Pengertian Value Investing, Nilai Intrinsik, dan Strateginya

Table of Contents
Pengertian Value Investing
Value Investing

A. Pengertian Value Investing

Value investing adalah kegiatan menginvestasikan saham yang pada saat ini berada di bawah nilai intrinsiknya, atau saham yang sedang undervalue. Value investing membantu bagi para investor untuk mendapatkan keuntungan yang luar biasa. Karena dengan adanya hal ini para investor mendapatkan keuntungan besar dengan harga murah.

Melakukan value investing bisa meminimalisir risiko investasi saham, namun Anda juga harus lebih memahami strategi value investing yang banyak dilakukan oleh para pakar ataupun para ahli value investing. Untuk menjadi seorang value investor, Anda perlu pemahaman yang mendalam tentang valuasi bisnis perusahaan.

Dengan begitu, Anda dapat mengamati deretan saham yang punya nilai tinggi tetapi harganya murah. Selanjutnya, Anda pun berkesempatan untuk menjual saham tersebut ketika harganya melonjak.

B. Nilai Intrinsik Value Investing

Penilaian saham oleh seorang value investor dilakukan dengan perhitungan yang cermat. Ada berbagai faktor yang menjadi pertimbangan, termasuk di antaranya adalah performa finansial, penghasilan, cash flow, brand perusahaan, keunggulan produk, dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan data akurat tentang nilai intrinsik perusahaan, value investor menggunakan beberapa jenis metrik di antaranya,
1. Price-to-book (P/B)
Indikator pertama yang dapat Anda manfaatkan adalah P/B yang kerap disebut nilai buku. Rasio ini memperlihatkan perbandingan antara aset perusahaan dengan harga saham. Saham dapat dikategorikan undervalued ketika harganya mempunyai nilai lebih rendah dibandingkan aset perusahaan. Hanya saja, penilaian undervalued tersebut juga harus disertai dengan kondisi kesehatan finansial perusahaan.

2. Free cash flow
Anda juga dapat mempertimbangkan parameter free cash flow perusahaan. Indikator ini menunjukkan jumlah uang tunai yang tengah dimiliki perusahaan sesudah menunaikan pembayaran segala jenis biaya.

3. Price-to-earning (P/E)
Parameter selanjutnya adalah P/E yang dapat Anda manfaatkan untuk memperoleh data pendapatan perusahaan. Saham undervalued dapat Anda ketahui ketika mendapati bahwa harga saham tidak mempunyai kesesuaian dengan pendapatan perusahaan.

Kemampuan dalam mengetahui nilai intrinsik saham tidak memberikan jaminan kesuksesan berinvestasi. Selain memanfaatkan parameter metrik tersebut, ada pula 5 hal penting yang tak boleh Anda lewatkan di antaranya,
1. Riset
Dalam praktik investasi apapun, riset merupakan sebuah kewajiban. Tujuannya, agar Anda terhindar dari risiko kerugian. Selain mencermati parameter metrik nilai intrinsik saham, Anda juga dapat mempertimbangkan beberapa info pendukung lain. Beberapa data yang dapat Anda manfaatkan di antaranya adalah struktur keuangan, rencana jangka panjang perusahaan, jajaran manajemen, serta prinsip bisnis.

2. Diversifikasi investasi
Dalam value investing, Anda juga harus memperhatikan diversifikasi. Upaya diversifikasi merupakan tindakan preventif dalam meminimalkan risiko kerugian. Diversifikasi dapat Anda lakukan dengan membeli jenis saham yang berbeda. Selain itu, ada pula pilihan diversifikasi menggunakan instrumen investasi lain, seperti P2P lending, emas, reksadana, dan lain sebagainya.

3. Fokus pada konsistensi
Value investor memiliki kecenderungan untuk memperoleh keuntungan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Anda perlu mengedepankan pilihan pada jenis saham yang memiliki harga konsisten dan mempunyai risiko rendah.

4. Analisis fundamental perusahaan
Tips selanjutnya, Anda perlu pula melakukan analisis faktor fundamental perusahaan. Langkah ini dapat Anda lakukan dengan memperhatikan laporan keuangan terbaru perusahaan secara menyeluruh. Dari laporan tersebut, Anda dapat mengetahui beberapa informasi penting seperti liabilitas dan ekuitas, arus kas, laba rugi, dan semacamnya.

5. Memantau trend
Terakhir, Anda juga perlu memantau tren yang terjadi di masyarakat. Pilihan berinvestasi pada sektor yang tengah tren memberi peluang keuntungan yang lebih besar dalam jangka pendek.

C. Strategi Value investing

Minimal terdapat delapan strategi yang bisa Anda lakukan agar value investing bisa menghasilkan keuntungan yang besar di masa depan di antaranya,
1. Memilih Metode Analisa
Untuk menganalisa strategi saham, terdapat beberapa strategi yang bisa Anda gunakan. Pertama, Anda bisa menganalisanya dari kondisi ekonomi makro, lalu kerucutkan pada fundamental dalam suatu saham yang akan Anda pilih. Cara ini disebut dengan “analisis top-down“. Analisis ini juga biasa disebut dengan analisa dari atas ke bawah yang sifatnya global dan menuju pada hal yang sifatnya lebih spesifik.

Sementara itu, sebagian lainnya ada yang memulainya dengan istilah Analisis bottom-up. Kebalikan dari analisis sebelumnya, analisis ini dilakukan dengan menilai suatu saham dari bawah ke atas. Caranya adalah dengan mengecek kondisi fundamental perusahaan yang diincar terlebih dahulu. Selanjutnya, akan berlanjut dalam menganalisa berbagai masalah ekonomi yang sekiranya akan memengaruhi pergerakan harga saham.

Beberapa di antaranya yang mampu memengaruhi harga saham adalah inflasi, suku bunga, daya beli masyarakat, nilai tukar rupiah, dan lain-lain.

2. Memantau Sektor yang Sedang Trend
Strategi ini bisa dijadikan sebagai langkah awal atau langkah selanjutnya setelah Anda memilih cara value investing. Pada intinya, Anda harus mengetahui sektor mana yang saat ini sedang diminati masyarakat atau yang sedang tren.

Dengan melakukan investasi pada sektor yang saat ini sedang trend, maka Anda tidak hanya mampu mendapatkan keuntungan yang besar, tapi juga bisa mendapatkan keuntungan yang lebih cepat. Bahkan, bisa jadi Anda mendapatkan keuntungan dalam hitungan hari saja.

3. Melakukan Screening Saham yang Memiliki Fundamental Bagus
Saat ini, perusahaan yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia tercatat sudah lebih dari 600 emiten. Untuk itu, Anda bisa menerapkan kriteria yang sesuai dengan Anda dalam melakukan screening yang efektif. Cara mudahnya adalah dengan menggolongkan emiten yang mempunyai ROE (Return on Equity) lebih dari 15%, PBV (Price to Book Value) dibawah 1x, atau PER (Price to Equity Ratio) kurang dari 10.

Jika Anda sudah memperoleh emiten sesuai dengan kriteria seperti di atas, seperti misalnya Anda mendapat 10 saham, maka selanjutnya Anda bisa mengecek ke sepuluh saham tersebut satu persatu. Sehingga, Anda tidak harus mengecek seluruh saham yang menarik di BEI.

4. Mengetahui Valuasi dan Nilai Intrinsik Saham yang Akan Dibeli
Agar bisa menjadi seorang value investor yang sukses, maka Anda harus mengetahui nilai valuasi dan juga nilai intrinsik saham yang ingin Anda beli. Artinya, Anda harus mempelajari cara menilai harga saham tersebut.

Dalam melakukan value investing, nilai yang seharusnya Anda ukur adalah harga wajar atau harga sebenarnya dari suatu harga saham, hal ini lebih sering disebut sebagai book value. Untuk mengetahuinya, Anda bisa menggunakan dua rasio utama, yaitu PER (Price Earning Ratio) dan PBV (Price to Book Value).

5. Menganalisa Faktor Fundamental Perusahaan
Dalam mendapatkan informasi terkait fundamental suatu perusahaan, Anda wajib membaca seluruh laporan keuangan terbaru dari perusahaan tersebut. Minimal, Anda harus mengetahui laporan laba/rugi dari perusahaan tersebut.

Beberapa hal yang biasanya terdapat dalam laporan keuangan adalah Pernyataan direktur ataupun yang menyajikan laporan keuangan, aset lancar dan tidak lancar, liabilitas dan ekuitas, laba/rugi, laporan arus kas, catatan-catatan keuangan

6. Menentukan Waktu Membeli Saham yang Tepat
Waktu yang tepat dalam melakukan value investing adalah ketika harga saham pada suatu perusahaan sedang murah atau di bawah nilai intrinsiknya.  Contohnya harga saham PGAS yang dihargai dengan PBV 1,5 kali, dan nilai PBV tersebut adalah yang paling rendah.

Lalu, saham menjadi naik secara signifikan beberapa tahun kemudian dan karena adanya rumor, maka akan menjadi turun lagi. Kebetulan, karena pada saat itu PBN nya menurun di angka 1,5 lagi, maka pada saat itulah waktu yang tepat dalam membeli saham PGAS.

7. Melakukan Pemantauan
Hal lain yang harus dilakukan dalam melakukan value investing selain menganalisa dan membeli saham adalah mengawasi saham yang terdapat di dalam portofolionya. Caranya adalah memantau performa dan membaca laporan keuangan terbarunya secara langsung di situs resmi idx.co.id

8. Menentukan Waktu Menjual Saham
Selain harus menentukan waktu yang tepat dalam membeli saham, Anda juga harus bisa memilih waktu yang tepat dalam membeli saham. Sebagai contoh, setelah Anda selesai melakukan pemantauan ternyata terdapat saham yang Anda beli mengalami kerugian ataupun masalah tertentu. Nah, pada saat itulah Anda harus segera menjual saham Anda.

Hal terpenting lainnya Anda harus melakukan analisa secara mendalam dan jangan gegabah, sehingga Anda langsung menjual hanya karena labanya sedang turun sedikit. Selain itu,  Anda juga harus mengetahui trendline dari pergerakan saham, apakah memang sedang turun atau meningkat.

Tapi, jika perusahaan yang Anda pilih mempunyai fundamental yang bagus, bahkan sempurna, maka akan lebih baik Anda pertahankan saja.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment