Pengertian Goodwill, Faktor, Metode, Cara Menghitung, dan Manfaatnya

Pengertian Goodwill atau Aset Tidak Berwujud
Goodwill (Aset Tidak Berwujud)

A. Pengertian Goodwill (Aset Tidak Berwujud)
Goodwill (aset tidak berwujud) adalah selisih angka yang berasal dari kelebihan harga beli (purchase price) di atas harga pasar (fair market value) atas pembelian atau pembayaran sebuah transaksi perusahaan.  Karena merupakan aset perusahaan yang tidak berwujud, tentunya kita akan mengalami kesulitan ketika harus mengkalkulasi atau mengukurnya secara tepat dan rill.

Secara teknis, goodwill mulai muncul dalam neraca atau laporan posisi keuangan ketika suatu perusahaan hendak mengakuisisi perusahaan lain dengan membayar di atas nominal nilai pasar wajar (Fair Value Market) yang terdiri dari aset bersih perusahaan yang ingin dibeli.

Faktor-faktor yang membentuk goodwill itu sendiri misalnya reputasi perusahaan yang baik, identitas merek yang kuat, karyawan yang kompeten dibidangnya, teknologi yang dinilai mutakhir, dan sejenisnya. Hal-hal ini jelas tidak terukur secara fisik atau sulit untuk dikualifikasi secara tepat.

Goodwill (Aset Tidak Berwujud) Menurut Para Ahli
Standar US GAAP (United States Generally Accepted Accounting Principles) dan IFRS (International Financial Reporting Standard), nilai daripada goodwill memiliki umur yang tidak terbatas sehingga tidak perlu diamortisasi. Namun, perlu diadakan evaluasi ketika ada penurunan (impairment) atau kenaikan goodwill tiap tahunnya. Biasanya, banyak perusahaan melakukan evaluasi goodwill dengan periode 10 tahun.

B. Faktor yang Mempengaruhi GoodWill (Aset Tidak Berwujud)
1. Kualitas Produk. Kualitas produk yang  lebih baik akan meningkatkan penjualan dan keuntungan, yang akan meningkatkan nilai Goodwill.
2. Efisiensi Manajemen.  Kepentingan yang ditangani dengan baik biasanya menikmati manfaat efisiensi biaya dan produktivitas, yang akan meningkatkan nilai Goodwill.
3. Lokasi. Lokasi yang  lebih baik akan menarik lebih banyak pelanggan yang menghasilkan peningkatan penjualan dan keuntungan, yang pada gilirannya akan menghasilkan peningkatan nilai Goodwill.
4. Kondisi Pasar.  Situasi monopoli atau persaingan terbatas memfasilitasi perhatian untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan yang mengarah pada nilai lebih dari Goodwill
5. Access To Supplies (Raw Material Dll).  Jika sebuah perusahaan memiliki akses yang lebih baik ke persediaan (inventaris) atau pasokan input yang terjamin, maka ia menikmati reputasi yang lebih baik daripada yang lain dan Goodwill yang lebih tinggi.
6. Keunggulan Khusus.  Jika perusahaan menikmati keuntungan khusus seperti paten, merek dagang, citra merek, atau manfaat eksklusif lainnya, maka perusahaan menikmati nilai Goodwill yang lebih tinggi.
7. Sumber daya eksternal.  Layanan purna jual, Penelitian & Pengembangan, Efektivitas Iklan, pasokan listrik, izin impor, kolaborator terkenal, kontrak jangka panjang untuk penyediaan bahan, merek dagang, paten, dll. Pasti menikmati nilai lebih dari Goodwill.

C. Metode Perhitungan Goodwill (Aset Tidak Berwujud)
1. Metode laba rata rata
Dalam metode ini, nilai goodwill sama dengan keuntungan rata-rata untuk jangka waktu tertentu. Ini dihitung dengan mengalikan keuntungan rata-rata dengan beberapa tahun pembelian.
Laba rata rata = Laba yang Dapat Dipertahankan di Masa Depan Setelah Pajak x Jumlah Tahun Pembelian

2. Metode super laba
Keuntungan super adalah kelebihan estimasi keuntungan masa depan di atas keuntungan rata-rata. Untuk menggunakan metode ini, Anda perlu menghitung keuntungan rata-rata dari tahun-tahun sebelumnya.
Super laba = Keuntungan rata-rata yang dapat dipertahankan – Keuntungan Normal
Goodwill = Keuntungan Super x Jumlah Tahun Pembelian

3. Kapitalisasi keuntungan
Metode kapitalisasi menentukan berapa banyak modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan keuntungan rata-rata atau super laba, dengan asumsi bisnis memperoleh tingkat pengembalian normal untuk industri tertentu. Jumlah modal ini dikenal sebagai nilai keuntungan yang dikapitalisasi. Kelebihan jumlah modal di atas total modal yang digunakan oleh bisnis dapat dianggap sebagai goodwill.
Nilai Kapitalisasi Rata-rata / Keuntungan Super = Keuntungan Rata-rata / Super Laba X (100 / Tingkat Pengembalian Normal)
Goodwill = Nilai Kapitalisasi Rata-rata / Laba Super Modal yang Digunakan

D. Cara Menghitung Goodwill (Aset Tidak Berwujud)
Goodwill adalah aset tak terwujud yang muncul dari selisih angka pembelian perusahaan (akuisasi) terhadap perusahaan lain karena membeli di luar nilai buku atau aset bersih perusahaan serta di atas harga pasar.

Misal, perusahaan “Cipta Karya” membeli perusahaan “Mandiri” dengan harga Rp5.000.000.000. Padahal aset bersih perusahaan “Mandiri” hanya Rp3.000.000.000. Sedangkan harga pasar perusahaan untuk aset sedemikian adalah Rp4.000.000.000.
Berarti ada selisih Rp2.000.000.000 dari harga aset bersih perusahaan “Mandiri” dan selisih Rp1.000.000.000 dari harga pasar yang harus dikeluarkan oleh perusahaan “Cipta Karya”.

Rumus Menghitung Goodwill
Untuk lebih mempermudah pembaca dalam menghitung goodwill, maka berikut ini akan dijelaskan contoh kasus dan cara menghitungnya. Ini penjelasannya:
Perusahaan A ingin membeli perusahaan B. Yang mana perusahaan B memiliki nilai aset bersih Rp1.000.000. Maka akan terjadi goodwill jika perusahaan A membeli perusahaan B dengan harga Rp2.000.000. ini rumus hitungannya:
Rp1.000.000 (Total Aset ) – Rp2.000.000 (Harga Beli) = Rp1.000.000 (Selisih)  

Berarti nilai goodwill untuk perusahaan B adalah Rp1.000.000. Pertanyaannya adalah mengapa goodwill disebut aktiva padahal jika dilihat kalkulasinya ini merupakan kerugian?

Jawabannya ialah jika untuk saat ini, memang goodwill adalah kerugian. Tetapi di masa yang akan datang, bisa jadi itu merupakan pendapatan. Karena intensitas harga aset perusahaan akan terus meningkat.

E. Manfaat Goodwill
(Aset Tidak Berwujud)
Beberapa manfaat yang bisa perusahaan dapatkan dengan adanya goodwill di masa mendatang di antaranya,
1. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa yang dimiliki perusahaan
2. Penghematan biaya atau efisiensi pengeluaran perusahaan dalam menjalankan aktivitas-aktivitas perusahaan
3. Pendapatan yang diperoleh dari penyewaan yang dilakukan oleh perusahaan lain
4. Pemberian lisensi perusahaan lain yang dibeli atau dibayar oleh perusahaan
5. Peningkatan kualitas dalam layanan yang lebih cepat dari perusahaan untuk orang-orang yang bekerjasama dengan perusahaan
6. Penurunan jumlah tenaga kerja atau karyawan untuk melaksanakan sebuah pekerjaan tugas atau fungsi dalam perusahaan
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Goodwill, Faktor, Metode, Cara Menghitung, dan Manfaatnya"