Pengertian Financial Modelling, Fungsi, dan Cara Menerapkannya

Table of Contents
Pengertian Financial Modelling atau Model Keuangan
Financial Modelling

A. Pengertian Financial Modelling

Finansial modeling (model keuangan) adalah suatu pembuatan rangkuman seluruh transaksi perusahaan, yaitu pengeluaran dan pemasukan. Biasanya, financial modeling dibuat dalam bentuk spreadsheet yang mendetail, agar bisa membantu perusahaan meninjau performa dan juga dalam mengambil keputusan finansial di masa depan.

Di dalamnya, terdapat prediksi kejadian masa depan yang dibuat menggunakan variabel ekonomi dan bisnis. Spreadsheet yang telah dibuat tersebut nantinya akan dijadikan bahan analisis oleh financial analyst. Mereka bisa mengantisipasi apakah nilai saham perusahaan akan terpengaruh oleh keputusan perusahaan, kejadian tidak terduga di masa depan, dan lainnya.

B. Fungsi Financial Modeling

Finansial modelling merupakan suatu gambaran terkait kinerja keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan juga masa depan. Sementara tujuan dari financial modeling adalah menunjukkan adanya solusi terhadap kejadian yang berkaitan dengan keuangan yang mungkin bisa terjadi di masa depan.

Sehingga, perusahaan mampu mengambil ancang-ancang dan juga melakukan aktivitas transaksi sesuai dengan prediksi yang sebelumnya telah dilakukan. Walaupun memang tidak bisa 100% sama, namun setidaknya model yang dibuat nanti bisa menjadi gambaran besar agar pihak perusahaan tidak mengambil langkah yang salah dan mengalami kerugian.
1. Menjadi Salah Satu Metode Perencanaan
Dengan melakukan financial modelling, maka bisa menjadi salah satu alat yang baik dalam merencanakan penggunaan keuangan bisnis Anda. Dalam hal ini, hasilnya nanti bisa langsung Anda gunakan untuk mengembangkan bisnis Anda di masa depan.

Nantinya, secara otomatis Anda akan menemukan esensi kenapa penyusunan asumsi harus bisa dilakukan secara menyeluruh. Salah satunya adalah karena model ini akan menjadi pedoman perusahaan dalam menentukan langkah yang lebih operasional.

2. Mengontrol kinerja tim secara efektif
Indikasi efektivitas performa tim bisa dilihat dari berbagai data laporan yang bisa dijadikan sebagai bahan perhitungan. Salah satu contoh sederhananya bisa ditemukan dengan mudah dari adanya kesenjangan antara arus kas berjalan dengan arus kas proyeksi.

Seperti misalnya pengeluaran yang ternyata melebihi pemasukan atau pengelolaan dana investasi yang tidak bisa terkontrol. Jika data ternyata mampu mengungkapkan hal yang demikian, maka kemungkinan sumber kegagalan akan bisa dipersempit pada performa tim yang kurang maksimal.

Dalam tahap inilah, peran penting dari financial modelling akan mampu membantu Anda dalam mendapatkan informasi terkait kegagalan yang nantinya akan mengarah pada etos ataupun kompetensi sumber daya.

3. Media Analisis Risiko
Hanya dengan financial modelling, penilaian risiko bisa dilakukan secara sekaligus. Umumnya, pengukuran ini akan menggunakan analisa sensitivitas dan juga elastisitas. Secara teknis, tim keuangan pun akan mengukur kegiatan operasional ataupun performa sumber daya terkait setiap parameternya.

Nantinya, akan didapatkan hasil yang mampu menunjukkan data dan juga risiko terkait setiap lini objek pengukurannya.

4. Metode Pengambilan Keputusan
Setiap komponen yang lengkap dengan model bisa digunakan dalam mengambil suatu keputusan. Asumsi yang berdasar memiliki peran yang besar dalam memberikan gambaran proyeksi kondisi operasional, finansial, ataupun marketing nantinya.

Dari hal itu lah Anda bisa menentukan langkah yang nantinya bisa dijalankan. Baik itu tetap melanjutkan proses yang sebelumnya, atau mengubah sebagian atau seluruh tim.

C. Cara Menerapkan Financial Modelling

Setidaknya terdapat lima tahapan atau langkah yang bisa Anda lakukan dalam menerapkan financial modelling di antaranya,
1. Menyiapkan Variabel untuk Financial Modelling
Langkah paling pertama yang harus Anda lakukan adalah melakukan persiapan. Dalam langkah yang pertama ini, Anda harus bisa mengumpulkan berbagai data yang akan digunakan untuk variabel data, seperti halnya data histori kinerja perusahaan, data asumsi, dan juga laporan keuangan.

Financial statement atau laporan keuangan setidaknya harus tersedia dalam kurun waktu tiga tahun terakhir dalam bentuk file spreadsheet. Untuk itu, coba mulailah dengan membuka asumsi yang dibandingkan dengan data historis performa keuangan untuk bisa mengukur perkembangan pendapatan, margin, dan berbagai biaya pendukung sampai biaya tetap.

2. Menganalisis Laporan Keuangan
Dalam tahap yang kedua, maka Anda harus mengetahui cara membaca laporan keuangan yang baik untuk perusahaan Anda. Agar bisa memulainya, Anda bisa menganalisa laporan laba rugi yang menggunakan basis asumsi pada periode waktu mendatang.

Selanjutnya, Anda juga bisa menghitung laporan laba rugi, laba kotor, biaya operasional, sampai pendapatan kotor sebagai asumsi pada periode waktu yang akan datang. Analisis ini juga harus dilakukan dari data laporan neraca perusahaan Anda. perhitungannya bisa Anda lakukan dari mulai kalkulasi piutang dan inventaris, lalu dilanjutkan dengan menggunakan perhitungan yang berdasarkan standar akuntansi.

Dari berbagai analisis laporan keuangan yang sudah Anda lakukan, maka Anda harus segera membuat jadwal modal aset Anda. Selanjutnya, Anda bisa mendapatkan kesimpulan dari asumsi inventaris alat, bunga, hutang, sampai properti.

3. Menyusun Asumsi Laporan Keuangan
Tahap ketiga, Anda bisa membuat laporan laba rugi perusahaan yang perhitungannya dilakukan dengan cara menghubungkan nilai depresiasi, jadwal inventaris alat, dan juga bunga dengan jadwal hutangnya. Sedangkan dalam neraca, Anda bisa menghubungkan saldo inventaris penutup dengan saldo utang penutup.

Sebelumnya, perhitungan laporan laba rugi dan neraca adalah sebagai dasar dalam menyusun laporan arus kas bisnis Anda. tujuannya adalah agar kondisi keuangan perusahaan bisa lebih terprediksi lagi.

4. Melakukan Analisis DCF dan Skenario Sensitivitas
Dalam tahap ini, Anda harus bisa menilai prospek perkembangan bisnis Anda di masa depan. Caranya adalah dengan melakukan analisis Discounted Cash Flow (DCF).

Analisis ini bisa Anda lakukan guna memulai suatu penilaian bisnis. selanjutnya, tahapan ini akan diakhiri dengan adanya skenario sensitivitas untuk bisa mengetahui adanya kemungkinan terjadinya perubahan pada asumsi yang sudah dibuat.

5. Tambahkan Analisis dan Skenario Sensitivitas
Dalam langkah ini, Anda akan memperoleh nilai perusahaan yang dipengaruhi dengan adanya perubahan asumsi. Untuk itu, aspek sensitivitas ini akan jadi bagian penentu.

6. Membuat Skema atau Grafik
Tujuan dibuatnya skema atau grafik adalah agar financial modelling yang dibuat nanti menjadi lebih mudah untuk dipahami. Untuk itu, cobalah untuk membuat grafik yang beragam. Anda bisa memilih bentuk tabel ataupun diagram, atau keduanya agar bisa lebih mudah dipahami oleh orang lain.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment