Pengertian Performance Appraisal, Fungsi, Tujuan, Jenis, Metode, dan Tahapannya

Pengertian Performance Appraisal
Performance Appraisal

A. Pengertian Performance Appraisal
Performance appraisal adalah sebuah metode di mana kinerja pekerjaan seorang karyawan didokumentasikan dan dievaluasi. Performance appraisal sering juga disebut sebagai performance review, performance evaluation, atau employee appraisal

Performance appraisal merupakan tinjauan berkala yang dilakukan atas kinerja dan kontribusi yang telah diberikan karyawan kepada perusahaan. Atau bisa dikatakan sebagai penilaian dan evaluasi kinerja karyawan yang bisa dilakukan selama periode bulan atau tahun.

Metode ini adalah bagian dari pengembangan karier dan terdiri dari tinjauan rutin kinerja karyawan dalam organisasi. Evaluasi ini dapat digunakan untuk memberikan feedback terhadap pekerjaan karyawan, menentukan besaran kenaikan gaji dan bonus, hingga pertimbangan keputusan pemutusan hubungan kerja.

Performance appraisal menjadi penting untuk dilakukan perusahaan agar dapat mengetahui sejauh mana perkembangan performa karyawan dari waktu ke waktu.

B. Fungsi Performance Appraisal
Proses ini berfungsi baik bagi organisasi ataupun karyawan, dan sebaiknya performance appraisal ini dilakukan secara rutin oleh perusahaan sebab bisa membantu memberikan wawasan yang berdampak baik bagi organisasi maupun karyawan.

Demikian, secara garis besar fungsi performance appraisal terbagi dalam dua aspek di antaranya,
1. Bagi Organisasi
Fungsi performance appraisal bagi organisasi meliputi di antaranya,
a. Untuk menangani masalah dari perilaku karyawan sebelum berdampak luas bagi departemen.
b. Mendukung karyawan dalam pengembangan karier dan keterampilan.
c. Mendorong karyawan agar dapat berkontribusi lebih banyak bagi organisasi dengan mengenalinya dari keterampilan dan bakat.
d. Mempermudah manajemen melakukan identifikasi untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
e. Mempermudah manajemen membuat keputusan strategis saat harus melakukan PHK, pemecatan hingga mengisi peran yang kosong dalam organisasi.

2. Bagi Karyawan  
Sementara itu, fungsi proses ini untuk karyawan di antaranya,
a. Dapat mengetahui di mana area spesifik keterampilan dan karier yang bisa ditingkatkan.
b. Memiliki kesempatan dengan manajemen untuk berdiskusi tentang tujuan jangka panjang sebagai karyawan.
c. Mendapat motivasi dan dorongan sehingga bisa berkontribusi lebih banyak bagi organisasi.
d. Mengidentifikasi peluang mendapatkan bonus atau promosi jabatan.
e. Mengetahui penghargaan yang diberikan oleh organisasi atas kontribusi yang karyawan lakukan selama ini.

Tak hanya itu, fungsi lain dari performance appraisal juga untuk membantu karyawan dan manajer membuat rencana pengembangan dalam bentuk pelatihan atau training.

C. Tujuan Performance Appraisal
Performance Appraisal memiliki tujuan di antaranya,
1. Untuk membuat catatan yang akan berkaitan dengan gaji pokok, kenaikan gaji, bonus, atau untuk promosi jabatan.
2. Sebagai pendukung manajer dalam membuat keputusan yang tepat.
3. Mengetahui kelebihan serta kekurangan setiap karyawan agar bisa menempatkan mereka pada posisi yang tepat.
4. Untuk menilai dan memelihara potensi yang ada dalam diri karyawan untuk pertumbuhan dan perkembangan di masa yang akan datang.
5. Memberikan umpan balik atau feedback kepada karyawan tentang hasil kinerjanya.
6. Mempengaruhi karyawan untuk meningkatkan kinerja serta produktivitasnya dalam bekerja.
7. Untuk meninjau dan menentukan program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan.

D. Jenis Performance Appraisal
Terdapat beberapa jenis performance appraisal yang lazim digunakan perusahaan untuk mengevaluasi karyawannya di antaranya,
1. Penilaian tradisional
Dalam penilaian tradisional, atasan akan berdiskusi dengan karyawan dalam meeting tatap muka untuk membahas kinerja untuk periode kinerja sebelumnya. Periode yang digunakan biasanya adalah satu tahun.

