Pengertian Struktur Modal, Fungsi, Komponen, Faktor, dan Teorinya

Table of Contents
Pengertian Struktur Modal
Struktur Modal

A. Pengertian Struktur Modal

Struktur modal merupakan suatu ukuran keuangan antara utang jangka pendek, utang jangka panjang dan modal sendiri, dalam melakukan kegiatan perusahaan. Istilah ‘struktur’ berarti pengaturan berbagai bagian. Jadi struktur modal berarti pengaturan modal dari sumber yang berbeda sehingga dana jangka panjang yang dibutuhkan untuk bisnis dinaikkan.

Capital structure mengacu pada proporsi atau kombinasi dari modal saham ekuitas, modal saham preferensi, surat utang, pinjaman jangka panjang, laba ditahan dan sumber dana jangka panjang lainnya dalam jumlah total modal yang harus dikumpulkan oleh perusahaan untuk menjalankan perusahaannya.

Struktur Modal Menurut Para Ahli
1. Gerstenberg, struktur modal suatu perusahaan mengacu pada peningkatan kapitalisasi dan mencakup semua sumber daya modal jangka panjang yaitu, pinjaman, cadangan, saham, dan obligasi.
2. John J. Hampton, struktur modal adalah kombinasi dari efek hutang dan ekuitas yang terdiri dari pembiayaan aset perusahaan.
3. M. Pandey, struktur modal mengacu pada campuran sumber dana jangka panjang, seperti, surat utang, utang jangka panjang, modal saham preferensi dan modal saham ekuitas termasuk cadangan dan surplus.
4. Weston dan Copeland, struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham.
5. Fabozzi dan Peterson, struktur modal adalah kombinasi dari hutang dan ekuitas yang digunakan untuk membiayai proyek perusahaan. Struktur modal suatu perusahaan adalah campuran hutang, ekuitas yang dihasilkan secara internal, dan ekuitas baru.
6. Keown dkk. struktur modal adalah paduan atau kombinasi sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan.
7. Margaretha, struktur modal menggambarkan pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri atas utang jangka panjang dan modal sendiri.

B. Fungsi Struktur Modal

Penataan modal adalah fungsi penting manajemen untuk mempertahankan posisi keuangan bisnis yang sehat dan memenuhi persyaratan keuangan. Berikut beberapa fungsi dari menggunakan struktur modal yang baik di antaranya,
1. Maksimalisasi Pengembalian. Struktur permodalan yang dirancang dengan baik memberikan ruang lingkup untuk meningkatkan laba per saham, yang pada akhirnya memaksimalkan pengembalian bagi pemegang saham ekuitas dan memulihkan biaya pinjaman.
2. Fleksibilitas. Struktur modal yang benar juga memfasilitasi ekspansi atau kontraksi modal utang agar sesuai dengan strategi dan kondisi bisnis.
3. Solvabilitas. Struktur yang baik membantu menjaga likuiditas di perusahaan karena modal utang yang tidak direncanakan menyebabkan beban pembayaran bunga, yang pada akhirnya mengurangi Kas di tangan.
4. Meningkatkan Nilai Perusahaan secara keseluruhan. Investor lebih suka menaruh uang mereka di perusahaan, yang memiliki struktur permodalan yang sehat. Dengan demikian, mengarah pada peningkatan nilai pasar dari saham dan sekuritas perusahaan.
5. Mengurangi Risiko Keuangan. Menyeimbangkan proporsi hutang dan ekuitas dalam bisnis melalui struktur yang benar membantu perusahaan bisnis dalam mengelola dan meminimalkan risiko.
6. Meminimalkan Biaya Modal. Ini menyediakan untuk merencanakan modal hutang jangka panjang perusahaan secara strategis dan dengan demikian mengurangi biaya modal.
7. Alat Perencanaan Pajak. Untuk perusahaan yang memilih dana utang, struktur permodalan yang baik memberi mereka pengurangan pajak manfaat dan tabungan, mengurangi biaya pinjaman.
8. Pemanfaatan Dana yang Optimal. Struktur modal yang terencana dengan baik, dirancang secara strategis dan tersusun secara sistematis membantu perusahaan dalam menghasilkan output maksimum dari dana yang tersedia.

