Quarter Life Crisis: Pengertian, Fase, Tanda, Penyebab, dan Cara Menghadapinya

Pengertian Quarter Life Crisis atau QLC
Quarter Life Crisis (QLC)

A. Pengertian Quarter Life Crisis
Quarter life crisis (QLC) atau krisis seperempat abad adalah istilah yang merujuk pada keadaan emosional yang umumnya dialami oleh orang-orang berusia 20 hingga 30 tahun. Seperti merasa tidak memiliki arah, khawatir, bingung, dan galau akan ketidakpastian kehidupannya di masa mendatang.

Umumnya, kekhawatiran ini meliputi masalah relasi, percintaan, karier, dan kehidupan sosial. Krisis ini dipicu oleh tekanan yang dihadapi baik dari diri sendiri ataupun lingkungan, belum memiliki tujuan hidup yang jelas sesuai dengan nilai yang diyakini, serta banyak pilihan dan kemungkinan sehingga bingung untuk memilih.

Dibandingkan dengan krisis kehidupan yang sering ditandai dengan perasaan gagal untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang diinginkan, krisis seperempat abad lebih condong pada kenyataan bahwa seseorang belum memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya atau memiliki tujuan yang tidak realistis.

B. Fase Quarter Life Crisis
Menurut Dr. Oliver Robinson terdapat empat fase dalam Quarter Life Crisis (QLC) di antaranya,
1. Fase Pertama
Seseorang akan merasa terjebak dalam suatu kondisi, baik itu dalam pendidikan, pekerjaan, hubungan asmara atau ketiganya. Dia akan merasa berada di suatu keadaan yang begitu menjerat dan tidak mudah untuk keluar dari zona tersebut.

2. Fase Kedua
Pada fase ini seseorang akan merasa dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik. Ketika sadar akan posisinya yang rentan, dia akan berusaha keras untuk mengejar target dan mengubah segalanya menjadi lebih baik. Berhati-hatilah dalam melangkah karena jika kamu gagal dalam fase ini, maka akan kembali ke fase pertama. Bahkan bukan tidak mungkin dengan tingkat depresi yang lebih berat.

3. Fase Ketiga
Pada fase ini muncullah keinginan untuk memulai kehidupan yang baru. Hal ini terjadi saat seseorang berhasil mencapai satu target dalam hidupnya. Sebagai contoh, ketika seseorang berhasil meraih gelar sarjana, maka akan timbul perasaan lega, bangga dan puas telah melewati fase perkuliahan.

Hal ini tidak berlangsung lama, karena setelahnya dia akan merasa harus memupuk semangat lebih tinggi agar untuk mencari pekerjaan impian atau melanjutnya studinya ke jenjang yang lebih tinggi.

4. Fase Keempat
Merupakan fase timbulnya komitmen dalam diri terhadap pendidikan, pekerjaan atau hubungan asmara yang tengah dijalaninya. Pada fase ini, kamu siap menghadapi tantangan dan kehidupan baru dengan segala aktivitas dalam hidupnya.

C. Tanda Quarter Life Crisis
Quarter Life Crisis (QLC) dapat dikatakan sebagai krisis yang umum. Meskipun begitu, banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengalami krisis. Alhasil banyak yang mengalami krisis ini dan kesulitan untuk mengatasinya karena tidak benar-benar paham apa yang sedang menimpa dirinya. Berikut beberapa tanda-tandanya seseorang yang mengalami Quarter Life Crisis (QLC) di antaranya,
1. Mulai mempertanyakan tujuan hidup
Ketika memasuki Quarter Life Crisis (QLC), jika mungkin kamu akan mulai mempertanyakan tujuan hidupmu. Ada banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepalamu termasuk di antaranya eksistensi dan tujuan hidup di dunia ini. Pertanyaan-pertanyaan ini sering kali tidak menemukan jawabannya hingga membuatmu frustrasi.

2. Merasa tidak bahagia
Salah satu tanda seseorang mengalami quarter life crisis adalah ketika ia merasa sulit bahagia, padahal sudah banyak hal yang telah kamu lakukan dan dicapai. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari kehilangan tujuan hidup sesungguhnya dan terlalu ambisius tanpa dibarengi usaha sepadan.

3. Sosial media membuatmu tertekan
Faktanya, media sosial lebih sering membuat seseorang merasa resah dan tertekan. Kabar kesuksesan teman yang seharusnya merupakan berita yang menyenangkan, justru membuatmu cemas tanpa alasan dan merasa minder.

Saat seseorang berada pada quarter life crisis, ia akan merasa tertinggal dibanding teman seusianya, baik dalam hal karier, hubungan sosial, dan percintaan, efeknya kamu akan mulai menarik diri dari sosial. Sehingga bahkan menolak saat diajak berkumpul bersama.

4. Mulai melupakan waktu untuk bersenang-senang
Kamu mulai melupakan waktu bersantai dan bersenang-senang. Jika dulu kamu masih bisa menunda-nunda pekerjaan atau hangout bersama teman, sekarang kamu lebih memaksimalkan waktu untuk mengejar tujuan hidup. Kamu akan sadar jika setiap waktu yang ada sangat berharga dan tak akan menyia-nyiakannya.

5. Lingkaran pertemanan berubah
Memasuki usia 20-an, perubahan lingkaran pertemanan merupakan hal yang sangat wajar. Kamu mungkin merasa sedikit terkejut ketika lingkaran pertemanan semakin mengecil. Sebagian teman yang paling banyak menghabiskan waktu bersama di masa sekolah hingga kuliah semakin sulit untuk kamu temui saat ini.

6. Kurang motivasi
Saat quarter life crisis, semangat melakukan beragam aktivitas akan menurun, seperti bekerja atau sekedar melakukan hobi saja. Kamu merasa lingkungan sekitarmu tidak bisa membantumu keluar dari masalah.

Kamu akan berusaha menyelesaikan semua permasalahan itu sendiri, padahal motivasi dari orang terdekat sangat dibutuhkan untuk menguatkanmu di masa ini. Bingung antara tetap di zona nyaman atau keluar.

7. Membeli barang mahal untuk menunjukkan diri
Kamu membeli barang-barang mahal agar diakui sebagai orang sukses walaupun sebenarnya belum. Kam uterus menerus belanja-belanja barang bermerek dan mahal untuk melambangkan kesuksesanmu. Kamu bisa sekedar memamerkan barang itu ke orangtua dan teman, bisa juga membelikannya. Padahal dalam hati, dompetmu pun meringis karena uang kos bulanan belum terbayar.

D. Penyebab Quarter Life Crisis
Quarter life crisis biasanya dimulai bila ada masalah “orang dewasa” yang muncul pertama kalinya pada hidup seorang dewasa muda. Terdapat beberapa kondisi yang sering memicu terjadinya quarter life crisis di antaranya,
1. Mengalami masalah pekerjaan atau finansial
2. Merencanakan karier dan masa depan
3. Menjalani hidup mandiri untuk pertama kalinya
4. Menjalani hubungan romantis yang serius untuk pertama kalinya
5. Mengalami putus cinta setelah menjalani hubungan yang serius sekian lama
6. Melihat teman sebaya sudah mencapai impiannya lebih dulu
7. Membuat keputusan pribadi atau profesional yang akan bertahan dalam jangka waktu yang lama

E. Cara Menghadapi Quarter Life Crisis
Berikut cara mengatasi Quarter Life Crisis (QLC) yang dapat coba diterapkan di antaranya,
1. Kenali diri
Apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan, apa kelebihan serta kekuranganmu. Jadikan hal tersebut sebagai bahan evaluasi sekaligus motivasi untuk menjalani hidup. Saat tidak mengetahui tentang seluk beluk diri sendiri, kamu akan menemui banyak kesulitan saat memetakan apa yang harus dilakukan.

Kamu juga dapat mengantisipasi hal ini dengan mengikuti beberapa tes kepribadian, seperti Myers-Briggs atau Enneagram. Tes seperti ini memang tidak mampu mendefinisikan dirimu secara utuh, namun mereka mampu memberikan gambaran umum tentang dirimu.

2. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain
Saat melihat unggahan teman di media sosial yang sedang berlibur ke negara impian, atau saat melihat karier teman kerja yang lebih lancar, tak jarang rasa minder muncul. Rasanya kehidupan orang lain selalu lebih mudah dibandingkan diri kita.

Hal tersebut manusiawi. Namun bila dilakukan secara terus-menerus, efeknya membuat kita sulit bersyukur dan akhirnya menjadi seseorang yang terlalu sering mengeluh. Untuk itu, lebih baik berhenti membandingkan diri dengan orang lain agar hidup menjadi lebih tenang dan tanpa beban.

3. Menganggap sebagai sebuah fase hidup yang normal
Memahami bahwa Quarter Life Crisis (QLC) adalah hal yang normal sebab ada banyak orang di luar sana yang pernah atau bahkan sedang berada dalam fase serupa. Anggaplah Quarter Life Crisis (QLC) sebagai sebuah fase kehidupan yang memang akan dialami oleh setiap orang.

Sebab perasaan takut dan bingung yang berlebih, justru menyebabkan kita semakin terjebak di dalamnya. Sehingga semakin tidak kuasa untuk menentukan langkah, dan hanya berputar pada perasaan bingung yang satu ke kebingungan lainnya.

4. Jangan berdiam diri
Lakukanlah berbagai kegiatan dan jangan hanya berdiam, melamun, serta merenungi nasib di rumah. Sebab hal tersebut tidak akan mengubah apapun. Cobalah mencari hobi baru. Aktivitas yang produktif dan mengembangkan kemampuan untuk membuat dirimu jauh lebih baik.

Dengan melakukan berbagai kegiatan tentunya akan mengalihkan pikiran-pikiran negatif yang ada di pikirkan, di luar sana ada berbagai kesempatan yang harus kamu raih dan coba jalani. Jangan takut gagal karena kegagalan juga merupakan bagian dari proses menuju keberhasilan.

5. Berbagi dengan orang terdekat
Dalam fase ini, berbagai masalah baru seakan muncul tiba-tiba, bahkan masalah yang telah berlalu tiba-tiba muncul kembali. Semua ini akan membuatmu merasa takut, kecewa, dan marah. Hingga kemudian menyalahkan diri sendiri bahkan menyalahkan keadaan yang membawamu pada titik terendah saat ini. Jangan memendam rasa sakitmu sendirian.

Berbagilah dengan orang yang kamu percaya. Yakinlah bahwa dengan berbagi kamu akan merasa lebih tenang dan tidak merasa sendirian. Orang-orang yang ada di sekelilingmu tentunya akan menghibur, menemani, dan membantu kamu melewati fase yang sulit ini.

6. Buatlah rencana hidup
Di sela-sela waktu luang, tak ada salahnya memikirkan tentang rencana hidup kita dalam beberapa tahun mendatang. Banyak manfaat, yang bisa kita peroleh saat merencanakan rencana hidup dengan matang. Mulai dari melatih kedisiplinan, lebih mengenal diri sendiri, dan membuat kita lebih fokus dengan tujuan hidup yang ingin dicapai. Cara ini juga bisa membuat kita tidak mudah tertekan dengan pencapaian orang lain.

7. Benahi finansialmu
Meskipun kerap berpikir urusan finansial menjadi bagian paling rumit dan membosankan, nyatanya urusan finansial adalah urusan krusial. Tanpa manajemen keuangan yang baik, hajat hidupmu bisa berantakan karena besar pasak daripada tiang. Pertanyaannya, seberapa banyak biaya yang perlu kita gunakan, dan seberapa banyak yang mampu kita gunakan?

Setelah itu buatlah beberapa penyesuaian. Entah itu penyesuaian pengeluaran, gaya hidup, atau pekerjaan. Jika bingung bagaimana harus mulai belajar pengaturan finansial, cari tahu bagaimana caranya manajemen keuangan pribadi, tanya teman-temanmu yang cukup paham atau telah menerapkannya, mulailah dari membuat daftar pendapatan-pengeluaran per bulan.

8. Lebih banyak memberi
Hal ini adalah salah satu cara terbaik yang dapat kamu lakukan saat menghadapi Quarter Life Crisis (QLC). Terkadang krisis yang kita alami disebabkan oleh perasaan bahwa kita berada dalam kesempitan finansial, sehingga merasa belum cukup bekerja keras atau bermanfaat. Mengatasinya, cobalah berbagi dengan orang lain.

Berbagi ilmu atau materi kepada mereka yang membutuhkannya akan membuatmu merasa lebih lapang. Nyatanya, berbagi membuat kita merasa lebih baik. Selain menyadari bahwa ternyata keadaanmu tidak seburuk yang kamu sangka, bermurah hati membuatmu merasa bahwa kamu memiliki manfaat di dalam hidup ini. Yang terpenting, dengan berbagi, kamu bisa memenuhi kebutuhan alamiah manusia untuk terhubung dengan orang lain.
 
9. Hilangkan toxic relationship
Salah satu hal paling penting yang bisa menjaga kita untuk tidak berlama-lama di zona krisis adalah dengan memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia: feeling connected. Berhubungan dengan orang lain akan membuatmu merasa lebih bahagia dan memiliki tujuan. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua hubungan harus kita jaga.

Beberapa hubungan toxic yang rasanya sudah tidak bisa diselamatkan, lebih baik direlakan. Memiliki hubungan yang sehat dan bermakna dengan orang lain akan memberikan kita dukungan moral dan keamanan emosional. Orang-orang inilah yang akan selalu membantumu bangkit di saat-saat tersulitmu.

10. Biarkan berjalan apa adanya
Serius dan fokus dalam hidup itu penting, tapi sesekali bersikap santai juga perlu. Nikmati setiap alur kehidupan yang ada dengan berlapang dada, meski tidak sesuai dengan keinginanmu. Selain itu, sikap santai juga akan melatih dirimu agar lebih siap dan tidak mudah tertekan saat merasa kehidupan berjalan tidak sesuai rencana. Sebab, semakin kita fokus dengan permasalahan yang datang, justru membuat suasana hati semakin berantakan.

11. Jadilah produktif
Cara mengatasi Quarter Life Crisis (QLC) selanjutnya adalah menjadi lebih produktif. Ada banyak keuntungan menjadi produktif. Pertama, pekerjaan akan selesai. Kedua, tanpa kamu sadari, kamu akan mendapatkan jawaban dari berbagai pertanyaan di kepalamu melalui rutinitas yang kamu lakukan. Jangan pernah ragu juga untuk mencoba hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan, karena kamu tidak pernah tahu apa yang akan kamu temukan di masa depan.

12. Percayalah pada masa depan
Meskipun hari ini kamu merasa memiliki hidup yang kurang baik, percaya bahwa kamu dapat mendapatkan masa depan yang lebih baik, bisa menjadi salah satu motivasi hidup. Percayalah bahwa apa yang kamu lakukan sekarang akan menentukan masa depan.

Hal ini akan membuatmu termotivasi melakukan yang terbaik, karena kamu tahu bahwa selalu menginginkan kehidupan yang lebih baik lagi. Jadi, apakah kamu juga merasakan Quarter Life Crisis (QLC)? Jika iya, jangan khawatir! Kamu tidak sendiri dan kebanyakan orang akan dapat melalui ini dengan baik.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Quarter Life Crisis: Pengertian, Fase, Tanda, Penyebab, dan Cara Menghadapinya"