Hypophrenia: Pengertian, Gejala, Penyebab, Bahaya, dan Cara mengatasinya

Pengertian Hypophrenia atau menangis tanpa sebab
Hypophrenia (Menangis Tanpa Sebab)

A. Pengertian Hypophrenia
Hypophrenia (menangis tanpa sebab) adalah situasi di mana seseorang merasakan kesedihan yang berlebihan, melebihi ambang batas seharusnya, meskipun tanpa pemicu yang bisa menjadi penyebabnya. Sebenarnya, hypophrenia merupakan perasaan emosional manusia yang merupakan respons terhadap suatu keadaan yang menimpa diri sendiri.

Namun, rasa sedih tersebut menjadi tidak normal karena seseorang dapat merasakan sedih dan tiba-tiba menangis tanpa alasan yang jelas. Menurut para ahli, menangis secara tiba-tiba tanpa alasan bisa menjadi indikasi masalah yang mendasar pada kondisi fisik dan mental.

B. Gejala Hypophrenia
Orang yang menderita Hypophrenia akan tiba-tiba menjadi seseorang yang sensitif sekaligus dia juga ketus dan mudah sekali tersinggung dengan banyak hal. Dengannya, ia juga sulit untuk diajak untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Selain itu, pengidap hypophrenia akan membuat seseorang menjadi introvert dan sangat sulit untuk bersosialisasi, dia hanya hidup untuk bekerja dan melakukan kewajibannya saja. Jika sudah tidak ada pekerjaan, maka dia akan menangis tanpa sebab dan menangis secara tiba-tiba karena perubahan emosi yang tidak dapat dikontrol.

Seluruh pikirannya akan dikuasai oleh pikiran negatif yang membuat dirinya lelah, baik secara mental maupun psikis. Akibat yang berkelanjutannya lagi, dia akan sering kali menangis tanpa sebab dan menjadi pemalas, memiliki banyak pikiran, serta tidak bergairah dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Seseorang yang mengidap hypophrenia sendiri tidak mengetahui darimana dan mengapa dia menangis. Ingat bersedih itu hal yang wajar, tetapi segala sesuatu yang berlebihan tidak akan pernah menjadi hal yang baik. Seseorang yang mengidap hypophrenia akan merasakan kelelahan hanya karena mencoba menebak apa gerangan yang terjadi pada dirinya.

C. Penyebab Menangis Tanpa Sebab
Beberapa hal yang menjadi penyebab seseorang bisa menangis secara tiba-tiba tanpa ada hal yang memicu tangisan tersebut di antaranya,
1. Gangguan Kecemasan  (Anxiety)
Seseorang yang memiliki gangguan kecemasan akan cenderung memikirkan satu hal dan terlalu fokus pada hal tersebut. Seseorang dengan gangguan kecemasan yang sudah akut akan berfokus pada satu hal dan akan dia pikirkan secara terus menerus. Pemikirannya yang terfokus pada hal atau permasalahan akan membuat dirinya merasakan lelah baik secara mental maupun secara psikis. Selain itu, tubuh juga merasakan keletihan, kelelahan dan lesu.

Seseorang dengan gangguan kecemasan seringkali kesulitan untuk tidur, sehingga siklus atau jam tidurnya terganggu. Dia tidak akan bisa beristirahat baik di siang hari maupun malam hari, karena pikirannya sendiri juga tidak beristirahat.

University of Pennsylvania melakukan penelitian yang mengkaji sebuah studi mengenai tidur. Riset ini menjabarkan bahwa tidur dengan sistem yang teratur dapat menimbulkan dampak yang negatif. Tidur dengan durasi waktu 4-5 jam dapat menyebabkan munculnya suasana hati yang buruk, kemudian perasan yang sedih, dan juga iritabilitas.

2. PMS (Premenstrual Syndrome) Pada Perempuan
Tentunya di antara banyaknya perempuan pasti pernah mengalami PMS saat sedang datang bulan. Kondisi dan situasi ini memang paling sering terjadi dan dirasakan oleh perempuan. Ada banyak gejala yang dapat ditimbulkan karena menstruasi.

Gejala tersebut antara lain, pegal-pegal pada beberapa bagian tubuh, perut yang terasa sakit, pinggul yang terasa nyeri, perut terasa kram, sakit kepala dan lain sebagainya yang biasa dirasakan saat PMS terjadi.

Selain menimbulkan rasa sakit pada fisik, nyatanya PMS juga dapat memicu emosi yang sedih terhadap penderitanya. Karena itu, dapat kita jumpai beberapa kasus bahwa seorang perempuan yang sedang mengalami menstruasi akan tiba-tiba menangis tanpa ada pemicu yang menyebabkan tangisan tersebut.

Emosi sedih ini juga sangat dipengaruhi oleh hormonal yang terus mengalami perubahan pada masa menstruasi tersebut.

3. Stres dan Depresi
Seseorang yang sedang merasakan stres karena masalah atau perihal yang diakibatkan oleh banyak hal, walaupun tidak disadari akan timbul perasaan cemas dan juga khawatir. Perasaan cemas ini yang pada akhirnya membuat seseorang merasakan sedih.

Jika seseorang tersebut telah berada pada tingkatan tertinggi dalam masa stres, bahkan hingga depresi, maka rasa cemas akan datang. Kecemasan yang datang menyerang tersebut akan membuatnya langsung merasakan sedih dan menangis secara tiba-tiba.

4. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Selanjutnya penyebab dari seseorang yang tiba-tiba menangis adalah karena kondisi mental yang tidak baik atau disebut dengan PTSD atau Post Traumatic Syndrome. PTSD adalah kondisi mental di mana pengidapnya seringkali mengalami serangan akibat panik. Kepanikan yang dia rasakan ini bersumber akibat adanya trauma di masa lalu.

PTSD dapat terjadi pada siapa saja tidak terikat usia dan jenis kelamin, PTSD dapat menyerang perempuan atau laki-laki. Namun, perempuan lebih banyak menderita PTSD, hal ini dikarenakan perempuan memiliki emosi dan perasaan yang jauh lebih sensitif dibandingkan emosi yang ada pada laki-laki.

Perempuan sendiri jauh lebih sensitif terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya maupun lingkungannya. Perempuan juga dapat merasakan emosi yang bertambah intens dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, jika seorang perempuan mengalami serangan panik, akibat trauma di masa lalu yang pernah menyakitinya, dia bisa menangis tanpa ada pemicu apapun.

5. Organic Brain System (OBS)
Selanjutnya penyebab dari menangis tanpa sebab adalah Organic Brain System atau yang disebut juga dengan sebutan OBS. OBS sendiri merupakan suatu situasi dan kondisi di mana gangguan yang terjadi pada fisik seseorang dapat menyebabkan adanya penurunan terhadap fungsi mental dalam diri.

OBS ini biasanya seringkali menyerang pada individu yang sudah berada dalam masa lansia. OBS sangat berpengaruh dan masuk ke dalam kategori kondisi fisik yang dapat menyebabkan perubahan pada mental.

Karena itu seseorang dengan kondisi diri yang terkena OBS akan mudah untuk menangis secara tiba-tiba tanpa disebabkan oleh hal apapun, karena kondisi fisiknya terganggu dan telah menyerang mental penderitanya.

6. Kehamilan
Pada saat seorang wanita sedang mengandung, tubuhnya akan terus mengalami perubahan hormonal. Perubahan hormonal ini terjadi selama proses kehamilan hingga setelah kehamilan.

Perubahan yang terjadi secara masif ini membuat rusaknya hati seseorang dan suasana hatinya akan terus menurun. Oleh karena itu, banyak wanita hamil yang seringkali merasakan perasaan sedih dan menangis lebih sering dibandingkan biasanya.

Setelah melahirkan pun demikian, hormon tubuh akan kembali berubah dan hal ini akan menyebabkan kesedihan dan perasaan hampa yang terus menerus, karena itu sering kita jumpai seorang ibu yang mengalami baby blues.

7. Kelelahan
Tubuh yang lelah akan memicu mental yang lelah juga. Jika kita mengalami kelelahan yang sudah dalam fase ekstrem, maka kemungkinan besar orang yang mengalami hal itu akan terpapar stress yang terjadi secara kontinuitas dan berkepanjangan.

Karena tubuh yang lelah akan membuat seseorang kesulitan mengatur emosi dan dia akan meledak tanpa bisa mengendalikan segala emosi negatif yang ada dalam diri. Emosi yang sudah meluap akan membuat dirinya menangis tanpa sebab.

Selain menangis dia juga kan mengalami gejala lainnya, seperti ingin terus marah, dia juga merasakan kegelisahan, insomnia dan tidak bisa tidur, tidak berkonsentrasi akan banyak hal yang dia kerjakan, dan lain sebagainya.

8. Masalah Neurologis yaitu Pseudobulbar
PBA atau disebut juga dengan Psedobulbar Affect adalah gangguan pada neurologis manusia. Hal ini menimbulkan gangguan terhadap bagian yang ada di otak yang berfungsi sebagai alat pengendali emosi dalam diri seseorang.

Karena itu seseorang dengan gangguan PBA yang bermasalah pada sistem neurologisnya akan sangat kesulitan untuk mengendalikan emosi dalam dirinya.

Dia akan merasakan bahwa apa yang dialami ternyata tidak pernah sesuai dan sejalan dengan apa yang seharusnya dia rasakan. Karena terkait dengan emosi, pengidap PBA sering dikaitkan dengan masalah mental karena gejala yang dialaminya sangat mirip dengan gejala depresi.

Pemicu seseorang mengidap depresi adalah karena memiliki riwayat penyakit stroke, alzheimer, parkinson, demensia, multiple sclerosis (MS), lateral sclerosis (ALS), atau amyotrophic.

9. Bipolar
Seseorang yang mengidap bipolar akan merasakan emosi yang sangat ekstrem. Perubahan mood-nya sangat ekstrem. Dalam suatu ketika seorang yang mengidap bipolar dapat merasakan perasaan bahagia secara berlebihan.

Namun, setelah emosi bahagia itu, tiba-tiba saja dia justru  menangis secara berlebihan. Dia akan sedih karena perubahan mood tersebut.

Pengidap bipolar seringkali menangis secara berlebihan dan terkadang dia akan kesulitan mengontrol tangisannya. Bipolar juga memicu pikiran yang cemas, pikiran yang lelah, hingga dia merasakan adanya halusinasi akan suatu hal.

Seseorang yang hanya boleh mendiagnosis pengidap bipolar adalah dokter. Mendiagnosa seseorang pengidap bipolar tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dalam menangani bipolar juga membutuhkan penanganan yang serius dan signifikan.

10. Berduka
Seseorang yang kehilangan orang yang dicintai dan dikasihinya seperti pasangan, sahabat atau keluarga terdekatnya akan merasakan kehilangan dan mengalami duka yang mendalam.

Seseorang yang berduka akan mengalami kesedihan dalam waktu yang lama dan sulit sekali untuk cepat pulih seperti sedia kala. Meskipun kehilangan tersebut telah berlangsung lama, perasaan duka tersebut dapat menyebabkan seseorang kembali menangis tanpa ada penyebab.
 
D. Bahaya Hypophrenia
Bahaya hypophrenia Gangguan hypophrenia bisa menurunkan kesehatan jiwa dan pikiran penderitanya jika dibiarkan saja. Bahaya hypophrenia bisa mengacaukan pikiran dan mental penderita jika rasa sedihnya begitu mendalam dan sering. Berikut beberapa bahaya hypophrenia yang mungkin terjadi bila itu dibiarkan terlalu lama di antaranya,
1. Tidak bisa berpikir jernih
2. Mengambil keputusan yang keliru
3. Putus asa
4. Tidak bergairah menjalani hidup
5. Sering sensitif
6. Emosi yang meluap-luap
7. Menjadi pesakitan Menyendiri atau mengalami masalah interaksi sosial
8. Melakukan tindakan berbahaya
9. Dan lainnya

E. Cara Mengatasi Hypophrenia
Jika kita sering menangis, mulailah dengan mencari seseorang yang bisa dijadikan tempat untuk mencurahkan segala cerita dan curahan hati. Berceritalah pada seseorang yang suportif dan memiliki awareness terhadap permasalahan kesehatan mental, sehingga dia akan suportif menjadi pendengar tanpa membuat Anda merasa terhakimi atas permasalahan yang dimiliki.

Terdapat beberapa cara yang bisa dicoba jika Anda ingin mengatasi menangis tanpa sebab yang sulit sekali untuk dikontrol di antaranya,
1. Mengatur pernapasan menjadi lambat, bernapaslah dengan perlahan.
2. Coba melakukan relaksasi terhadap seluruh otot-otot yang ada pada wajah dan juga pada tenggorokan.
3. Tersenyumlah, biasakan untuk sering tersenyum, karena menurut berbagai riset dan penelitian, tersenyum sangat berpengaruh terhadap kestabilan emosi seseorang, dengan tersenyum tubuh akan teralihkan pada perasaan damai sehingga dapat menjadi pencegah keluarnya tangisan.
4. Coba untuk melakukan dorongan oleh lidah ke langit-langit yang ada dalam mulut.
5. Perbanyak minum air putih.
6. Biasakanlah diri untuk selalu memikirkan hal yang menyenangkan sebagai bentuk pengalihan pikiran menuju hal yang lebih indah.
7. Lihatlah hal-hal yang dapat menyenangkan perasaanmu, lihatlah hal-hal yang indah dan dapat membuatmu bahagia.

Adapun beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasi rasa sedih ini di antaranya,
1. Langkah pertama dalam mengatasi rasa sedih adalah dengan berbagi. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak seharusnya menyimpan semua permasalahan sendiri. Berbagi kepada sahabat, keluarga, atau bahkan berdiskusi dengan psikiater atau psikolog adalah langkah yang baik untuk melegakan beban perasaan kamu. Posisikan diri pada lingkungan positif yang dapat membangun kamu menjadi manusia yang lebih baik dan berenergi positif.

2. Langkah kedua adalah dengan menerima hal-hal yang menjadi penyebab kesedihan tersebut. Menerima bahwa tidak semua hal dapat berjalan sesuai yang kamu inginkan. Perlu diingat bahwa bahagia merupakan suatu pilihan, sehingga jika kamu terus-menerus berkutat dengan kesedihan dan masalah yang terjadi, kamu tidak akan merasakan bahagia.

3. Langkah selanjutnya apabila kadar kesedihanmu dalam tahap yang tidak wajar, atau bahkan tanpa sebab. Kamu mungkin akan memerlukan intervensi medis berupa terapi perilaku yang dikombinasikan dengan terapi obat-obatan. Pada tahap ini, menemui psikiater adalah langkah yang tepat. Karena umumnya penanganan psikis akan berlangsung efektif dan juga dengan hasil yang baik.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Hypophrenia: Pengertian, Gejala, Penyebab, Bahaya, dan Cara mengatasinya"