C. Komponen Struktur Modal

1. Modal Asing
Utang dari modal asing merupakan modal yang asalnya dari luar perusahaan yang bersifat sementara. Bekerja pada perusahaan dan untuk perusahaan yang terkait modal tersebut adalah hutang yang suatu waktu harus dibayar kembali.

Pada saat pengambilan keputusan akan pemakaian utang ini, besarnya biaya tetap yang timbul dari utang dalam bentuk bunga harus dipertimbangkan, karena akan menyebabkan semakin tingginya leverage keuangan, dan semakin tidak pastinya tingkat pengembalian untuk para pemegang saham biasa. Modal asing atau utang bisa dibedakan menjadi tiga jenis di antaranya,
a. Short-term Debt atau Utang Jangka Pendek
Utang jangka pendek merupakan modal asing yang pengembalian waktunya paling lama adalah satu tahun. Sebagian besar utang jangka pendek terdiri atas kredit perdagangan, yakni kredit yang dibutuhkan untuk bisa terselenggaranya perusahaan.
b. Intermediate-term Debt atau Utang jangka menengah
Jenis utang ini adalah utang yang jangka pengembalian waktunya lebih dari satu tahun atau kurang dari 10 tahun. Utang jangka menengah dibagi menjadi dua yakni Term Loan dan Leasing Term Loan. Leasing adalah suatu alat atau cara untuk memperoleh layanan dari sebuah aktiva tetap, yang pada dasarnya merupakan sama seperti halnya, jika kita melakukan penjualan obligasi untuk memperoleh servis dan hak milik atas aktiva tersebut. Yang membedakan, pada leasing, tidak diikuti dengan hak milik.
c. Long-term Debt atau Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktu pengembaliannya adalah panjang, biasanya lebih dari 10 tahun. Bentuk utang jangka panjang di antaranya pinjaman obligasi dan pinjaman hipotek. Pinjaman obligasi adalah pinjaman dalam jangka waktu yang panjang, untuk debitur menerbitkan surat pengakuan utang yang memiliki nominal tertentu.

Pinjaman hipotek adalah pinjaman jangka panjang yang mana pemberi uang (kreditor) diberikan hak hipotek di sebuah barang tidak bergerak, supaya jika pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang tersebut bisa dijual dan dari hasil penjualan itu bisa dipakai untuk menutup tagihannya.

2. Modal Sendiri
Ekuitas atau modal sendiri adalah modal yang asalnya dari pemilik perusahaan dan ditanam dalam perusahaan dalam jangka waktu yang tidak menentu lamanya. Modal ini diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak mempunyai batas, sedangkan modal pinjaman mempunyai jatuh tempo. Dalam suatu perusahaan, modal sendiri bisa dibedakan dalam beberapa jenis di antaranya,
a. Modal Saham
Modal saham merupakan tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam sebuah perusahaan. Terdapat jenis-jenis dari saham, yakni saham biasa (common stock), saham preferen (prefered stock) dan saham kumulatif (cummulative prefered stock).

b. Cadangan
Yang dimaksud cadangan di sini yaitu perolehan keuntungan yang didapat perusahaan selama rentang waktu yang lalu atau dari tahun yang berjalan. Sementara, cadangan yang masuk dalam modal sendiri, antara lain cadangan ekspansi, modal kerja, dan selisih kurs. Satu lagi, cadangan untuk menampung hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang tidak diduga sebelumnya (cadangan umum).

c. Laba Ditahan
Keuntungan yang didapat oleh sebuah perusahaan bisa sebagian dibayarkan sebagai dividen dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Jika perusahaan menahan keuntungan tersebut telah dengan tujuan tertentu, maka dibuatlah cadangan sebagaimana yang sudah diuraikan. Jika perusahaan belum memiliki tujuan tertentu tentang pemakaian keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut adalah keuntungan yang ditahan.

D. Faktor yang Memengaruhi Struktur Modal

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi struktur modal di antaranya,
1. Struktur Aktiva (Tangibility)
Menurut Weston dan Brigham, Struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva. Sedangkan menurut Syamsudin, struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva baik aktiva tetap maupun aktiva lancar.

Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal permanen yaitu modal sendiri, sedangkan utang bersifat pelengkap.

Perusahaan yang semakin besar aktivanya dan terdiri dari aktiva lancar akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan utang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan.

2. Growth Opportunity
Menurut Mai, 2006; Growth opportunity adalah peluang perusahaan tumbuh di masa depan. Sedangkan menurut Kartini dan Arianto, 2008; Definisi lain growth opportunity adalah perubahan total aktiva yang dimiliki perusahaan.

Kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Teori agensi menggambarkan hubungan yang negatif antara dan leverage. Di mana, perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan kesempatan dalam berinvestasi pada kesempatan investasi yang menguntungkan.

3. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Perusahaan besar cenderung akan melakukan diversifikasi usaha lebih banyak dari pada perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha atau kebangkrutan akan lebih kecil.

Ukuran perusahaan sering dijadikan indikator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, di mana perusahaan dalam ukuran lebih besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya.

4. Profitabilitas
Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam presentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima.

Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak daripada perusahaan dengan profitabilitas rendah. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi akan  berinvestasi menggunakan utang yang relatif kecil (Bringham & Houston, 2001).

Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.

5. Risiko Bisnis
Risiko Bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan pendanaan eksternal, sehingga secara teori akan berpengaruh negatif terhadap leverage perusahaan.

E. Teori Struktur Modal

Dalam melaksanakan penggunaan struktur modal tentu dilandaskan dari berbagai teori. Ada beberapa teori yang menjelaskan struktur yang tepat digunakan oleh perusahaan. Berikut ini beberapa teori tersebut di antaranya,
1. Teori Pendekatan Tradisional
Pada saat melakukan pendekatan tradisional akan terjadi pengelolaan dan pemetaan struktur yang lebih optimal. Dalam artian struktur tersebut memiliki pengaruh yang kuat dihadapkan pada nilai perusahaan, dan struktur modal bisa diubah serta disesuaikan guna mendapatkan nilai perusahaan yang optimal.

2. Teori Pendekatan Modigliani Dan Miller
Ini adalah teori struktur  yang dinamai setelah Franco Modigliani dan Merton Miller. Teori MM mengusulkan dua proposisi.
a. Proposisi I: Dikatakan bahwa struktur tidak relevan dengan nilai perusahaan. Nilai dua perusahaan yang identik akan tetap sama dan nilai tidak akan mempengaruhi pilihan keuangan yang diadopsi untuk membiayai aset. Nilai suatu perusahaan tergantung pada pendapatan yang diharapkan di masa depan. Itu ketika tidak ada pajak.
b. Proposisi II: Dikatakan bahwa penggunaan aset dan sumber dana meningkatkan nilai perusahaan dan mengurangi  Biaya Modal Tertimbang Rata-Rata. Itu adalah ketika informasi pajak tersedia.

3. Teori Trade Off Dalam Struktur Modal
Pada teori trade off ini menentukan struktur  yang optimal. Dengan memasukkan beberapa faktor seperti pajak, biaya keagenan, atau kesulitan finansial. Namun pada teori ini tetap mempertahankan adanya asumsi dari efisiensi pasar. Dalam teori ini manajer akan berpikir untuk menghemat pajak dan kesulitan biaya pada keuangan.

4. Teori Pecking Order
Teori Pecking Order ini merupakan teori yang menyatakan bahwa tingkat keuntungan sebuah perusahaan bisa lebih tinggi akan memiliki tingkat utang yang lebih kecil. Dalam hal ini perusahaan lebih selektif dalam penggunaan dana. Tahapannya yaitu melakukan pandangan internal, kemudian perhitungan target rasio. Baru selanjutnya mengeluarkan pandangan eksternal yang sebelumnya melakukan kesempatan investasi.

5. Teori Asimetri Informasi Dan Signaling
Yaitu teori yang menyatakan bahwa anggota serta pihak yang ada kaitannya dengan perusahaan. Dalam hal ini juga tidak memiliki informasi yang sama tentang adanya risiko perusahaan.
a. Myers dan Majluf, pada teori ini terdapat informasi yang terjadi pada manajer dengan pihak luar. Dalam hal ini seorang manajer tentu memiliki informasi lebih lengkap tentang perusahaan dibandingkan dengan pihak dari luar.
b. signaling, pengembangan modal dengan penggunaan utang pada struktur tersebut merupakan sinyal yang disampaikan dari manajer kepada pasar. Manajer juga memastikan prospek perusahaan baik dengan saham yang meningkat dan mengkomunikasikan kepada investor.

Dengan memahami berbagai macam teori yang ada maka selanjutnya ada faktor yang harus dipahami. Faktor tersebut mempengaruhi adanya struktur pada modal.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment