Pengertian Kebijakan Diskonto, Tujuan, Contoh, dan Manfaatnya

Table of Contents
Pengertian Kebijakan Diskonto
Kebijakan Diskonto

A. Pengertian Kebijakan Diskonto

Diskonto dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah potongan atau bunga yang harus dibayar oleh orang yang menjual wesel atau surat dagang yang diuangkan sebelum waktunya. Istilah diskonto berkaitan dengan kebijakan diskonto atau politik diskonto. Kebijakan diskonto adalah salah satu dari instrumen kebijakan moneter bank sentral.

Sementara politik diskonto adalah suatu kebijakan yang diambil untuk menambah ataupun mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan cara meningkatkan atau menurunkan suku bunga bank oleh bank sentral. Tujuan politik diskonto adalah meningkatkan atau menurunkan jumlah uang yang dipegang masyarakat untuk tujuan tertentu, seperti mencegah inflasi, meningkatkan gairah investasi, dan sebagainya.

B. Tujuan Kebijakan Diskonto

Tujuan dari politik diskonto adalah untuk memperlancar likuiditas. Politik diskonto berfungsi untuk mengontrol kegiatan ekonomi di masyarakat sehingga tercipta pemerataan dalam bidang ekonomi. Jika Bank Sentral mau mengurangi jumlah uang yang beredar, dampak yang terjadi ialah adanya kenaikan suku bunga.

Dengan meningkatnya suku bunga, maka masyarakat diharapkan akan menyimpan uangnya di bank. Jika demikian, maka jumlah uang yang beredar akan berkurang. Kebijakan untuk menaikkan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Sentral digunakan untuk menekan terjadinya inflasi.

Jika Bank Sentral mau menambah jumlah uang yang beredar, maka Bank Sentral akan menurunkan suku bunga. Dengan menurunnya suku bunga atau suku bunga bank yang rendah, maka masyarakat diharapkan untuk tidak senang atau kurang puas jika menyimpan uang di bank. Dengan demikian, maka jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah.
 
Bank Sentral akan melakukan penurunan suku bunga jika perekonomian mengalami resesi. Namun, bisa juga terjadi saat perekonomian mengalami deflasi. Pada awalnya, yang menjadi dasar pada politik diskonto ialah pertimbangan-pertimbangan yang bersifat kepentingan ekonomi serta teknik perbankan.

Namun, belakangan ini muncul pertimbangan lain yang bersifat sosial ekonomi. Pertimbangan tersebut digunakan sebagai alat untuk memengaruhi konjungtur dalam negeri.

C. Contoh Kebijakan Diskonto

Bank Indonesia setidaknya sudah pernah melakukan politik diskonto untuk mencapai suatu keseimbangan ekonomi tertentu di antaranya,
1. Jual Beli Surat Berharga
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa Bank Indonesia memiliki tugas dalam mengawasi berbagai kegiatan di berbagai bank umum di Indonesia. Salah satu upaya yang bisa dilakukan Bank Indonesia dalam memberikan kepercayaan kepada masyarakat yang memiliki hubungan dengan sistem perbankan adalah dengan memberikan suatu kepastian bahwa seluruh bank umum bisa membayar semua cek yang dikeluarkan dan yang diajukan oleh nasabah.

Dalam hal ini, pihak Bank Indonesia bisa memberikan dana pinjaman kepada berbagai bank umum yang sudah tersebar di seluruh wilayah di Indonesia untuk kelancaran kegiatan operasionalnya. Bank Indonesia juga bisa membeli surat berharga tertentu milik bank umum jika sewaktu-waktu bank umum tersebut mempunyai masalah yang berkaitan dengan cadangan kas finansialnya.

Apabila bank umum sudah menjual surat berharganya ke Bank Indonesia, maka hal tersebut adalah salah satu contoh diskonto. Pembelian surat berharga yang dilakukan oleh pihak Bank Indonesia adalah salah satu surat berharga yang dapat dengan mudah dicairkan. Salah satu contoh surat berharga tersebut adalah surat sertifikat dari pihak Bank Indonesia.

Penjualan surat berharga kepada pihak Bank Indonesia dilakukan sebagai bukti bahwa Bank Indonesia sudah menjalankan salah satu amanatnya seperti yang sudah tertera pada UUD 1945, yaitu dengan menetapkan suku bunga diskonto pada bank umum. Tujuan dari ditetapkannya suku bunga tersebut juga memiliki tujuan, yaitu untuk mengendalikan adanya jumlah penawaran uang dan aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat.

2. Kebijakan Bank Indonesia Menaikkan Suku Bunga
Terdapat beberapa dampak yang akan terjadi saat Bank Indonesia meningkatkan suku bunga. Hal tersebut pun dilakukan bukan tanpa alasan, terdapat beberapa kondisi yang membuat pihak Bank Indonesia memilih cara ini. Salah satu contohnya adalah ketika tingkat konsumen menjadi sangat meningkat, maka dalam hal ini Bank Indonesia akan menahan kegiatan pada sektor ekonomi dengan meningkatkan suku bunga.

