Pengertian Biaya Persediaan, Penentuan, dan Metodenya

Table of Contents
Pengertian Biaya Persediaan atau Inventory Cost
Inventory Cost

A. Pengertian Biaya Persediaan (Inventory Cost)

Biaya persediaan (inventory cost) adalah biaya persediaan barang di mana persediaan barang tersebut merupakan persediaan periode sebelumnya yang biayanya berupa biaya saat proses pemesanan inventory, biaya pengiriman inventory yang dipesan, biaya penerimaan inventory, dan biaya pembayaran inventory yang dipesan kepada pihak supplier.

Penetapan biaya persediaan atau evaluasi persediaan memungkinkan perusahaan untuk memberikan nilai moneter untuk barang-barang dalam persediaan mereka. Inventaris perusahaan seringkali merupakan aset terbesarnya dan pengukuran yang tepat untuk memastikan keakuratan laporan keuangan.

B. Penentuan Biaya Persediaan (Inventory Cost)

Menentukan biaya persediaan sering dilakukan dalam lima langkah. Menghitung biaya inventaris memerlukan penentuan nilai awal dan akhir inventaris Anda dan nilai inventaris yang dibeli selama suatu periode.

Langkah pertama adalah menentukan periode waktu tertentu di mana Anda perlu menemukan nilai inventaris Anda. Dengan jangka waktu yang ditentukan, identifikasi toko inventaris awal Anda. Persediaan awal Anda adalah nilai persediaan Anda baik pada awal bulan atau periode waktu yang Anda pilih.

Setelah Anda menentukan periode waktu dan menentukan jumlah inventaris awal Anda, tambahkan biaya pembelian inventaris Anda selama periode tersebut bersama-sama. Langkah selanjutnya adalah menghitung secara fisik biaya persediaan pada akhir periode. Ini adalah nilai akhir bulan dari inventaris Anda.

Set terakhir melibatkan penghitungan biaya persediaan dengan rumus berikut:
Biaya persediaan = persediaan awal + pembelian persediaan – persediaan akhir

C. Metode Menentukan Biaya Persediaan (Inventory Cost)

Berikut beberapa metode apa saja yang dapat digunakan untuk menentukan biaya persediaan di antaranya,
1. Metode FIFO (First In First Out)
Seperti namanya First In First Out, pada metode FIFO barang yang dibeli pertama kali adalah barang pertama akan dijual. Metode ini sesuai dengan arus biaya aktual (cash flow). Metode FIFO merupakan metode yang paling umum digunakan dalam penilaian persediaan.

Pada metode FIFO, persediaan barang yang akan keluar untuk kegiatan produksi nilainya berdasarkan harga yang pertama kali masuk. Sehingga persediaan barang akhir dengan menggunakan harga yang didasarkan pada harga baru atau harga dengan urutan terakhir yang dibeli.

Oleh karena itu, metode FIFO lebih terlihat untuk perhitungan HPP nya. Biaya yang digunakan untuk pembelian barang pertama sebagai Cost Of Good Sold (COGS). Perhitungan harga jual berdasarkan harga dari stok barang transaksi sebelumnya.

2. Metode LIFO (Last In First Out)
Metode Last In First Out atau masuk terakhir keluar pertama adalah metode pencatatan persediaan barang di mana persediaan yang terakhir dibeli akan dijual terlebih dahulu dan persediaan yang pertama kali dibeli akan dikeluarkan kemudian hari.

Namun, perlu diketahui bahwa menurut PSAK 14 (revisi 2008) perusahaan tidak diperbolehkan lagi menggunakan metode LIFO dalam menghitung pencatatan persediaannya. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan metode LIFO pajak perusahaan akan lebih kecil pada saat terjadi inflasi.

3. Metode Average
Metode average atau rata-rata tertimbang adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya per unit persediaan dengan cara rata-rata tertimbang. Caranya dengan membagi jumlah biaya barang yang tersedia untuk dijual dengan jumlah unit yang tersedia untuk dijual sehingga akan didapatkan biaya rata-rata per unit.

Setelah biaya rata-rata per unit diketahui, Anda dapat menghitung persediaan akhir dan beban pokok penjualan.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment