Pengertian Perceived Quality, Dimensi, Nilai, Faktor, Cara, dan Manfaatnya
Perceived Quality |
A. Pengertian Perceived Quality (Persepsi Kualitas)
Perceived quality (persepsi kualitas) adalah penilaian konsumen secara menyeluruh terhadap suatu produk tertentu. Persepsi kualitas mempunyai peranan yang penting dalam membangun suatu merek, dalam banyak konteks persepsi kualitas sebuah merek dapat menjadi alasan penting yang menjadi pertimbangan konsumen yang pada gilirannya akan memengaruhi keputusan pembelian.
Perceived Quality (Persepsi Kualitas) Menurut Para Ahli
1. Durianto (2011), persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan pelanggan.
2. Handayani, dkk (2010), persepsi kualitas adalah persepsi konsumen terhadap kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa sehubungan dengan tujuan yang diinginkannya, dibandingkan dengan alternatif-alternatif lain.
3. Simamora (2003), persepsi kualitas adalah persepsi konsumen terhadap kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan ditinjau dari fungsinya secara relatif dengan produk-produk lain.
4. Rangkuti (2004), persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang berkaitan dengan maksud yang diharapkan pelanggan.
B. Dimensi Perceived Quality (Persepsi Kualitas)
Persepsi kualitas dapat diterapkan untuk jenis produk barang ataupun jasa. Akan tetapi, ada beberapa dimensi berbeda yang digunakan untuk proses identifikasi pada kedua jenis produk ini.
1. Dimensi Perceived Quality untuk Produk Barang. Ada beberapa dimensi yang digunakan untuk proses identifikasi persepsi kualitas konsumen pada produk yang berwujud barang di antaranya,
a. Kinerja. Dimensi kinerja ini mencakup seberapa efektif barang produksi ini menjalankan fungsinya sesuai kebutuhan konsumen. Jika barang yang dimaksud berupa makanan, seberapa efektif ia untuk memuaskan kebutuhan konsumen.
b. Fitur. Fitur atau barang pelengkap yang disediakan bersama barang tersebut. Dimensi ini akan menilai apakah fitur atau kelengkapan yang disediakan pada barang yang dimaksud sudah sesuai dan mendukung fungsi utama dari barang tersebut.
c. Reliabilitas. Ketahanan suatu barang di waktu yang berbeda. Dimensi ini berfokus pada penilaian performa barang yang dioperasikan pada jangka waktu yang berbeda setiap kali barang tersebut diaktifkan atau digunakan.
d. Daya tahan. Dengan identifikasi dimensi ini, akan didapatkan penilaian mengenai seberapa lama dan seberapa kuat barang ini dioperasikan pada kondisi, beban, dan durasi penggunaan tertentu.
e. Final result. Atau hasil akhir. Pada dimensi ini, akan didapatkan penilaian apakah konsumen dapat merasakan bahwa barang ini dianggap sebagai barang yang berkualitas atau malah dianggap sebagai barang yang tidak berbeda dari merek yang lainnya.
2. Dimensi Perceived Quality untuk Produk Jasa. Untuk produk yang berupa jasa, dimensi perceived quality yang digunakan di antaranya,
a. Alat pendukung. Dimensi ini akan menilai apakah alat-alat yang digunakan untuk jasa layanan sudah sesuai atau belum.
b. Reliabilitas. Ini akan memberikan identifikasi apakah jasa ini memberikan layanan yang berkualitas sama pada waktu yang berbeda.
c. Kompetensi. Dimensi ini akan memberikan penilaian apakah para pelaku jasa memiliki kemampuan yang memang dibutuhkan untuk layanan jasa tersebut.
C. Nilai Perceived Quality (Persepsi Kualitas)
Persepsi kualitas memiliki peran besar dalam membangun suatu merek, dalam banyak konteks persepsi kualitas sebuah merek dapat menjadi alasan yang penting pembelian serta merek mana yang akan dipertimbangkan konsumen yang pada gilirannya akan memengaruhi konsumen dalam memutuskan merek mana yang akan dibeli. Menurut Durianto, dkk (2004), perceived quality atau persepsi kualitas dapat menghasilkan nilai-nilai di antaranya,
1. Alasan untuk membeli. Keterbatasan informasi, uang dan waktu membuat keputusan pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh persepsi kualitas suatu merek yang ada di benak konsumen, sehingga sering kali alasan keputusan pembeliannya hanya didasarkan kepada persepsi kualitas dari merek yang akan dibelinya.
2. Diferensiasi atau posisi. Suatu karakteristik penting dari merek adalah posisinya dalam dimensi persepsi kualitas, yaitu apakah merek tersebut super optimum, optimum, bernilai, atau ekonomis. Juga, berkenaan dengan persepsi kualitas, apakah merek tersebut terbaik atau sekedar kompetitif terhadap merek-merek lain.
3. Harga optimum. Keuntungan persepsi kualitas memberikan pilihan-pilihan dalam penetapan harga optimum (price premium). Harga optimum bisa meningkatkan laba dan atau memberi sumber daya untuk reinvestasi pada merek tersebut. Berbagai sumber daya ini digunakan untuk membangun merek, seperti menguatkan kesadaran atau asosiasi atau mutu produk.
