Pengertian Oversold, Indikator, Jenis, dan Strateginya

Table of Contents
Pengertian Oversold atau Jenuh Jual
Oversold (Jenuh Jual)

A. Pengertian Oversold (Jenuh Jual)

Oversold (jenuh jual) adalah kondisi di mana saham diperjualbelikan dengan harga yang berada lebih rendah dari harga standar atau harga yang wajar. Pada saat saham mengalami kondisi ini, kemungkinan harganya akan melambung naik di waktu yang akan datang.

Kondisi tersebut membuat orang-orang untuk cenderung berlomba-lomba untuk membeli saham tersebut. Oleh karena itu, ketika fenomena ini terjadi, para pegiat dunia saham biasa menyebutnya dengan oversold atau jenuh jual.

Dari situs bareksa, keadaan oversold atau jenuh jual menunjukkan periode waktu di mana terjadi suatu pergerakan downtrend yang signifikan dan konsisten. Pada kondisi ini secara teknikal adanya kemungkinan investor melakukan pembelian sehingga harga saham berpeluang naik.

Kondisi oversold ini bisa saja berlangsung dalam waktu yang lama, karena itu oversold tidak berarti harganya akan segera mengalami pembalikan arah.

B. Indikator Oversold (Jenuh Jual)

Terdapat beberapa indikator untuk menganalisa oversold di antaranya,
1. Relative Strenght Index (RSI)
RSI merupakan indikator paling umum yang dapat digunakan untuk menganalisa oversold. Di mana indikator ini dapat mengukur momentum perubahan harga saham di mana dia juga merupakan isolator terikat rentang.

Yang mana berarti nilai fluktuasi yang dimilikinya berada dikisaran antara 0 sampai dengan 100 bergantung dengan kinerja dan dasar keuntungan rata-rata berbanding dengan kerugian periode sebelumnya.

2. Stochastics
Ketika RSI menghitung berdasar kepada keuntungan dan juga kerugian rata-rata. Dengan Scotastic perhitungannya didasarkan kepada tingkar harga saat ini dengan kisaran harga dalam periode waktu tertentu.

Suatu saham akan cenderung ditutup ketika mendekati harga tertinggi dalam tren naik dan mendekati harga terendahnya ketika tren tersebut turun. Karena itu pergerakan harga yang bergerak jauh lebih ekstrem menuju pada area tengah yang dapat diartikan sebagai habisnya momentum dari tren.

C. Jenis Oversold (Jenuh Jual)

Oversold dibedakan menjadi 2 jenis di antaranya,
1. Oversold Fundamental
Suatu saham yang dianggap oversold menurut para investor adalah saham yang diperdagangkan dengan harga di bawah harga sebenarnya. Di mana ketika hal ini terjadi maka akan berdampak buruk bagi perusahaan tersebut.

Indikator yang paling umum dan sederhana untuk menilai saham yaitu dengan PER (Price to Earning Ratio). Ketika PER saham turun pada tingkat terendah PER, atau mungkin turun dari rata-rata nilai PER, maka kebanyakan investor akan melihat harga saham tersebut terlalu rendah yang artinya dapat dijadikan sebagai peluang membeli untuk investasi jangka panjang mereka.

2. Oversold Teknikal
Jika menggunakan cara Teknikal maka suatu saham dikatakan oversold harus menggunakan indikator Oscillator. Oscillator adalah suatu indikator yang mampu mengidentifikasi suatu pola cycle yang terbentuk dalam diagram pergerakan harga. Yang mana menunjukkan harga saat ini berada di atas, bawah atau di tengah dari kurva.

D. Strategi Oversold (Jenuh Jual)

Banyak pendapat yang setuju bahwa saat oversold, langkah terbaik yang dilakukan adalah membeli saham. Hal ini dikarenakan setelah harga turun, grafik akan cenderung kembali naik. Dengannya, Anda akan membeli saham dengan harga murah dan mendapat keuntungan yang cenderung besar.

Disarankan untuk menunggu hingga angka RSI mencapai paling tidak 40 sebelum membeli saham. Akan tetapi, investor tetap perlu berhati-hati karena ini tidak selalu terjadi. Kadang-kadang, harga saham hanya akan terus turun dan membuat investor rugi besar. Oleh karena itu, untuk saham oversold, penting untuk mempertimbangkan aspek fundamental perusahaan juga sebelum berinvestasi.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment