Pengertian Goal Setting, Aspek, dan Langkahnya

Pengertian Goal Setting
Goal Setting

A. Pengertian Goal Setting
Goal setting adalah proses menetapkan sasaran yang hendak dituju. Sementara goal sendiri merupakan sasaran yang hendak kita capai. Goal yang lebih terinci dan berada di bawah kendali cenderung akan memunculkan usaha yang lebih besar daripada goal yang bersifat umum.

Teori goal setting memiliki dampak besar pada proses pencapaian tujuan. Apabila tidak fokus atau tujuannya tidak realistis, hasilnya tentu tidak sesuai harapan. Oleh karena itu, Anda perlu menetapkan tujuan yang logis, sesuai realita, dan memiliki perhitungan akurat supaya pencapaiannya bisa terukur.

Goal Setting Menurut Para Ahli
Edwin Locke (dalam Winardi, 2001), goal setting adalah apa yang Anda upayakan untuk dicapai dalam hidup. Goal setting menjadi obyek dan tujuan dari setiap kegiatan yang Anda lakukan sehari-hari, misalnya Anda punya tujuan karier tertentu yang ingin Anda capai.

B. Aspek Goal Setting
Locke dan Latham (dalam Free Management E-book, 2013) mengungkapkan lima aspek dasar dalam Goal setting di antaranya,
1. Specific. Goal yang ingin dicapai harus rinci, fokus dan beralasan. Goal yang spesifik juga disertai cara atau strategi pencapaian tujuan dan tenggat waktunya. Goal yang spesifik merupakan Goal yang menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, dan mengapa.
2. Measurable. Goal yang ingin dicapai sesuai dengan batas kemampuan dan memiliki kriteria yang konkret untuk mengukur pencapaian Goal . Misalnya memiliki waktu dalam pencapaian Goal .
3. Attainable / Achievable. Goal yang diinginkan harus realistis untuk dicapai, maksudnya tidak terlalu sulit maupun terlalu mudah. Goal yang attainable/ achievable membantu individu menemukan kesempatan atau strategi untuk membuat mereka lebih dekat dengan pencapaian tujuannya. Strategi mengandung langkah konkret untuk mencapai suatu Goal .
4. Relevant. Goal harus realistis, sesuai dengan keadaan serta kemampuan individu. Goal juga harus selaras dengan organisasi, kelompok, atau orang lain.
5. Time Bond. Proses pencapaian Goal harus memiliki batasan waktu yang jelas. Dengan memiliki batasan waktu yang jelas dalam mencapai Goal , maka menunjukkan sense urgency untuk segera mencapai Goal .

Sementara, Moran (1997) mengajukan prinsip goal-setting yang disebutnya sebagai SMART.
1. S = specific > makin jelas dan spesifik sasaran belajar maka akan lebih besar kemungkinan mencapainya
2. M = measureable > bila tidak mampu mengukur kemajuan mengenai sasaran yang direncanakan, maka cenderung akan menghilangkan minat dalam pencapaian sasaran
3. A = action-related > Agar tidak dibingungkan oleh urutan langkah yang dilakukan, perlu menentukan sejumlah langkah yang berurutan semakin dekat dengan pencapaian sasaran
4. R = realistic > sasaran belajar Anda harus realistis dan dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber-sumber yang dapat Anda peroleh
5. T = time-based > sering kali kita bekerja saat mendekati batas akhir penyampaian tugas tertentu

C. Langkah Goal Setting
Peningkatan motivasi melalui penetapan sasaran akan berhasil jika dilakukan dengan sistematik melalui langkah-langkah berikut:
1. Mengidentifikasi sasaran. Setidaknya tuliskan 3 sasaran belajar Anda. Sasaran ini harus berada di bawah kendali Anda dan ditulis serinci mungkin.
2. Penetapan prioritas. Selanjutnya perlu dibuat peringkat dari sasaran yang telah ditentukan dan ditulis. Kemudian berikan peringkat 1 (satu) bagi sasaran yang dianggap paling penting. 2 untuk yang berikutnya penting, 3 untuk sasaran yang paling dianggap kurang penting di antara ketiga sasaran tersebut.
3. Pertimbangan waktu. Kelompokan sasaran ke dalam tiga kelompok berdasarkan waktu, yaitu kelompok sasaran untuk jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek
4. Pembagian sasaran ke dalam langkah-langkah kegiatan. Bagi sasaran Anda ke dalam rincian langkah yang mendekatkan kepada sasaran.
5. Penelaahan kemajuan. Perlu diciptakan proses penelaahan hasil kerja. Evaluasi dapat dilakukan secara harian atau mingguan. Kegiatan ini akan bermanfaat untuk menelaah masih berapa jauh Anda dari sasaran yang Anda tetapkan.
6. Perbaikan Sasaran (bila diperlukan). Fleksibilitas adalah kunci dalam menetapkan sasaran. Bersiaplah memperbaiki sasaran bila ditekan oleh waktu.

Dalam konsep regulasi diri, setelah penetapan tujuan diperlukan kemampuan untuk memonitor diri dan mengevaluasi diri. Dalam langkah di atas, itu termasuk dalam langkah ke 5 dan 6. Locke dan Latham (dalam Woolfolk, 1998) mengemukakan mengapa goal setting dapat memperbaiki performance (unjuk kerja) di antaranya,
1. Goals mengarahkan perhatian individu terhadap tugas yang dihadapi.
2. Goals “menggerakkan” usaha. Semakin terasa sulit Goal dicapai, maka kecenderungannya semakin besar usaha kita)
3. Goals meningkatkan ketahanan kerja. Jika terdapat goals yang jelas, maka kecenderungan untuk terganggu atau menyerah sebelum goal tercapai lebih sedikit.
4. Goals meningkatkan perkembangan strategi baru. Dengan adanya goal, jika strategi yang sebelumnya dipakai gagal, maka kita cenderung mencoba strategi lain agar berhasil.

Goal commitment dapat menunjukkan seberapa kuat kesungguhan individu untuk mencapai sasarannya, seberapa antusias ia terhadap sasarannya, dan seberapa besar usahanya untuk pencapaian sasaran.

Meskipun demikian, kepercayaan dan kesungguhan seseorang untuk mencapai goal tidak menjamin orang itu akan sungguh-sungguh melakukan usaha untuk mencapai goal itu. Individu harus memutuskan cara ia membuat perencanaan bagi kegiatan selanjutnya.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Goal Setting, Aspek, dan Langkahnya"