4. Minat saluran distribusi. Persepsi kualitas juga punya arti penting bagi para pengecer, distributor, dan berbagai pos saluran lainnya. Sebuah pengecer atau pos saluran lainnya dapat menawarkan suatu produk yang memiliki persepsi kualitas yang tinggi dengan harga yang menarik dan menguasai lalu lintas distribusi tersebut. Pos saluran distribusi dimotivasi untuk menyalurkan merek-merek yang diminati oleh konsumen.
5. Perluasan merek. Suatu merek dengan persepsi kualitas yang kuat dapat dieksploitasi ke arah perluasan merek. Merek dengan persepsi kualitas yang kuat dapat digunakan untuk memperkenalkan kategori produk baru, yang beraneka macam. Produk dengan persepsi kualitas yang kuat akan mempunyai kemungkinan sukses yang lebih besar dibandingkan dengan merek yang persepsi kualitasnya lemah, sehingga perluasan produk dari merek dengan persepsi kualitas yang kuat memungkinkan perolehan pangsa pasar yang lebih besar lagi. Dalam hal ini persepsi kualitas merupakan jaminan yang signifikan atas perluasan-perluasan merek tersebut.
D. Faktor Perceived Quality (Persepsi Kualitas)
Terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi persepsi kualitas seorang pelanggan atau konsumen terhadap suatu produk atau jasa di antaranya,
1. Motivasi. Motivasi merupakan hal yang mendorong seseorang mendasari tindakan yang dilakukannya. Adanya motivasi dalam diri seseorang menjadi dasar untuk melakukan pembelian.
2. Sikap. Sikap yang dapat mempengaruhi positif atau negatifnya tanggapan yang akan diberikan seseorang. Apabila seseorang memiliki sikap yang positif pada suatu produk maka orang tersebut akan membeli produk yang ditawarkan. Sebaliknya apabila seseorang memiliki sikap yang negatif pada suatu produk maka orang tersebut tidak akan membeli produk yang ditawarkan
3. Minat. Merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang terhadap suatu hal atau objek tertentu, yang mendasari kesukaan ataupun ketidaksukaan terhadap objek tersebut.
4. Pengalaman. Masa lalu dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena kita biasanya akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang pernah dilihat dan didengar.
E. Cara Perceived Quality (Persepsi Kualitas)
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membangun perceived quality atau persepsi kualitas suatu produk atau jasa menurut Durianto (2011) di antaranya,
1. Komitmen terhadap kualitas. Perusahaan harus mempunyai komitmen terhadap kualitas serta memelihara kualitas secara terus menerus. Upaya memelihara kualitas bukan hanya basa basi tetapi tercermin dalam tindakan tanpa kompromi.
2. Budaya kualitas. Komitmen kualitas harus terefleksi dalam budaya perusahaan, norma perilakunya, dan nilai-nilai. Jika perusahaan dihadapkan kepada pilihan kualitas dan biaya maka kualitas yang harus dimenangkan.
3. Informasi masukan dari pelanggan. Pada akhirnya dalam membangun perceived quality pelangganlah yang mendefinisikan kualitas. Sering kali para pemimpin keliru dalam memperkirakan apa yang dianggap penting oleh pelanggannya.
4. Sasaran/standar yang jelas. Sasaran kualitas harus jelas dan tidak terlalu umum karena sasaran kualitas yang terlalu umum cenderung menjadi tidak bermanfaat. Kualitas juga harus memiliki standar yang jelas, dapat dipahami dan diprioritaskan. Terlalu banyak sasaran tanpa prioritas sama saja dengan tidak mempunyai sasaran yang fokus yang pada akhirnya akan membahayakan kelangsungan perusahaan itu sendiri.
5. Kembangkan karyawan yang berinisiatif. Karyawan harus dimotivasi dan diizinkan untuk berinisiatif serta dilibatkan dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan pemikiran yang kreatif dan inovatif. Karyawan juga secara aktif dilibatkan dalam pengendalian kualitas layanan.
F. Manfaat Perceived Quality (Persepsi Kualitas)
Persepsi kualitas merupakan kesan pelanggan yang sangat penting untuk memberi pengaruh pada keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas pada suatu merek. Perceived quality juga memiliki peran penting dalam membangun merek dan perluasan merek. Adapun beberapa manfaat dari membangun persepsi kualitas yang baik bagi pelanggan atau konsumen di antaranya,
1. Kualitas memegang peranan yang sangat penting sebagai salah satu syarat seorang konsumen dalam membeli sebuah produk. Kesan kualitas yang baik terhadap sebuah merek produk akan memperbesar kemungkinan pembelian terhadap merek tersebut.
2. Persepsi kualitas juga membantu proses pembedaan merek dimata konsumen.
3. Kesan akan kualitas yang baik memberikan kesempatan bagi produsen untuk memberikan harga optimum terhadap produk sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.
4. Kesan kualitas juga berpengaruh penting bagi saluran distribusi produk. Pengecer, distributor, dan penjual produk akan yakin dalam mendistribusikan produk apabila memiliki kesan kualitas yang baik terhadap produk.
5. Kesan kualitas yang baik terhadap sebuah merek akan memberikan kesempatan bagi perusahaan, apabila ingin melakukan perluasan merek. Perusahaan bisa menciptakan sebuah produk baru dengan menggunakan merek yang sudah ada.
Dari berbagai sumber
Post a Comment