Pengertian Krisis Ekonomi, Penyebab, Teori, Dampak, dan Krisis Ekonomi di Indonesia

Table of Contents
Pengertian Krisis Ekonomi
Krisis Ekonomi

A. Pengertian Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi adalah suatu kondisi yang mana perekonomian dalam suatu negara mengalami penurunan yang sangat signifikan. Krisis ekonomi itu sendiri dipahami sebagai dampak pada sistem ekonomi negara, yang menyebabkan kontraksi pada instrumen ekonomi negara, seperti penurunan nilai atau harga aset.

Penyebabnya adalah fondasi ekonomi yang rapuh, inflasi yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang stagnan mencerminkan hal tersebut. Faktor lain yang dapat membuat suatu negara menderita krisis ekonomi adalah beban utang luar negeri yang besar, yang keterjangkauannya melebihi kemampuannya untuk membayar, efisiensi investasi yang rendah, dan defisit neraca pembayaran yang besar dan tidak terkendali.

Gejala krisis ekonomi biasanya berupa penurunan kapasitas belanja pemerintah, tingkat pengangguran yang melebihi 50% dari total angkatan kerja, penurunan konsumsi atau daya beli yang rendah, kenaikan harga bahan pokok yang tak terbendung, dan penurunan tajam pertumbuhan ekonomi, serta nilai tukar rupiah telah turun tajam dan di luar kendali.

B. Penyebab Krisis Ekonomi

1. Utang negara yang berlebihan
Menurut Detik, salah satu penyebab terjadinya krisis ekonomi adalah karena banyaknya beban utang negara sehingga tidak mampu membayarnya. Hal ini sama seperti halnya suatu perusahaan. Apabila memiliki banyak utang dan tidak mampu membayarnya, maka bisa dipastikan perusahaan tersebut akan bangkrut.

2. Laju inflasi yang tinggi
Inflasi merupakan sebuah peristiwa di mana harga barang dan jasa mengalami kenaikan dalam waktu yang panjang. Sebenarnya, inflasi tidak selalu menjadi hal yang negatif, bergantung pada tinggi rendahnya tingkat presentase inflasi. Akan tetapi, jika inflasi terjadi dalam waktu yang lama serta mengalami laju yang tinggi, hal ini bisa mengakibatkan nilai uang turun dan membuat perekonomian di suatu negara semakin memburuk.

3. Pertumbuhan ekonomi yang macet
Penyebab lainnya dari krisis ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi di suatu negara tidak berkembang atau macet. Semakin buruk pertumbuhannya, maka ada kemungkinan negara tersebut masuk ke jurang krisis perekonomian. Contoh nyata karena suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat adalah karena adanya virus corona seperti saat ini.

C. Teori Krisis Ekonomi

Terdapat beberapa teori krisis ekonomi di antaranya,
1. Teori Siklus Bisnis
Siklus dapat terjadi dalam jangka pendek, menengah atau panjang, tergantung dari sistem ekonomi yang dianut dan alasan siklus suatu negara. Kaum kapitalis memprediksikan siklus bisnis akan mengalami resesi ekonomi setiap 25 tahun, sedangkan kaum sosialis memperkirakan krisis akan terjadi setiap 45 tahun sekali. Mengingat peran penting pemerintah dalam perekonomian, terutama dalam mengatur harga, maka waktu krisis akan semakin lama dan panjang.

2. Teori Inflasi
Sederhananya, inflasi diartikan sebagai kenaikan harga secara keseluruhan dan terus menerus. Kecuali jika kenaikan harga satu atau dua komoditas diperluas ke komoditas lain (atau menyebabkan kenaikan harga), itu tidak dapat disebut inflasi.

D. Dampak krisis ekonomi

Krisis ekonomi telah memberikan dampak yang sangat besar bagi negara, dan tentunya juga berdampak pada semua aspek mulai dari pemerintah hingga masyarakat. Ketika suatu negara mengalami kejadian ini, dipastikan banyak perusahaan yang akan memecat karyawannya (PHK).

Hal itu dilakukan karena perusahaan tidak memiliki cukup uang untuk memberikan gaji. Dengan kejadian ini dipastikan angka pengangguran juga akan meningkat. Sejak itu, karena masyarakat tidak memiliki pendapatan, angka kemiskinan pun meningkat.

Selain itu, pemerintah pasti akan kesulitan memenuhi kebutuhan belanja negara. Selain itu, masyarakat juga merasa sulit untuk mewujudkan kehidupan sehari-hari akibat kenaikan harga kebutuhan sehari-hari yang tajam.

Melihat dampak yang terjadi, krisis ekonomi memang menjadi momok yang sangat menakutkan bagi suatu negara. Jika ini terjadi, bisa dipastikan situasinya akan sangat berantakan. Nyatanya, kejahatan dan perampokan bisa dilihat dimana-mana.

E. Krisis Ekonomi di Indonesia

Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa Indonesia sudah pernah mengalami krisis ekonomi di tahun 1998 lalu. Dikutip dari laman Kompas, pada saat itu kondisi ekonomi sangatlah anjlok, dan bahkan terkontraksi 17,9% dalam kuartal III. Dampak dari kondisi tersebut sangatlah besar.

Berdasarkan catatan Detik, sebanyak ratusan perusahaan, mulai dari perusahaan kecil hingga perusahaan konglomerat turut tumbang pada krisis di tahun 1998. Sebanyak 70% lebih perusahaan yang melantai di pasar modal mendadak mengalami kebangkrutan.

Lalu, tingkat pengangguran meningkat pada level yang sebelumnya belum pernah terjadi sejak akhir tahun 1960 an, yaitu sebanyak 20 juta orang atau lebih dari 20% angkatan kerja. Karenanya, angka kemiskinan di Indonesia pun meningkat tajam. Angka kemiskinan yang terjadi pada tahun 1998 lalu tercatat mencapai sekitar 50% dari total jumlah penduduk Indonesia.

Berdasarkan dampak tersebut, maka saat ini pemerintah turut berusaha secara maksimal agar tidak lagi mengalami krisis seperti tahun 1998.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment