Pengertian Research Gap, Jenis, dan Cara Menemukannya
Research Gap |
A. Pengertian Research Gap (Celah Penelitian)
Research gap (celah penelitian) adalah suatu keadaan di mana perbedaan antara data ilmiah yang diperoleh dengan jawaban analisis. Dengan kata lain, research gap merupakan suatu keadaan tidak konsistennya antara hasil research yang diformulasikan dengan seluruh data yang mendukung. Research gap biasanya terjadi karena ada bagian yang luput saat melakukan penelitian lalu memberikan jawaban berbeda.
Dengan bahasa yang agak berbeda, research gap juga bisa diartikan sebagai kesenjangan penelitian yang berasal dari perbedaan hasil penelitian terdahulu (meliputi konsep, teori, data atau masalah di lapangan) yang akan menjadi celah bagi penelitian selanjutnya.
Dalam dunia bisnis, perbedaan hasil ini menjadi cukup berisiko karena belum memiliki solusi. Terlebih, dalam lingkup aktivitas bisnis yang setiap detiknya adalah profit. Maka kesenjangan dalam research berefek pada kerugian. Walaupun mengkhawatirkan, namun hal seperti ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi perusahaan dalam menjalankan usaha agar semakin berkembang.
B. Jenis Research Gap (Celah Penelitian)
1. Theroritical Gap
Salah satu bentuk menemukan adanya kesenjangan dapat dilihat melalui teori apa yang menjadi dasar penelitian sebelumnya. Bisa jadi teori dasar tersebut memiliki kelemahan atau keterbatasan yang belum cukup mendukung. Atau bisa saja hasil penelitian sebetulnya belum dijelaskan teori apa pun.
Kekosongan ini harus dilihat dengan jeli karena inilah bahan penelitian Anda selanjutnya. Maka bagi bisnis Anda, cobalah untuk perhatikan dengan cermat. Mungkinkah fenomena bisnis tidak sesuai dengan teori? Atau malah tidak memiliki teori yang mampu menjelaskan?
2. Empirical Gap
Poin lainnya untuk bahan evaluasi bisnis adalah data kesenjangan fenomena empiris. Adanya kesenjangan akan tampak pada hasil research. Perhatikan apakah terdapat kekonsistenan atau tidak.
Tanda adanya gap otomatis ditunjukkan dari ketidakkonsistenan antara hasil dengan data faktual. Di sinilah Anda dapat memanfaatkan kekurangan ini menjadi bahan research Anda sekarang. Untuk mengemasnya dapat dilakukan dengan memperbandingkan menggunakan kajian sebelumnya. Atau jika perlu ditunjang dengan teori yang sesuai.
3. Evidence Gap
Bahan selanjutnya dapat diperhatikan dari bukti research. Tolok ukur adanya perbedaan akan diambil dari fakta umum yang sudah biasa terjadi. Sederhananya, Anda akan menemukan titik kesenjangan antara fenomena yang tidak asing terjadi dengan bukti lapangan yang Anda dapatkan.
Dua konsep yang tidak sejalan ini sangat penting untuk dicari. Dengan begitu maka Anda dapat mengatur strategi berdasarkan hasil penelitian terbaru. Tentunya ini akan berdampak langsung pada tingkat profit bisnis Anda.
4. Population Gap
Khususnya dalam produktivitas bisnis, jangkauan populasi dalam mengambil data research sangat penting. Atau mungkin Anda lebih sering mendengar istilah penentuan target market. Inilah bahan utama untuk melihat adanya population gap dalam research sebelumnya.
Kesenjangan pada aspek ini dapat dilihat dari perbedaan antara fenomena umum dengan data lapangan yang diperoleh. Telusuri lebih dalam mengenai oleh siapa sajakah produk diminati. Serta, apakah produk sesuai bagi usia tertentu, kalangan tertentu, personality tertentu, hingga budaya tertentu.
C. Cara Menemukan Research Gap (Celah Penelitian)
Beberapa hal dapat dilakukan untuk menemukan research gap di antaranya,
1. Menemukan Fenomena yang Belum Dijelaskan oleh Teori
Pertama, yang harus kita lakukan adalah jangan keluar jalur dan tetap fokus pada bidang ilmu masing-masing. Anda bisa mengamati kejadian dalam bidang ilmu Anda dengan teliti. Jika sudah menemukan kejadian yang sekiranya menarik, cari tahu apakah ada teorinya.
Jika belum ada teorinya, berarti di situlah letak celahnya. Ada hal yang sudah berjalan tetapi belum memiliki teori, terdengar agak aneh bukan? Maka dari itu, Anda bisa menelitinya dengan menggunakan teori-teori lain yang relevan.
2. Menemukan Konsep yang Tidak Diperhatikan oleh Penelitian Terdahulu
Cara menemukan research gap kedua yaitu dengan membaca penelitian terdahulu. Temukan konsep yang sebenarnya berhubungan tetapi tidak menjadi fokus penelitian. Selain itu, konsep itu juga mungkin perlu diperbarui atau diberi penjelasan lebih lanjut, agar bisa memberikan manfaat yang lebih baik. Anda bisa mencarinya dalam latar belakang artikel penelitian.
3. Menemukan Inkonsistensi dari Hasil Penelitian Terdahulu
Jumlah penelitian terdahulu tidak hanya satu. Dari sekian banyak penelitian, biasanya ada beberapa yang memiliki hasil berbeda. Misalnya, penelitian A memiliki hasil bahwa variabel X dan Y berhubungan secara positif.
Sementara itu, hasil penelitian B menyebutkan bahwa variabel X dan Y berhubungan secara negatif. Perbedaan hasil tersebut bisa menjadi research gap yang kemudian diteliti ulang oleh Anda.
4. Menemukan Kekurangan dari Penelitian Terdahulu
Setiap riset atau penelitian pasti memiliki kelemahan. Salah satu yang menyebabkan hal ini terjadi adalah karena teori yang digunakan dibatasi pada teori tertentu. Maka dari itu, seringkali artikel penelitian menjabarkan apa saja yang bisa diteliti lebih lanjut.
Anda sering menjumpai bagian keterbatasan dan saran untuk penelitian mendatang di sebuah artikel penelitian, bukan? Salah satu maksud dari bagian tersebut adalah supaya peneliti selanjutnya tahu apa yang harus diteliti lebih jauh.
Menemukan celah penelitian memang kegiatan yang menantang. Maka dari itu, sebaiknya Anda meluangkan waktu dan selalu fokus dalam melakukannya.
Dari berbagai sumber
Post a Comment