Pengertian Wholesale, Fungsi, Jenis, Penentuan Harga, dan Manfaatnya

Pengertian Wholesale
Wholesale

A. Pengertian Wholesale
Wholesale adalah pembelian barang dalam jumlah besar dari produsen dengan harga diskon untuk kemudian menjualnya kembali ke retailer dengan harga yang lebih tinggi. Kemudian retailer akan menjual produk dalam jumlah yang lebih kecil dengan harga yang lebih tinggi kepada konsumen yang mencerminkan keseluruhan biaya operasional bisnis mereka.

Dalam praktiknya, wholesale merupakan kegiatan bisnis distribusi suatu produk dengan cara melakukan pembelian produk tertentu secara besar-besaran kepada produsen atau pihak yang berperan sebagai penyedia produk. Setelah dilakukan pembelian dalam jumlah besar maka produk yang sudah dibeli tersebut didistribusikan kembali kepada industri, pebisnis atau pengecer dan lain sebagainya.

Perbedaan wholesale dengan distributor yaitu adanya kesepakatan kerja yang resmi antara pihak penyalur dengan perusahaan terkait. Maka dari itu, biasanya setiap perusahaan memiliki distributor resmi di berbagai daerah tetapi tidak memiliki wholesaler.

Wholesale Menurut Para Ahli
Irma Nilasari & Sri Wilujeng (2006), wholesaler adalah pihak yang bertindak sebagai perantara yang memperdagangkan produk dalam jumlah besar. Akan tetapi, prosesnya tidak sampai ke tahap penjualan akhir untuk sampai ke tangan konsumen.

B. Fungsi Wholesale
Wholesale memiliki fungsi di antaranya,
1. Penjualan dan promosi
2. Memecah produk menjadi unit-unit yang lebih kecil
3. Menentukan jenis pembelian yang tepat sesuai dengan produk yang dibutuhkan oleh konsumen.
4. Pergudangan dan penyimpanan persediaan produk.
5. Membantu keuangan baik pemasok dan konsumen. Sebab, wholesaler dapat memberikan kelonggaran kredit kepada konsumen, dan memesan barang serta membayar produk yang sudah dibeli kepada produsen atau pemasok.
6. Memperlancar penyaluran produk dari produsen ke konsumen
7. Memberikan informasi pasar baik kepada konsumen maupun pihak pemasok seperti perkembangan harga, jenis produk baru dan lain-lain
8. Menanggung risiko kerusakan produk
9. Memberikan layanan konseling atau memberikan masukan kepada pengecer mengenai tata cara penjualan produk yang lebih baik.

C. Jenis Wholesale
Wholesaler dibagi menjadi beberapa jenis model bisnis di antaranya,
1. Merchant Wholesaler
Merchant Wholesale adalah orang yang membeli produk dengan jumlah besar kepada perusahaan manufaktur, distributor resmi atau kepada wholesale yang lain. Biasanya para usahawan di bidang ini mendapatkan harga produk yang lebih murah.

Selanjutnya produk yang sudah didapatkan akan dikemas menjadi unit kecil lalu dijual dengan harga yang lebih mahal. Selisih nilai beli dengan nilai jual itulah yang menjadi keuntungan wholesaler.

2. Agen/Broker
Agen/Broker adalah orang yang membantu wholesaler untuk mencari distributor resmi maupun perusahaan manufaktur yang menyediakan harga produk rendah tetapi bermutu tinggi. Nantinya, hasil survei tersebut akan dijadikan pertimbangan pembelian produk.

Bisa dikatakan agen/broker adalah orang yang bekerja pada wholesaler lainnya. Sekilas memang mirip dropship, tetapi agen/broker masih memiliki akses untuk mengontrol produk yang sudah dipersiapkan oleh perusahaan.

3. Divisi Distribusi Manufaktur
Divisi distribusi manufaktur adalah orang yang bertugas untuk mendistribusikan produk dari perusahaan manufaktur. Jika orang ini memiliki keterkaitan erat dengan regulasi perusahaan maka disebut distributor, tetapi jika tidak maka disebut wholesaler.

Biasanya divisi distribusi manufaktur akan menyuplai produk kepada wholesaler lainnya yang sudah melakukan pembelian. Sedangkan keuntungan disesuaikan dengan kesepakatan.

D. Penentuan Harga Jual Wholesale
Terdapat beberapa cara menentukan harga jual dalam wholesale di antaranya,
1. Manufacturer Suggested Retail Price atau MSRP. Secara singkat, penentuan menggunakan MSRP adalah harga jual produk yang disarankan oleh pihak manufaktur kepada pelaku wholesale.
2. Keystone Pricing. Artinya adalah pihak wholesale melakukan penggandaan biaya pembelian barang.
3. Multiple Pricing. Pihak wholesale melakukan pengemasan ulang produk. Misalnya dengan metode bundle, dimana masing-masing bundle bisa sebanyak 3 unit, 5 unit, 10 unit dan sebagainya.
4. Discount. Pihak wholesale melakukan potongan harga dari harga normal. Biasanya harga awal sudah di mark up untuk kemudian diberikan potongan harga.
5. Above Competitor Pricing. Harga di atas rata-rata pesaing untuk menciptakan kesan eksklusivitas.
6. Below Competitor Pricing. Harga lebih rendah dari pesaing yang bergerak di produk yang serupa.

Keuntungan untuk pebisnis wholesale biasanya didapatkan dari melakukan mark up pembelian. Untuk hal ini, profit yang didapatkan tidak jauh berbeda dengan distributor dan pedagang retail.Terkait kalkulasi keuntungan wholesaler sangat beragam. Ini disesuaikan dengan jumlah produk dan jenis produk yang dibeli.

Selain itu, mark up penjualan ikut menentukan jumlah keuntungan yang didapatkan oleh para pemilik wholesale. Proses distribusi produk dari wholesaler ke pihak selanjutnya juga menentukan keuntungan. Karena jika jaraknya terlalu jauh, mark up harga jual tentu lebih tinggi, profit juga berlipat ganda.

E. Manfaat Model Bisnis Wholesale
Selain memberikan untung yang lebih besar, wholesale memiliki banyak manfaat lain yang bisa diraih para pengusaha. Berikut bentuk manfaat yang ditawarkan oleh model bisnis wholesale di antaranya,
1. Fleksibel, pengusaha dapat mengatur jadwal dengan lebih mudah.
2. Model bisnis secara tidak langsung mendorong pengusaha untuk lebih efisien.
3. Menghilangkan kebutuhan untuk menyimpan persediaan yang tidak terjual dalam inventaris.
4. Badan usaha tak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk proses produksi dan pengemasan.
5. Meningkatkan eksposur badan usaha di pasar.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Wholesale, Fungsi, Jenis, Penentuan Harga, dan Manfaatnya"