Pengertian Laba Kotor, Faktor, Cara Menghitung, dan Manfaatnya

Pengertian Laba Kotor atau Gross Profit
Laba Kotor atau Gross Profit

A. Pengertian Laba Kotor (Gross Profit)
Laba kotor (gross profit) adalah laba yang didapatkan perusahaan setelah dikurangi dari biaya pembuatan dan penjualan, tanpa memperhitungkan biaya lainnya di dalam produksi barang tersebut. Biaya lainnya dalam hal ini misalnya biaya internet, listrik, air, transportasi dan bahkan sampai pulsa seluler yang kita gunakan untuk menunjang aktivitas kita.

Gross profit menjadi ukuran seberapa efisien suatu perusahaan menggunakan tenaga kerja dan pasokan untuk memproduksi barang ataupun menawarkan jasa kepada kliennya. Hal ini merupakan angka penting ketika memeriksa profitabilitas dan kinerja keuangan suatu bisnis.

Gross profit akan membantu kita memahami biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah pendapatan. Saat nilai harga pokok penjualan meningkat, maka nilai laba kotor otomatis menurun sehingga kita memiliki lebih sedikit uang untuk menangani segala pengeluaran operasional. Begitu pun sebaliknya.

B. Faktor yang Memengaruhi Laba Kotor (Gross Profit)
Laba yang diperoleh perusahaan tidaklah selalu sama dari satu periode ke periode lainnya, bisa dibilang dapat berubah-ubah dan tidak konstan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang menyebabkan berubah-ubah tinggi rendahnya besaran laba di antaranya,
1. Harga Jual Barang dan Jasa
Yang pertama adalah harga jual. Ini akan memengaruhi berapa besar laba yang akan diperoleh perusahaan. Semakin tinggi harga jual dari suatu produk, maka laba perusahaan akan mengalami peningkatan.

Perbedaan harga jual periode saat ini dan periode sebelumnya dapat memengaruhi pendapatan laba perusahaan. Jika pada periode saat ini harga jualnya tinggi, maka pendapatan akan tinggi, sedangkan jika harga jualnya rendah pendapatan akan rendah. Inilah mengapa laba kotor tidak akan konstan dari periode ke periode.

2. Jumlah atau Volume Barang dan Jasa yang Dijual
Kemudian, faktor yang kedua ini akan menentukan berapa banyak laba yang dapat diperoleh perusahaan. Perubahan dalam  jumlah barang yang dijual akan mengubah pula laba yang akan diperoleh. Semakin tinggi jumlah barang yang dijual maka, semakin tinggi juga laba yang akan diperoleh perusahaan tersebut.

3. Harga Pokok Penjualan dan Jasa
Faktor ketiga adalah harga pokok penjualan dan jasa. Hal ini juga sangat berpengaruh dalam penghasilan biaya laba. Jika penjualan biaya pokok berubah, harga jual tidak dapat berubah, melainkan akan memengaruhi hasil laba. Harga pokok penjualan dipengaruhi oleh bahan baku, upah tenaga kerja dan kenaikan harga secara umum.

Jadi, faktor-faktor yang lainnya tidak berubah. Maka, setiap kenaikan biaya bahan baku atau upah tenaga kerja, akan pendapatan mengalami penurunan  dan sebaliknya. Jika terdapat penurunan biaya bahan baku atau upah tenaga kerja, maka pendapatan akan konstan atau naik.

C. Cara menghitung Laba Kotor (Gross Profit)
Untuk menghitung laba kotor bisa menggunakan rumus sederhana yaitu pendapatan dikurangi HPP. Pendapatan adalah hasil atau laba dari penjualan. Sedangkan HPP adalah biaya produksi untuk menghasilkan produk dan jasa.

Dengan adanya HPP tentu penentuan harga produk lebih mudah. Sehingga akan semakin jelas berapa pendapatan kotor yang diterima oleh perusahaan atau pebisnis. Jika dilihat dari rumus di atas, maka cara hitung laba kotor bisa dianalogikan pada kasus di bawah:
PT. ABCDE memiliki informasi Laporan Laba Rugi dengan daftar sebagai berikut.
Penjualan Bersih: Rp100 juta
HPP: Rp40 juta
Biaya pemasaran: Rp10 juta
Biaya keperluan administrasi: Rp10 juta
Pajak: Rp5 juta
 
Untuk menghitung laba kotor yang diterima PT ABCDE sesuai kasus di atas, maka bisa dikalkulasi dengan cara berikut:
Kondisi Perusahaan Mendapatkan Keuntungan
Pendapatan = Rp100 juta
HPP = Rp40 juta
Perhitungan Laba Kotor = Pendapatan – HPP
= Rp100 juta – Rp40 juta = Rp60 juta
 
Dengan kalkulasi di atas, bisa dibaca dengan mudah cara menghitung laba kotor. Termasuk laba kotor yang sejatinya merugikan perusahaan maupun yang memberikan keuntungan. Jika dilihat dari penghitungan di atas, cara menghitung laba kotor sangat simpel karena tidak perlu menghitung komponen pengeluaran lainnya seperti biaya pemasaran, biaya keperluan administrasi, atau pajak. Dan hal inilah yang membedakannya dengan laba bersih

D. Manfaat Laba Kotor (Gross Profit)
Seperti yang sudah dibahas di atas, laba kotor tidak masuk dalam biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang harus dibayarkan terlepas dari tingkat output-nya. Biaya tetap itu biasanya digunakan untuk asuransi, iklan, sewa, gaji karyawan, yang tidak terlibat langsung pada produksi, dan perlengkapan kantor.

Laba kotor dapat menilai efisiensi perusahaan dalam penggunaan tenaga kerja dan persediaannya. Karena, jika perusahaan mengalami defisit, tenaga kerja tidak melakukan pekerjaannya secara efisien. Dari penghitungan laba ini, seorang pengusaha dapat mengevaluasi tenaga kerjanya untuk meningkatkan atau mengubah gaya bekerjanya.

Selain itu, ada juga beberapa manfaat lain di antaranya,
1. Mengukur kinerja manajemen suatu perusahaan
Ketahuilah, naik turunnya laba kotor yang dihasilkan oleh perusahaan bisa digunakan untuk mengukur seberapa besar kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan tersebut. Jika dari hasil analisis yang dilakukan menunjukkan penurunan laba kotor, maka hal tersebut bisa saja terjadi karena adanya penurunan kinerja dan juga produktivitas manajemen perusahaan.

2. Menentukan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang
Tercapai atau tidaknya target dari analisis laba kotor bisa menunjukkan tingkat keberhasilan suatu manajemen dalam mengelola perusahaan. Apabila perusahaan sukses dalam mencapai target yang ditentukan, maka kebijakan yang ada bisa dipertahankan atau lebih ditingkatkan lagi.

Namun jika target laba gagal dicapai, maka kebijakan untuk manajemen bisa saja diganti dan dapat memengaruhi kesejahteraan karyawan.

3. Hasil pertanggungjawaban dari bagian produksi
Pada dasarnya, bagian produksi memiliki kewajiban untuk menggunakan manfaat biaya produksi sebaik mungkin. Selain itu, mereka juga harus mengurus harga pokok penjualan produk suatu perusahaan. Naik turunnya harga pokok penjualan jelas memengaruhi naik turunnya laba kotor yang dihasilkan perusahaan dan ini jadi tanggung jawab bagian produksi.

4. Melakukan analisis penyebab naik turunnya harga jual produk
Secara umum, manfaat laba kotor dari besar tidaknya hasil perhitungan bisa digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menentukan besarnya harga jual produk, target harga jual sesuai kondisi pasar, dan target harga jual yang diinginkan.

Hal ini sangat mungkin dilakukan dengan cara membandingkan perubahan harga jual produk dari kompetitor yang bisa memengaruhi pencapaian target jual perusahaan.

5. Melakukan analisis penyebab naik dan turunnya harga pokok penjualan produk
Seperti yang diketahui bersama, salah satu manfaat akuntansi adalah menghitung perputaran uang, termasuk besar atau tidaknya laba kotor yang didapatkan suatu bisnis. Dari hasil perhitungan laba kotor, bisa diketahui berapa besarnya harga pokok penjualan atas produk tertentu. Naik turunnya harga pokok penjualan ini biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah harga jual dan jenis biaya lain yang dikeluarkan oleh perusahaan.

6. Hasil pertanggungjawaban dari bagian penjualan
Bukan hanya menjadi salah satu bentuk tanggungjawab dari bagian produksi suatu perusahaan, hasil analisis dari laba kotor juga bisa dijadikan bentuk pertanggungjawaban oleh bagian penjualan perusahaan yang sama. Hal ini disebabkan hasil penghitungan laba kotor yang bisa dilihat peningkatan atau penurunannya dari harga jual yang bisa dikatakan jadi urusan bagian penjualan.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Laba Kotor, Faktor, Cara Menghitung, dan Manfaatnya"