Pengertian Problem Solver, Kompetensi, dan Cara Meningkatkannya

Table of Contents
Pengertian Problem Solver
Problem Solver

A. Pengertian Problem Solver (Pemecahan Masalah)

Problem solver (pemecahan masalah) adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan yang sulit. Kemampuan ini merupakan salah satu soft skill yang harus dimiliki seseorang karena sangat berguna baik bagi kehidupannya, maupun dalam konteks pekerjaannya.

Tentunya hal ini bukanlah hal yang mudah. Seorang problem solver perlu memiliki pemikiran positif saat menghadapi masalah, berpikir logis dan sistematis saat menghadapi masalah. Selain berkaitan erat dengan kemampuan menganalisis, mengungkapkan ide, mendengarkan, mengambil keputusan, berkomunikasi, dan bekerja dalam tim.

Ketika Anda memiliki beberapa kemampuan-kemampuan tersebut, akan lebih mudah bagi Anda untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapi.

B. Kompetensi Problem Solver (Pemecahan Masalah)

Setidaknya terdapat lima hal yang harus dimiliki seseorang untuk menjadi problem solver selain kecerdasan tentunya.
1. Keahlian Teknis dan Pengalaman yang Mumpuni.
Problem solvers terbaik memiliki keahlian yang cakap dan memiliki pengalaman sendiri  atau akses ke orang lain yang memiliki keahlian dan pengalaman tersebut, Steve Jobs, misalnya. Jobs memiliki visi dan ide, tetapi dia tidak memiliki keahlian teknik yang mendalam. Di masa awal, Steve Wozniak lah orang yang membangun mesin di Apple. Tetapi visi Jobs – lah yang mengantar keberhasilan Apple, mengalahkan semua batasan.

Masalah penting yang menghalangi individu cerdas adalah keinginan mereka untuk menjadi satu-satunya sumber ahli. Masalah hari ini lebih rumit, lebih sulit dipecahkan, dan sering melibatkan banyak disiplin. Mereka membutuhkan lebih banyak keahlian dan pengetahuan. Bersikap terbuka terhadap keahlian orang lain adalah langkah strategis untuk menjadi problem solver yang hebat.

2. Kemampuan Berinovasi dan Melakukan Perubahan
Masalah terpecahkan ketika kita melihatnya dari arah berbeda. Pengalaman akademis mengajarkan pendekatan dan algoritma yang standar, sementara masalah baru membutuhkan pendekatan baru. Ketika mayoritas masih mengikuti pola yang berhasil di masa lalu, para problem solver berusaha mencari solusi inovatif dengan pendekatan yang berbeda dan perspektif unik.

3. Memiliki Fokus yang Luas
Kita sering menganggap orang terbaik yang bisa menyelesaikan masalah adalah orang yang fokus di area tersebut. Meskipun orang-orang ini akan sangat membantu, data Zenger Folkman menunjukkan bahwa seorang problem solver selalu memiliki pemahaman yang baik tentang strategi dan arah organisasi. Orang yang fokus di area kerjanya hanya dapat menyelesaikan masalah tetapi seringnya solusi tersebut bertentangan dengan arah strategi organisasi.

4. Pekerja Keras
Sembilan puluh sembilan persen problem solvers adalah pekerja keras. Kita bisa melihat bagaimana Edison harus melewati 1.000 usaha yang gagal untuk berhasil menciptakan bola lampu.

5. Kemampuan Interpersonal yang Sangat Baik
Ilmuwan paling produktif di Bell Labs sangat baik dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan juga memiliki keterampilan komunikasi yang kuat. Solusi hebat datang dengan mengintegrasikan ide Anda dengan ide orang lain.

Problem solvers selalu memahami bagaimana cara membangun jaringan dan tahu bagaimana cara berkolaborasi. Mereka ahli membawa orang untuk bekerjasama, juga berbagi pengetahuan dan informasi, sehingga mereka dipercaya oleh orang lain.

C. Cara Meningkatkan Kompetensi Problem Solver (Pemecahan Masalah)

Berikut enam cara yang bisa Anda gunakan untuk meningkatkan kemampuan problem solving di antaranya,
1. Berpikir positif
Banyak orang yang tidak mampu berpikir jernih saat pertama kali dihadapkan dengan masalah. Maka dari itu, agar bisa meningkatkan kemampuan problem solving, Anda wajib membiasakan diri untuk selalu berpikir positif. Sebab, saat sudah merasa lebih tenang, secara perlahan Anda akan melihat titik terang untuk menyelesaikan masalah.

Berpikir positif memang terdengar klise. Akan tetapi, hal ini terbilang cukup susah untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Ingatlah bahwa tidak ada persoalan yang tidak memiliki jalan keluar. Jika Anda mencoba mengingatnya setiap menghadapi kebuntuan, seiring waktu Anda akan terbiasa untuk berpikir positif.

Ingat saja, bahwa setiap Anda menemukan rintangan, mindset yang positif adalah langkah awal menuju penuntasan masalah tersebut.

2. Identifikasi masalah
Setelah memiliki mindset positif, cobalah untuk identifikasi inti dari permasalahan saat Anda menemukan rintangan baru. Seperti pada tips sebelumnya, mengidentifikasi masalah juga tidak sesederhana yang Anda bayangkan.

Kebanyakan orang hanya berkutat di permukaan dan tidak menyelesaikan masalah hingga ke akarnya. Hal ini mengakibatkan masalah baru yang bisa menumpuk di masa mendatang. Lalu, bagaimana caranya untuk bisa melakukan problem solving secara efektif hingga ke akar permasalahan? Menurut Masterclass, salah satu caranya adalah dengan mengidentifikasi masalah dengan mengajukan banyak pertanyaan.

Berlatihlah memilih pertanyaan-pertanyaan tepat yang bisa menguak sumber permasalahan. Jangan banyak berasumsi dan menebak sebelum mengambil keputusan. Problem solver yang baik selalu mengawali meneliti inti dari masalah yang mereka temukan.

3. Brainstorming
Cara berikutnya untuk meningkatkan skill problem solving adalah dengan melakukan brainstorming secara aktif. Jika Anda belum  memahami apa itu brainstorming, istilah tersebut mengacu pada kegiatan di mana sebuah tim berusaha untuk menyelesaikan suatu masalah dengan menemukan ide-ide baru.

Saat melakukan brainstorming, penting bagi tim untuk tidak mengkritisi setiap ide yang muncul, baik itu berasal dari diri sendiri atau dari rekan setim. Jika Anda mempunyai sebuah ide, jangan ragu untuk mengungkapkannya. Sebab, ide itu bisa menjadi solusi yang efektif.

Setelah waktu brainstorming usai, setiap ide yang ditemukan wajib dibahas secara satu persatu. Kemudian, tiap anggota perlu menentukan ide yang paling efektif.

4. Evaluasi
Tidak seperti brainstorming, proses evaluasi adalah tahap problem solving yang kerap dilupakan oleh semua orang. Padahal, evaluasi dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi Anda dan tim saat menemukan masalah baru di masa-masa mendatang.
Cara melakukannya, pertama, kamu harus mengevaluasi ide-ide yang ditemukan saat brainstorming. Yang perlu dievaluasi di sini adalah pengaruh yang diberikan ide untuk penuntasan masalah. Dengan kata lain, pikirkan apakah ide tersebut dapat menyelesaikan masalah secara efektif atau tidak?

Hal berikutnya yang harus Anda perhatikan adalah kerumitan dari ide tersebut. Kerumitan bukan tentang seberapa sulit ide tersebut untuk diimplementasikan, tetapi, lebih mengenai jumlah waktu dan sumber daya yang kamu miliki.

Bisakah ide tersebut berhasil dalam pada jangka waktu yang Anda miliki? Apakah ide tersebut bisa direalisasikan dengan budget yang kamu miliki? Hal tersebut harus kamu jawab terlebih dahulu.

5. Periksa kembali
Jika ingin meningkatkan kualitas dari keahlian problem solving, Anda harus senantiasa melacak progres ide-ide kamu, sesuai kata CMOE. Anda harus selalu bertanya, apakah masalah sudah teratasi? Apakah rencana yang dibuat sudah dilaksanakan dengan baik?

Terkadang, Anda akan mengetahui apakah solusi Anda benar-benar bekerja dengan baik selama tahap eksekusi. Jika masalah tetap terjadi, jangan berkecil hati. Kembali lakukan tahap identifikasi masalah bersama tim Anda untuk mencari solusi lain yang lebih efektif.

6. Kembangkan ide lain
Setelah mengetahui bahwa solusi yang diberikan berhasil, problem solver yang andal tidak akan berdiam dan mengambil waktu rehat. Daripada menunggu masalah baru hadir, biasanya, yang ia lakukan adalah memikirkan ide-ide solutif baru.

Seperti ujaran Life Hack, hal ini dilakukan dengan cara berevaluasi dan mengembangkan ide lama dengan inisiatif Anda sendiri. Bila Anda secara aktif terus mengembangkan ide-ide baru, dijamin kemampuan problem solving Anda akan meningkat tanpa disadari.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment