Pengertian Marketing Mix, Elemen, Tujuan, Fungsi, Produk, dan Manfaatnya

Table of Contents
Pengertian Marketing Mix
Marketing Mix

A. Pengertian Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

Marketing mix (bauran pemasaran) adalah strategi marketing yang terdiri dari beberapa unsur terpadu untuk menjual produk atau jasa kepada pelanggan. Marketing mix mengandalkan sejumlah unsur promosi yang dimaksimalkan demi mencapai target penjualan. Hal tersebut dilakukan guna memastikan pilihan produk tepat, di waktu dan tempat yang tepat, juga dengan harga yang tepat.

Marketing mix merupakan strategi pemasaran yang menggabungkan elemen-elemen di dalam mix marketing itu sendiri dan dijalankan secara terpadu. Marketing mix atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan 'Bauran Pemasaran' menjadi fondasi model dasar suatu bisnis. Istilah ini dikenalkan pertama kali oleh seorang profesor marketing Harvard pada 1948, Neil Borden, yang terinspirasi dari jurnal koleganya, Prof. James Culliton.

Satu di antara perkembangan konsep marketing mix yang paling banyak dikenal adalah marketing mix 7P. Konsep ini dikenalkan oleh Booms dan Bitner yang berisi empat elemen 4P ditambah tiga elemen baru, yaitu physical evidence, people, dan process. Konsep marketing mix tidak hanya dapat digunakan untuk memajukan bisnis lama, melainkan juga mengembangkan bisnis baru.

Marketing Mix (Bauran Pemasaran) Menurut Para Ahli
1. Kotler dan Amstrong, marketing mix adalah sekumpulan variabel pemasaran yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan mereka.
2. Buchari Alma, marketing mix merupakan suatu bentuk strategi dalam mengombinasikan berbagai macam kegiatan marketing agar tercipta sebuah kombinasi maksimal sehingga akan muncul hasil yang paling memuaskan.

B. Elemen Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

Berikut penjelasan mengenai tujuh elemen utama marketing mix 7P di antaranya,
1. Product
Produk adalah apa saja yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan orang, bisa dalam bentuk jasa, barang, atau produk virtual. Di era digital ini produk tidak terbatas pada produk fisik atau jasa. Anda juga bisa menciptakan produk virtual seperti website, aplikasi, dan semacamnya.  

Yang perlu diingat ketika menciptakan produk adalah Anda harus memproduksi produk yang sesuai dengan permintaan (demand) dari pasar. Karena itulah Anda perlu melakukan riset produk untuk menemukan apa yang dibutuhkan pasar dan solusi apa yang bisa Anda tawarkan.

Untuk memudahkan Anda melakukan riset pasar, berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang perlu Anda jawab:
a. Apa masalah yang dihadapi konsumen?
b. Solusi (produk) apa yang bisa Anda tawarkan?
c. Bagaimana konsumen akan menggunakan produk Anda?
d. Apa keunikan dari produk yang Anda tawarkan?

Banyak bisnis yang gagal di tengah jalan karena buruknya kualitas riset produk yang dilakukan di awal. Banyak pebisnis terjebak pada menciptakan produk yang hanya mengandalkan ide subjektif, tanpa riset.
 
Perlu Anda ketahui, membuat produk yang tidak diinginkan konsumen adalah faktor kegagalan terbesar kebanyakan perusahaan rintisan (startup). Jadi pastikan Anda membuat produk yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen berdasarkan data-data yang Anda temukan di lapangan. Bukan sekadar ide subjektif Anda.

2. Price
Price atau harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk menggunakan produk Anda. Harga yang terlalu rendah bisa membahayakan keberlangsungan bisnis. Di sisi lain, harga yang terlalu tinggi juga akan menyurutkan minat pembeli.

Anda perlu menemukan titik yang tepat di mana konsumen tidak merasa keberatan dan bisnis Anda tetap bisa berjalan. Dalam ilmu ekonomi terdapat istilah Break Even Price, yaitu harga terkecil yang bisa dipasang pada produk agar bisnis tidak merugi.

Untuk mendapatkan nilai break even price ada rumus tersendiri, yaitu
(Total Fixed Cost/Production Volume)+Variable Cost Per Unit = Break Even Price

• Total Fixed Cost adalah biaya keseluruhan pembuatan produk. Termasuk di dalamnya ongkos material, ongkos tenaga, dan ongkos lain-lain (alat tulis kantor, marketing, dan lain-lain)
• Production Volume adalah jumlah keseluruhan produk yang dibuat
• Variable Cost Per Unit adalah biaya pembuatan satu buah produk

Perlu diingat break even price belum mendatangkan keuntungan bagi bisnis. Itu adalah titik aman yang tidak merugikan bisnis Anda. Jadi Anda perlu menambahkan sekian rupiah lagi dari break even price untuk mendapatkan keuntungan.

3. Place
Place atau tempat adalah lokasi fisik tempat berjalannya bisnis atau kanal distribusi untuk mencapai target pasar. Sebuah bisnis memerlukan lokasi penjualan yang ideal untuk bisa menjangkau target pasar dengan mudah.

Unsur marketing mix yang satu ini mencakup kantor pusat, gudang, pabrik, toko fisik, kantor cabang, hingga toko cabang. Anda tidak harus menempatkan kantor pusat, pabrik, dan toko fisik dalam satu lokasi. Pilihlah lokasi yang ideal dengan mempertimbangkan fungsi dan biaya.  

Kini place tidak terbatas hanya pada lokasi fisik. Anda pun perlu mempertimbangkan internet sebagai tempat berjualan. Tempat untuk menjual produk semakin beragam, dari media sosial, marketplace, hingga website toko online.

Setiap platform berjualan di internet punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Misalnya, marketplace memungkinkan Anda untuk menjangkau konsumen lebih banyak. Namun, ada banyak regulasi yang harus Anda patuhi dan pembagian keuntungan.

Berbeda dengan website toko online. Anda tidak terikat regulasi apa pun karena Anda mengelola website toko online secara mandiri. Keuntungan pun semuanya masuk ke kantong Anda. Memang Anda harus melakukan semuanya secara mandiri, dari membuat produk hingga promosi. Namun, Anda punya kebebasan lebih dan tidak perlu berbagi keuntungan.

4. Promotion
Promotion atau promosi adalah segala upaya untuk meningkatkan brand awareness dan penjualan produk. Promosi dapat dilakukan menggunakan berbagai macam media, dari website, media sosial, surat kabar, radio, televisi, digital ads, media online, video online, hingga podcast.

Di era digital ini, mau tidak mau, Anda harus bisa menjangkau calon konsumen melalui ranah dunia maya. Baik itu melalui media sosial, trafik organik, digital ads, content marketing, ataupun video marketing.

5. Physical Evidence
Physical evidence atau bukti fisik tidak terbatas pada produk fisik saja. Produk fisik hanyalah salah satu dari sekian banyak physical evidence. Bukti fisik bisa berwujud dalam bentuk logo, brosur, souvenir, akses untuk menghubungi customer service, seragam karyawan, event, dan website resmi. Seringkali konsumen memerlukan bukti fisik agar semakin yakin untuk memutuskan membeli produk Anda atau tidak.

6. People
People yang dimaksud di sini adalah sumber daya manusia (SDM) yang menjalankan bisnis, dari direktur sampai staf. SDM adalah aset terpenting dalam bisnis Anda. Salah dalam memilih SDM bisa berakibat fatal pada bisnis Anda. Dapat Anda lihat pada infografik 10 Top Startup Mistakes, rekrutmen yang buruk adalah faktor kedua terbesar dalam kegagalan sebuah perusahaan rintisan. Jadi Anda tidak bisa menganggap rekrutmen sebagai proses sepele.

Rekrutmen yang buruk bisa berakibat buruk pada perusahaan Anda dalam banyak aspek. Pertama, tentu Anda rugi secara finansial. Proses rekrutmen membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk menemukan orang yang kompeten. Jika Anda merekrut orang yang salah tentu biaya rekrutmen tersebut tidak menghasilkan apa pun bagi perusahaan.  

Kedua, merekrut SDM yang salah juga akan berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan. Ada dua kemungkinan dalam hal ini. Kemungkinan pertama, orang yang Anda rekrut tidak punya kompetensi yang Anda butuhkan. Kemungkinan kedua, meskipun orang itu punya kompetensi, perilakunya menghambat kerja tim.

Ketiga, kesalahan merekrut SDM juga bisa berakibat buruk pada reputasi bisnis Anda. Terutama apabila orang tersebut mengisi posisi yang langsung berhubungan dengan konsumen. Tidak adanya kompetensi atau perilaku yang buruk bisa memberikan kesan buruk pada konsumen yang ia hadapi.

7. Process
Process adalah prosedur, mekanisme, atau alur yang perlu dilakukan konsumen untuk menggunakan layanan Anda. Untuk lebih mudahnya, process adalah pengalaman konsumen dari awal mengetahui produk Anda sampai ia melakukan pembelian.

Jadi process ini dimulai dari bagaimana konsumen mengetahui produk Anda baik itu dari media sosial, digital ads, blog, atau media lainnya. Ketika konsumen tertarik membeli produk Anda, ia harus melakukan order. Proses ini terus berlangsung sampai konsumen menggunakan barang atau layanan yang dibelinya.

Hal terpenting dalam elemen ini adalah konsistensi. Produk atau layanan Anda harus konsisten. Apa yang Anda iklankan harus konsisten dengan apa yang didapatkan oleh konsumen. Inkonsistensi produk akan merusak pengalaman konsumen dan kemungkinan terburuknya konsumen tidak mau menggunakan produk/layanan Anda lagi.

C. Tujuan Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

1. Direct Marketing (Pemasaran Langsung), adalah suatu bentuk sistem pemasaran interaktif yang dapat digunakan satu atau lebih media iklan untuk menghasilkan tanggapan atau transaksi yang dapat diukur pada suatu lokasi.
2. Advertising (Periklanan), merupakan satu di antara bentuk kegiatan penting dalam melakukannya marketing mix. Tujuan utama dari periklanan ini adalah untuk  memberikan informasi tentang produk barang maupun jasa kepada target konsumen agar mampu meningkatkan penjualan.
3. Sales Promotion (Promosi Penjualan), kumpulan berbagai alat intensif yang dirancang untuk mendorong pembelian suatu barang atau jasa.
 

D. Fungsi Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

1. Fungsi Distribusi Fisik. Distribusi fisik suatu produk dapat dilakukan dengan cara mengangkut dan menyimpan produk.
2. Fungsi Pertukaran. Konsumen dapat membeli produk yang berasal dari produsen, baik itu dengan menukar uang dengan produk atau melakukan pertukaran produk dengan produk untuk digunakan sendiri atau untuk dijual kembali.
3. Fungsi Perantara. Marketing mix merupakan media perantara untuk menyampaikan produk dari produsen kepada konsumen yang menghubungkan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik.

E. Produk Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

Semua produk secara luas dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori utama di antaranya,
1. Produk berwujud, adalah item dengan keberadaan fisik yang sebenarnya seperti mobil, perangkat elektronik, dan item pakaian atau barang konsumen.
2. Produk tidak berwujud, adalah barang yang tidak memiliki keberadaan fisik tetapi dapat dirasakan secara tidak langsung. Polis asuransi adalah contohnya. Item online seperti perangkat lunak, aplikasi, atau bahkan file musik dan video juga merupakan produk tidak berwujud.
3. Layanan, layanan juga merupakan produk tidak berwujud tetapi merupakan hasil dari aktivitas ekonomi yang tidak menghasilkan kepemilikan. Ini adalah proses yang menciptakan manfaat bagi pelanggan. Layanan sangat bergantung pada siapa yang melakukannya dan tetap sulit untuk mereproduksi dengan tepat.

F. Manfaat Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

1. Mampu Menganalisis Keuangan. Pebisnis harus mengetahui bagaimana arus biaya dan pendapatan sesuai dengan situasi yang terjadi.
2. Alokasi Sumber Daya yang Bijaksana. Sumber daya biasanya bersifat terbatas sehingga harus digunakan seefektif mungkin.
3. Memfasilitasi Proses Komunikasi. Mampu mengalokasikan dalam bentuk tanggung jawab untuk tiap bagian divisi dengan tugas masing-masing yang telah ditentukan.
4. Menyederhanakan. Konsep ini dapat menyederhanakan dan menyatukan berbagai macam bentuk kegiatan pemasaran menjadi satu sehingga bagian pemasaran lebih mudah untuk dilakukan dan dikelola.
5. Alokasi Tanggung Jawab. Bisnis membutuhkan tim yang solid, akan tetapi pebisnis perlu mengalokasikan tanggung jawab kepada tiap orang sesuai tugas dan kemampuan yang dimiliki.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment