Pengertian Price Earning Ratio, Standar, Tujuan, Cara Menghitung, dan Manfaatnya

Pengertian Price Earning Ratio
Price earning ratio (PER)

A. Pengertian Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio (PER) adalah gambaran mengenai rasio harga saham perusahaan dan keuntungan atau laba yang dihasilkan oleh perusahaan (EPS/earning per share) tersebut. PER juga disebut dengan istilah Rasio Harga terhadap Pendapatan dan terkadang ditulis pula dengan lambang P/E Rasio.

PER sering kali digunakan sebagai bahan pertimbangan saat sedang membeli saham dari perusahaan satu ke perusahaan yang lainnya, khususnya untuk industri yang sejenis. Sebab perbandingan antara harga saham dan laba bersih perusahaan ini dapat dijadikan sebagai acuan yang menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dan laba bersih.

Ada dua faktor yang memengaruhi kenaikan maupun penurunan PER, yakni dividen payout rate dan pertumbuhan laba. Seiring peningkatan laba, nilai rasio harga-pendapatan pun semakin tinggi. Jika PER suatu perusahaan nilainya tinggi, berarti saham perusahaan tersebut juga dinilai tinggi. Sebaliknya, apabila perusahaan sedang mengalami kerugian dan tidak mendapatkan pendapatan, nilai PER-nya tidak ada.

B. Standar Price Earning Ratio (PER)
Saat ini, nilai PER ideal mulai dari 20 sampai 25 kali lipat penghasilan. Namun, nilai tersebut harus disesuaikan dengan sektor usaha yang dioperasikan. Sebagai contoh, rata-rata nilai Price Earning Ratio perusahaan alat rumah tangga adalah 24. Kemudian, perusahaan kedua di bidang yang sama memiliki nilai PER 17. Nah, perusahaan kedua ini dapat dikategorikan mempunyai PER rendah.

Meski begitu, nilai PER rendah dapat berubah menjadi tinggi jika perusahaan mengupayakan peningkatan dividen payout rate. Perhitungan dividen payout rate diperoleh dari laba setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham.

Persepsi mengenai standar nilai PER juga disampaikan oleh Benny Sinaga dalam buku berjudul “Main Saham Pakai Kiat”. Menurut Benny Sinaga, nilai PER 15—18 sudah termasuk ideal. Artinya, nilai tersebut mampu membuat investor berpandangan, bahwa perekonomian sebuah entitas bisnis memiliki masa depan cerah.

Namun, nilai PER yang tingginya melebihi standar tergolong berisiko. Pasalnya, saham perusahaan bisa overvalued sehingga menurunkan minat investor untuk berinvestasi. Sebaliknya, nilai Price Earning Ratio rendah (value stocks) tidak selalu menunjukkan peluang baik untuk membeli saham. Justru, Anda harus lebih waspada karena PER rendah bisa menjadi indikasi kinerja perusahaan berkurang.

C. Tujuan Price Earning Ratio (PER)
1. Mengevaluasi investasi prospektif
Saham di masa sekarang ini tampaknya semakin populer. Istilah saham sendiri sudah tidak asing lagi bagi masyarakat awam. Saham bahkan dinilai sebagai sumber investasi yang terbaik untuk saat ini. Saham umumnya dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dengan tujuan tertentu seperti misalnya untuk mencari tambahan dana dan sebagainya.

Namun dengan melakukan perhitungan PER maka Anda bisa lebih mengetahui apakah saham perusahaan Anda bisa menjadi investasi prospektif. Selain itu Anda juga bisa memalami secara lebih lagi mengenai bagaimana kondisi saham dan laba pada perusahaan Anda.

2. Membantu investor dalam mengambil keputusan
Investor tentu saja mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan tindakan yang akan diambil selanjutnya. Apakah ia akan melakukan pembelian saham terhadap perusahaan Anda ataukah tidak. Sebab biasanya investor akan melihat prospek saham ke depannya apakah saham itu akan menguntungkan baginya ataukah justru membuatnya mengalami kerugian.

Namun dengan adanya perhitungan PER tentunya Anda dapat membantu calon investor untuk bisa menganalisis saham yang Anda tawarkan. Investor bisa mempelajari prospek saham milik perusahaan Anda sehingga hal ini akan menjadi pertimbangan bagi dirinya. dengan demikian maka investor bisa mengambil keputusan apakah pada akhirnya ia akan turut menanamkan saham pada perusahaan Anda ataukah tidak.

3. Memperkirakan nilai pasar pada suatu saham
Dalam hal jual dan beli saham tentunya perlu diketahui bagaimana nilai pasar terhadap suatu saham. Baik bagi Anda yang merupakan pemilik perusahaan dan menjual saham maupun bagi para calon investor yang akan melakukan pembelian saham tentu sama-sama perlu tahu penilaian pasar.

Oleh karena itu perhitungan PER sangatlah dibutuhkan agar persepsi pasar terhadap suatu saham dapat diketahui dengan lebih jelas. Naik dan turunnya saham yang bisa menggambarkan kondisi perusahaan juga bisa menjadi fokus bagi Anda.

D. Cara Menghitung Price Earning Ratio (PER)
Pada dasarnya, price earning ratio adalah salah satu rasio dengan rumus yang mudah dimengerti oleh semua orang.
Rumus Price Earning Ratio
PER = Harga Saham Per Saham / Earnings Per Share (Penghasilan Per Saham)
atau
PER = Kapitalisasi Pasar / Total Net Earnings (Total Penghasilan Bersih)
atau
PER yang Dibenarkan = Rasio Pembayaran Dividen / R – G

Keterangan:
R = Tingkat Pengembalian yang Dibutuhkan (Required Rate Of Return).
G = Tingkat Pertumbuhan Berkelanjutan (Sustainable Growth Rate).

E. Manfaat Price Earning Ratio (PER)
1. Melihat price earning ratio per share
Earning per share atau EPS sering pula disebut juga dengan istilah laba per saham. Dengan kata lain earning per share ini merupakan jumlah laba per saham yang beredar dari saham perusahaan. Cara menghitung earning per share atau EPS ini adalah laba bersih perusahaan dibagi dengan jumlah seluruh saham yang beredar.

Maka dengan menghitung PER tentunya Anda dapat melihat EPS. EPS pada dasarnya merupakan hal penting sebab EPS ini menunjukkan jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan untuk tiap lembar saham yang beredar dalam satu periode. Kemudian EPS ini nantinya bisa digunakan untuk membantu penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan.

2. Mengetahui reaksi pasar pada kinerja perusahaan
Umumnya semakin tinggi nilai saham atau EPS maka semakin tinggi atau besar pula nilai dari suatu perusahaan. Demikian pula sebaliknya jika nilai saham perusahaan terbilang rendah maka bisa diperkirakan bahwa nilai perusahaan juga semakin rendah. Maka dari itu reaksi atau persepsi pasar terhadap saham sebenarnya berkaitan pula dengan kinerja perusahaan.

Semakin tinggi nilai saham maka berarti kinerja perusahaan dinilai semakin baik. Kinerja perusahaan yang dinilai baik oleh investor tentu nantinya akan berkaitan pula dengan nama baik dan citra perusahaan. Nama baik dan citra perusahaan tentunya berdampak pula pada eksistensi perusahaan tersebut dan juga pada omset penjualan serta nilai saham.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Price Earning Ratio, Standar, Tujuan, Cara Menghitung, dan Manfaatnya"