Itu artinya, Bank Indonesia akan meningkatkan suku bunga pinjaman kepada semua bank umum di Indonesia yang meminjamkan dananya kepada masyarakat. Meningkatnya suku bunga tersebut sudah pasti akan memberikan pengaruh pada kegiatan ekonomi di antaranya,
a. Meningkatnya Jumlah Uang di Bank
Dengan meningkatkan suku bunga, maka uang yang tersimpan di bank umum akan otomatis meningkat, karena pihak masyarakat akan lebih memilih menyimpan uangnya di bank umum. Hal tersebut juga menjadi salah satu contoh bentuk partisipasi masyarakat dalam sektor ekonomi guna menurunkan angka inflasi. Sehingga, pada akhirnya jumlah uang yang beredar di masyarakat akan otomatis menurun.

b. Menurunnya Harga Barang
Ditingkatkannya suku bunga akan memberikan efek positif pada dunia perdagangan di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan mampu membuat harga barang menjadi menurun, sehingga mampu membantu tercapainya tujuan dalam pembangunan nasional. Hal tersebut juga menjadi salah satu bentuk pemerataan keperluan masyarakat agar daya beli masyarakat kelas bawah bisa tetap terjangkau.

c. Nilai Uang Menjadi Lebih Meningkat
Salah satu efek dari ditingkatkannya suku bunga adalah meningkatnya kekuatan mata uang negara. Dengan meningkatkan suku bunga, maka nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika menjadi lebih kuat secara tidak langsung.

d. Menurunkan Laju Inflasi
Ditingkatkannya suku bunga pada suatu negara akan berdampak langsung pada pengurangan tingkat inflasi, sehingga akan memberikan dampak yang positif dalam berbagai sektor ekonomi.

3. Kebijakan Bank Indonesia Menurunkan Suku Bunga
Contoh lain dari diberlakukannya kebijakan diskonto adalah dengan menurunkan suku bunga. Tercatat ada beberapa kondisi yang membuat Bank Indonesia harus menurunkan suku bunga. Salah satu kondisinya adalah apabila tingkat konsumsi masyarakat menjadi rendah, maka pihak Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga. Artinya, bank Indonesia akan menurunkan suku bunga pinjaman di seluruh bank umum di Indonesia.

Dengan adanya penurunan suku bunga, maka akan membuat sebagian masyarakat melakukan pinjaman di bank untuk dijadikan modal usaha atau untuk keperluan lainnya. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi berbagai faktor ekonomi lainnya. Berikut adalah efek penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia di antaranya,
a. Berkurangnya Jumlah Uang di Bank
Menurunnya suku bunga pada suatu negara akan membuat masyarakat menjadi kurang atau enggan dalam menyimpan uangnya di bank. Sehingga, masyarakat akan lebih cenderung untuk mengambil uangnya dan digunakan untuk keperluan kesehariannya. Selain itu, hal tersebut juga memungkinkan masyarakat dalam menggunakan uang untuk berbagai kegiatan lainnya, seperti travelling. Sehingga, jumlahnya uang yang beredar di masyarakat akan meningkat.

b. Meningkatnya Harga Barang
Karena uang yang beredar di tengah-tengah masyarakat semakin banyak, maka akan membuat kenaikan harga pada beberapa bahan pokok. Peristiwa ini terkadang membuat para pebisnis mengalami penurunan omset karena harga jualnya yang tergolong tinggi. Selain itu, para pedagang di pasar juga akan merasa sangat dirugikan karena hasil jumlah panennya meningkat tapi harga jualnya tinggi.

c. Menurunnya Nilai Mata Uang
Diturunkannya suku bunga juga akan mempengaruhi kekuatan mata uang pada suatu negara. Apabila tingkat suku bunga pada bank umum semakin menurun, maka nilai mata uang terhadap beberapa mata uang terkuat lain seperti Dollar Amerika, juga akan semakin menurun.

d. Nilai Inflasi yang Kian Meningkat
Hal ini terjadi karena peredaran uang di masyarakat semakin banyak, namun daya konsumtif masyarakat tidak sebanding dengan peredaran uang.

D. Manfaat Politik Diskonto

Kebijakan diskonto adalah salah satu jenis kebijakan moneter yang punya berbagai manfaat di antaranya,
1. Meningkatnya Cadangan Uang untuk Krisis Moneter
Krisis moneter adalah masalah multi-level yang dialami negara ketika tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat atau membayar hutangnya (terutama hutang luar negeri). Saat suatu negara mengalami krisis moneter, mengeluarkan politik diskonto adalah salah satu solusi terampuhnya. Bank sentral dapat mengeluarkan kebijakan tersebut dengan menaikkan suku bunga, agar masyarakat yang menyimpan uang mau menabung/meminjamkannya ke negara.

2. Harga Barang Terkendali di Pasar
Manfaat selanjutnya kebijakan diskonto adalah terkendalinya harga barang di pasar, tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Saat harga suatu barang terlalu tinggi, contoh politik diskontonya adalah dengan menaikkan suku bunga acuan.  Akibatnya, uang masyarakat lebih banyak tersimpan di bank dan permintaan terhadap barang yang harganya naik pun akan turun. Akhirnya, harga barang tersebut pun ikut turun mengikuti turunnya permintaan masyarakat.

3. Kurs Uang Menguat
Selain untuk menjaga stabilitas ekonomi, politik diskonto juga sering diambil pemerintah guna menguatkan kurs Rupiah terhadap USD. Dalam konsep pertukaran valas, apabila permintaan suatu kurs naik, maka nilai kurs tersebut pun akan meningkat, begitu juga sebaliknya. Contoh politik diskonto berkaitan kurs misalnya kemudahan berinvestasi bagi pemodal asing.

4. Inflasi Lebih Terkendali
Selama ini, banyak orang mengira inflasi adalah sesuatu yang buruk, padahal faktanya tidak selalu begitu. Salah satu tujuan utama politik diskonto adalah guna mengendalikan inflasi, agar bisa terjadi tepat waktu sesuai kebutuhan ekonomi pada saat itu. Jika tidak ada inflasi, justru itu berarti jumlah konsumsi masyarakat sebuah negara mengalami stagnasi, dan menandakan ekonomi negara tersebut tidak mengalami perkembangan.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment