Pengertian Cost Plus Pricing, Tahap Perhitungan, Keuntungan, dan Kelemahannya

Pengertian Cost Plus Pricing
Cost Plus Pricing

A. Pengertian Cost Plus Pricing
Cost-plus pricing adalah metode atau strategi penetapan harga jual produk dengan cara menambahkan biaya total produksi dengan nilai marginnya. Dalam metode ini, penjual atau produsen menetapkan harga jual untuk satu unit barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan suatu jumlah untuk menutup laba yang diinginkan (disebut margin) pada unit tersebut.

B. Tahapan Cost Plus Pricing
Terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan dalam menetapkan cost plus pricing di antaranya,
1. Pertama, Anda harus menentukan total biaya produk dan juga layanannya terlebih dahulu. Dalam menentukan biaya ini, Anda bisa menjumlahkannya dari biaya tetap dan juga biaya variabel.
2. Kedua, Anda harus membagi total biaya dengan jumlah unitnya agar Anda bisa memperoleh hasil untuk bisa menjumlahkan biaya unit.
3. Terakhir, kalikan biaya unit dengan persentase markup Agar Anda bisa memperoleh biaya penjualan dan juga margin keuntungan produk.

Katakanlah ada suatu perusahaan yang membuat suatu produk makanan. Untuk bisa membuat sebungkus makanan rinciannya sebagai berikut,
• direct material cost: Rp 5.000,-
• direct labor cost: Rp 2.000,-
• overhead cost: Rp 3.000,-
• total cost: Rp 10.000,-

Sehingga, agar bisa membuat satu bungkus makanan diperlukan biaya sebesar Rp. 10.000. Harga ini mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membuat makanan sampai memasarkan produk.

Lalu, perusahaan bisa menambahkan persentase atas harga jual sebagai satu bagian dari biaya plus. Contohnya, perusahaan menentukan markup harganya adalah 30, maka harga jual untuk satu bungkus makanan tersebut adalah 30% x Rp 10.000,- = Rp 13.000,-

C. Keuntungan Cost Plus Pricing
Terdapat berbagai keuntungan yang bisa diperoleh dari strategi penetapan cost plus pricing di antaranya,
1. Sederhana
Metode penetapan harga ini sangat mudah untuk diterapkan. Walaupun begitu, Anda harus mempunyai metode yang konsisten dalam mengalokasikan biaya overhead pada tiap periode akuntansinya. Tujuannya tentu saja agar bisa menjaga integritas dari masalah penumpukan biaya.

Bila kompetitor utama yang ada di dalam pasar ternyata menggunakan harga biaya plus, maka tingkat harga pun akan lebih stabil. Jumlah risiko terkait dengan keputusan penetapan harga pun bisa diturunkan. Tapi, perusahaan akan cenderung terlibat di dalam perang harga bila mereka membuat dasar harga pada biaya, alih-alih melihat bagaimana harga kompetitornya.

2. Mengunci Pendapatan dengan Kontrak
Seluruh produsen ataupun pemasok pasti ingin mempunyai kontrak dengan harga biaya plus. Pada dasarnya, penetapan harga ini mampu menjamin penjual dengan tingkat persentase keuntungan tertentu. Nilai keuntungan ini pun sudah mencakup seluruh biaya produksi dengan risiko tingkat kerugian yang sangat minim.

3. Senjata Pemasok untuk Membenarkan serta Menjelaskan Kenaikan Harga
Menetapkan cost plus pricing akan memudahkan pihak pemasok dalam meningkatkan harga tanpa adanya banyak pertentangan. Karena, perusahaan akan lebih mudah dalam memberitahu pihak klien terkait peningkatan biaya produksi.

4. Mengubah Perilaku Konsumen
Menetapkan cost plus pricing mampu mendorong konsumen untuk melakukan pembelian. Umumnya, faktor harga menjadi faktor utama yang memicu perilaku konsumen untuk melakukan pembelian. Tapi, harga biaya plus pun mampu mendorong para konsumen untuk membeli dengan faktor harga lain selain harga.

D. Kekurangan Cost Plus Pricing
Menggunakan metode cost plus pricing dalam situasi dan juga kondisi tertentu memang masuk akal. Seperti dalam perjanjian kontrak penjualan antara produsen dan konsumen. Tapi, akan bisa menyebabkan masalah keuangan yang besar bila digunakan dalam menetapkan harga lainnya. Kekurangan dari cost plus pricing di antaranya,
1. Tidak Mempertimbangkan Persaingan
Saat menetapkan cost plus pricing, suatu produk bisa saja dibandrol dengan harga yang terlalu mahal. Hal ini bisa menyebabkan masalah tersendiri, yaitu perusahaan merugi karena kehilangan penjualan dan juga pangsa pasarnya. Hal tersebut juga berlaku bila harga yang ditetapkan sudah sangat rendah. Karena, pihak perusahaan pun akan mengalami potensi kehilangan keuntungan.

2. Insentif yang Dimiliki Pemasok Sedikit untuk Mengendalikan hingga Mengurangi Biaya
Saat sudah berhasil masuk pada penetapan harga biaya plus, pada akhirnya perusahaan akan menghasilkan apa yang diinginkannya. Tapi, apa yang perusahaan lain inginkan akan terlepas dari berapa biaya produksi sampai bagaimana cara menjualnya di  pasar.

3. Tidak Adanya Pertimbangan Biaya Penggantian Baru
Metode dalam menetapkan harga biaya plus ini hanya didasarkan pada biaya historis saja. Dasar dari penetapan ini tidak memperhitungkan perubahan terbaru, sehingga Anda akan kesulitan dalam menentukan biaya terkini untuk bisa dikeluarkan. Efeknya, pemasok pun tidak mendapatkan pertimbangan biaya penggantian baru.

4. Tidak Memperhitungkan Nilai Produk
Walaupun harga smartphone Apple memang mahal, namun produk Apple ini tidak pernah kehilangan peminat. Hal ini bisa terjadi karena mereka mampu menawarkan nilai yang lebih. Produk dari iPhone mempunyai nilai prestisius sendiri. Terlebih lagi, smartphone ini juga dikenal aman dan juga mempunyai kualitas kamera yang sangat baik.

Berbagai nilai tersebut tentunya tak bisa dijual bila menggunakan strategi cost plus pricing. Karena di dalamnya Anda hanya memperhitungkan laba perusahaan saja. Untuk itu, strategi harga biaya plus akan kurang maksimal bila diterapkan pada industri SaaS. Karena, dalam industri ini barang yang dijual mempunyai nilai lebih besar daripada biaya produksinya.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Cost Plus Pricing, Tahap Perhitungan, Keuntungan, dan Kelemahannya"