsono merupakan kumpulan tanaman yang umumnya terdiri dari banyak spesies yang hidup di sebuah area. Pada mekanisme hidup bersama, terdapat interaksi yang erat antara pencipta individu dari vegetasi dan organisme lainnya yang kemudian menghasilkan sistem terpadu yang tumbuh serta hidup dengan dinamis.
D. Hubungan Iklim dan Vegetasi
Iklim adalah faktor penting yang memainkan peran utama dalam persebaran flora dan fauna. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.
Wilayah-wilayah dengan pola iklim ekstrem seperti kutub yang memiliki suhu sangat rendah dan gurun yang memiliki suhu sangat tinggi mengakibatkan persebaran flora dan fauna tidak optimal karena sangat menyulitkan bagi kehidupan tumbuhan maupun hewan.
Oleh karena itu, persebaran flora dan fauna pada wilayah ini sangat sedikit sehingga mempengaruhi jumlah maupun jenis dari flora dan fauna. Sebaliknya pada wilayah-wilayah yang beriklim tropis persebaran flora dan fauna bervariasi sehingga terjadi peningkatan baik jumlah maupun jenisnya.
Daerah tropis merupakan daerah yang sangat kaya akan keanekaragaman flora dan fauna, karena pada daerah ini mendapatkan sinar matahari dan hujan yang cukup, keadaan ini berbeda dengan daerah kutub dan daerah gurun.
Variasi suhu pada wilayah akan mempengaruhi bagaimana flora dan fauna dapat merespons terhadap pengaruh lingkungan sekitarnya sehingga dapat mempertahankan kehidupannya. Iklim memiliki beberapa unsur pembentuk yang mempengaruhi persebaran makhluk hidup di antaranya,
1. Suhu
Sebagai ukuran kuantitatif terhadap temperatur; panas dan dingin, diukur dengan termometer. Kondisi suhu udara tentunya sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dan hewan memiliki tingkat tanggap terhadap pengaruh lingkungan sekitar yang berbeda-beda. Setiap spesies memiliki syarat suhu lingkungan yang ideal yang berbeda satu sama lain untuk dapat bertahan hidup, sebagai contoh.
Tumbuhan dan hewan yang berada pada kawasan tropis tidak dapat bertahan hidup apabila menempati wilayah yang beriklim gurun maupun dingin. Tumbuhan dan hewan iklim tropis tidak memiliki tingkat ketahanan yang tinggi terhadap perbedaan suhu yang ekstrem antara siang dan malam.
2. Kelembapan udara banyaknya uap air yang dikandung oleh udara, dapat diukur dengan higrometer.
Tingkat kelembaban udara berpengaruh langsung terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan sangat cocok hidup di wilayah kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan yang hanya bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air selalu tinggi, sebagai contoh tanaman bakau yang ditanam pada daerah yang berkelembaban tinggi, bakau tersebut akan berkembang dan berproduktivitas dengan maksimal.
sebaliknya jika bakau tersebut di tanam pada daerah yang mempunyai kelembaban yang rendah maka bakau tersebut tidak akan berproduktivitas dan berkembang secara maksimal. Berdasarkan tingkat kelembapan, tumbuhan dapat dibagi menjadi empat kelompok utama di antaranya,
a. Hydrophytes. Kelompok Tumbuhan yang membutuhkan kondisi tanah yang basah, berair atau menetap di perairan. Contoh: Teratai dan Eceng gondok
b. Xerophytes. Kelompok tumbuhan yang hidup di tempat-tempat kering atau kelembapan udaranya rendah. Contoh: Kaktus dan Ephorbia
c. Mesophytes. Kelompok tumbuhan yang hidup di tempat-tempat lembap atau semi basah. Contoh : Anggrek dan Jamur
d. Tropophytes. Kelompok tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim kemarau dan penghujan biasanya di daerah beriklim muson tropis. Contoh : Pohon jati.
3. Angin
adalah gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Pada proses persebaran makhluk hidup, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang memindahkan benih beberapa jenis tumbuhan dan membantu proses penyerbukan baik penyerbukan secara alami maupun silang. Selain itu, angin juga mendistribusikan uap air atau hujan dari satu tempat ke tempat lain. Karena itulah angin ikut mempengaruhi iklim.
4. Curah Hujan
Banyaknya hujan yang tercurah (turun) di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu; limpah(an) hujan. Bagi makhluk hidup, air merupakan kebutuhan utama karena air merupakan sumber kehidupan. Begitu pentingnya air bagi kehidupan keanekaragaman hayati mengakibatkan terjadinya persebaran makhluk hidup antar wilayah. Persebaran berbagai makhluk hidup ini biasanya tergantung intensitas curah hujan.
Akibat perbedaan curah hujan pada tiap-tiap wilayah di permukaan bumi menyebabkan perbedaan jenis hewan dan variasi karakteristik vegetasi yang mendiami wilayah tersebut. Begitu pentingnya air bagi kehidupan mengakibatkan pola penyebaran dan kerapatan makhluk hidup antarwilayah pada umumnya bergantung dari tinggi-rendahnya curah hujan. Wilayah-wilayah yang memiliki curah hujan tinggi pada umumnya merupakan kawasan yang dihuni oleh aneka spesies dengan jumlah dan jenis jauh leb (tumbuhan) di muka bumi.
Karakter vegetasi yang menutupi hutan hujan tropis sangat jauh berbeda dengan vegetasi yang menutupi kawasan muson, stepa, atau gurun. Karakter vegetasi di wilayah muson didominasi oleh tumbuhan gugur daun untuk menjaga kelembapan saat musim kemarau. Wilayah gurun didominasi oleh jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap kekeringan. Kekhasan pola dan karakteristik vegetasi ini tentunya mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang relatif lebih kering.
Dari berbagai sumber
Post a Comment