Diskusi tersebut didasarkan pada pengamatan atasan tentang kemampuan karyawan dan kinerja tugas sesuai dengan deskripsi pekerjaan. Kemudian, kinerja akan dinilai, hasilnya akan disesuaikan dengan kenaikan persentase gaji.

2. Self-appraisal
Self-appraisal digunakan dalam proses performance appraisal untuk mendorong karyawan bertanggung jawab melakukan penilaian kinerja untuk diri sendiri. Hal tersebut dilakukan dengan menilai pencapaian atau kegagalan serta mendorong manajemen diri.

Metode ini juga digunakan untuk mempersiapkan karyawan ketika membahas poin-poin evaluasi dengan atasannya. Cara ini dapat digunakan bersamaan dengan metode evaluasi lainnya, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk menggantikan penilaian kinerja karyawan oleh atasan.

3. Employee-initiated review
Melalui metode employee-initiated review, karyawan diberi tahu bahwa mereka dapat meminta peninjauan dari manajer mereka. Metode ini bukan untuk menggantikan proses performance appraisal tradisional. Sebaliknya, metode ini dapat digunakan untuk mendorong sikap manajemen diri pada karyawan.

4. Feedback 360 derajat
Feedback 360 derajat dalam proses performance appraisal mengacu pada feedback tentang kinerja karyawan yang disediakan oleh atasan, rekan kerja, pelanggan eksternal, dan karyawan itu sendiri.

Metode ini juga akan menghasilkan feedback dari karyawan pada kinerja manajemen, yang dikenal juga sebagai upward appraisal. Dengan demikian, perusahaan akan dapat melakukan evaluasi secara keseluruhan, baik dari sisi manajerial, maupun kinerja karyawannya.

E. Metode Pengumpulan Data Performance Appraisal
Terdapat banyak metode yang umum dilakukan untuk melakukan pengumpulan data performance appraisal. Metode ini dibagi dalam dua pendekatan di antaranya,
1. Past-oriented method
Past-oriented method adalah metode yang berorientasi pada hasil kerja. Terdapat beberapa cara yang digunakan dalam metode ini di antaranya,
a. Skala penilaian, yang terdiri dari beberapa skala numerik yang mewakili kriteria kinerja terkait pekerjaan seperti ketergantungan, inisiatif, output, kehadiran, sikap, dan lain-lain. Setiap skala berkisar dari sangat baik hingga buruk. Skor numerik total dihitung dan kesimpulan final diperoleh.
b. Checklist, di mana formulir evaluasi disusun berdasarkan pertanyaan dengan jawaban “ya” dan “tidak”. Metode ini digunakan untuk melakukan pengecekan pekerjaan karyawan sementara evaluasi selanjutnya dilakukan oleh HRD.
c. Forced-choice method, yakni dengan memberikan dua pilihan pernyataan untuk masing-masing aspek penilaian dalam formulir penilaian karyawan. Sama seperti checklist, metode ini hanya digunakan untuk pengecekan sementara evaluasi dan analisis dilakukan oleh HRD.
d. Critical incident method, yakni dengan menganalisis perilaku-perilaku karyawan yang mempengaruhi performa. Metode ini biasanya dilakukan oleh atasan langsung yang sering berhubungan dengan karyawan tersebut.
e. Behaviorally anchored rating scales, yaitu skala yang digunakan untuk menentukan apakah perilaku karyawan efektif atau tidak terhadap performa kerjanya.
f. Field review method, yaitu metode penilaian yang biasa digunakan untuk menilai kinerja departemen lain. Biasanya, metode ini digunakan oleh HRD untuk menilai kinerja karyawan departemen lain.

2. Future-oriented method
Future-oriented method adalah metode yang berorientasi pada tujuan. Metode ini biasanya digunakan untuk menganalisa harapan karyawan terhadap perusahaan serta untuk menentukan tujuan perusahaan. Terdapat beberapa cara yang digunakan untuk performance appraisal dengan metode ini di antaranya,
a. Psychological appraisal, yakni penilaian dengan menggunakan pendekatan psikologi. Penilaian dengan metode ini menggunakan observasi, wawancara hingga tes psikologi untuk melakukan penilaian yang berfokus pada emosi, intelektual, motivasi, dan aspek-aspek lainnya yang mempengaruhi performa karyawan.
b. Feedback 360 derajat, merupakan metode pengumpulan data performance appraisal yang paling banyak digunakan saat ini. Melalui metode ini, perusahaan dapat melakukan evaluasi secara keseluruhan, baik dari segi manajerial maupun performa karyawan.

Penggunaan metode-metode tersebut tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Hal ini membuat tidak semua metode digunakan dalam satu waktu. Sebagian besar perusahaan hanya menggunakan beberapa metode saja yang telah disesuaikan dan dibakukan dalam SOP perusahaan.

F. Tahapan Performance Appraisal
Performance appraisal karyawan pada umumnya akan melalui 6 tahapan berikut di antaranya,
1. Menetapkan Standar Kinerja
Penetapan standar kerja adalah proses penilaian kinerja yang pertama. Manajer perlu menentukan layanan, kemampuan, dan hasil mana yang harus dievaluasi. Standar kinerja ini harus dimasukkan dalam analisis pekerjaan dan deskripsi pekerjaan.

Penetapan standar kinerja juga harus jelas dan objektif, sehingga mudah dimengerti dan diukur. Standar tidak boleh secara samar. Standar yang baik akan memudahkan organisasi dan karyawan dalam melakukan pengukuran kinerja dengan akurat.

2. Mengkomunikasikan Standar Kinerja yang diharapkan ke Karyawan
Setelah adanya standar kinerja yang baik, standar ini harus dikomunikasikan kepada setiap karyawan sehingga mereka tahu apa yang diharapkan perusahaan dari mereka. Kurangnya komunikasi mempersulit evaluasi kinerja.

Komunikasi harus dua arah, artinya manajemen perlu mendapatkan umpan balik dari karyawan mengenai standar kinerja yang ditetapkan untuk itu.

3. Mengukur Kinerja yang Nyata
Pada tahap yang ketiga penilaian kinerja, kinerja aktual diukur berdasarkan informasi yang berasal dari sumber yang berbeda, misalnya pengamatan, laporan statistik, laporan lisan dan laporan tertulis. Objektivitas adalah hal yang harus diingat dan dilakukan saat melakukan pengukuran kinerja, penilaian harus berdasarkan fakta dan wawasan dan tidak melibatkan perasaan dalam pengukuran kinerja ini.

4. Bandingkan Kinerja Nyata dengan Standar yang ditentukan
Pada tahap ini, kinerja aktual dibandingkan dengan standar yang diberikan. Perbandingan ini menunjukkan perbedaan antara kinerja aktual dan standar kinerja. Hasil dari perbandingan ini bisa menjadi evaluasi perusahaan dan karyawan kedepannya.

Apakah terdapat kesalahan dalam pembentukan standar atau kinerja karyawan yang masih belum maksimal. Meskipun terlihat mudah, tahapan ini menjadi salah satu tahapan yang krusial untuk melakukan performance appraisal.

5. Diskusikan Hasil Penilaian dengan Karyawan
Setelah keempat tahap di atas, diskusi hasil penilaian merupakan tugas menantang yang harus dihadapi oleh manajer karena harus menyajikan penilaian yang akurat sehingga karyawan yang bersangkutan menerima hasil penilaian tersebut. Diskusi tentang penilaian ini memungkinkan karyawan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya serta dampaknya terhadap kinerjanya di masa yang akan datang. Dampaknya mungkin Positif maupun Negatif tergantung pada penilaian yang disajikan.

6. Mengambil Tindakan Korektif (Tindakan Perbaikan)
Tahapan terakhir pada proses penilaian adalah mengambil tindakan korektif (perbaikan) apabila diperlukan. Jika terjadi penyimpangan antara standar kinerja dengan kinerja aktual karyawan dan telah dikomunikasikan dengan baik antara kedua pihak, maka pihak perusahaan maupun karyawan harus mengambil tindakan untuk memperbaiki kinerjanya.

Dalam tahapan ini, tujuan dan dampak baik yang ingin didapatkan. Perusahaan bisa memperbaiki beberapa standar agar lebih sesuai dengan tujuan perusahaan atau karyawan bisa memperbaiki kinerjanya agar dapat mendorong produktivitas karyawan.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Performance Appraisal, Fungsi, Tujuan, Jenis, Metode, dan Tahapannya"