Pengertian Pembukuan Sederhana, Metode, Tahapan, Jenis, dan Manfaatnya
Pembukuan Sederhana |
A. Pengertian Pembukuan Sederhana
Pembukuan sederhana adalah proses dokumentasi yang dilakukan secara terstruktur demi menghimpun data dan laporan transaksi keuangan. Dokumentasi keuangan yang dicatat antara lain kekayaan, beban, modal, pendapatan, anggaran, dan akumulasi harga penghasilan dan pelimpahan barang atau jasa.
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, pembukuan sederhana diartikan sebagai suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan. Pencatatan keuangan ini meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa.
Sebuah pembukuan dalam setiap periode selalu ditutup dengan adanya laporan. Dari laporan tersebut akan dihasilkan neraca laba rugi yang mencerminkan keuangan perusahaan dalam satu periode. Hal inilah yang disebut dengan istilah tutup buku.
B. Metode Pembukuan Sederhana
Terdapat 2 metode yang umumnya digunakan untuk mencatat pembukuan dalam ilmu akuntansi di antaranya,
1. Sistem pembukuan masukan tunggal. Sistem ini biasa digunakan di bisnis kecil dan menengah. Metode ini efektif untuk perusahaan yang melakukan transaksi sederhana dan nominalnya kecil. Sumber pembukuan yang digunakan yaitu buku kas utama. Sistem masukan tunggal ini memiliki sifat yang mirip seperti rekening koran. Tidak ada pengelompokan khusus untuk setiap pos pengeluaran dan pemasukan.
2. Sistem pembukuan masukan berpasangan. Berbeda dengan metode sebelumnya, sistem masukan berpasangan ini lebih sering digunakan oleh perusahaan berskala besar. Masukan berpasangan ini dinilai lebih baik dibandingkan dengan masukan tunggal. Tersedia akun khusus untuk pemasukan (debit) dan pengeluaran (kredit) yang terpisah. Sehingga akuntan dan perusahaan lebih mudah dalam memantau arus keuangan yang kompleks.
C. Tahapan Pembukuan Sederhana
Sebaiknya keuangan perusahaan mulai membuat pembukuan sejak tahap awal opening atau perencanaan bisnis. Cara membuat pembukuan sederhana dapat dilakukan secara berkelanjutan dengan mencatat harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta pendapatan yang menggunakan sebagai dasar dalam menyusun neraca dan laporan laba rugi.
1. Membuat buku catatan pengeluaran
Buatlah buku terpisah yang khusus untuk mencatat pengeluaran bisnis. Semua pengeluaran atau pembelian dalam bisnis mulai dari pembelian bahan baku, operasional hingga gaji karyawan harus berkelanjutan mencatatnya secara jelas.
Dengan mencatat semua pengeluaran bisnis, maka Anda akan mengetahui berapa jumlah modal usaha yang telah mengeluarkannya. Setelah mengetahui berapa modal yang telah mengeluarkannya, maka Anda akan lebih mudah untuk menetapkan target dan rencana kapan modal usaha tersebut harus kembali.
2. Membuat buku catatan pemasukan
Setelah memiliki buku kas pengeluaran, langkah selanjutnya yang perlu dipersiapkan adalah buku kas pemasukan. Buku kas pemasukan akan menggunakan untuk mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan pemasukan perusahaan.
Misalnya jumlah penjualan produk yang berhasil mendapatkannya perhari, atau piutang yang telah ada. Pencatatan transaksi pemasukan juga harus melakukannya secara berkelanjutan setiap hari untuk mempermudah dalam melakukan pembuatan bulanan perusahaan.
Dengan memiliki buku kas pengeluaran dan pemasukan yang tertib, maka Anda akan mengetahui berapa jumlah keuntungan yang memperoleh dalam satu hari.
3. Membuat buku kas utama
Di dalam pembukuan keuangan bisnis, membuat buku kas utama merupakan salah satu hal yang sangat penting. Buku kas utama akan menggunakan untuk menggabungkan transaksi antara buku kas pemasukan dengan buku kas pengeluaran.
Dengan menggabungkan transaksi dari dua buku kas tersebut, maka Anda akan mengetahui secara detail dan jelas berapa keuntungan maupun kerugian dalam bisnis Anda. Selain itu, Anda juga dapat menentukan besaran anggaran bisnis untuk uang masuk dan uang keluar.
Estimasi arus kas juga sangat penting untuk membuat perencanaan dan strategi bisnis jika di kemudian hari ada biaya tak terduga yang harus ada. Misalnya terjadi estimasi kekurangan uang kas bisnis, maka Anda dapat segera menaikkan target atau mengurangi biaya pengeluaran.
Agar hasilnya maksimal, pencatatan arus kas utama harus melakukannya secara berkelanjutan, seksama dan teliti.
4. Membuat catatan stok barang
Dalam pembukuan keuangan bisnis, transaksi yang dicatat bukan hanya berhubungan dengan uang namun juga barang. Anda juga perlu mencatat secara berkelanjutan jumlah barang yang masuk dan keluar setiap harinya.
Semakin tinggi tingkat penjualan, maka intensitas jumlah barang yang keluar dan masuk juga akan semakin tinggi pula. Dengan memiliki buku stok barang, maka Anda dapat memonitor dan mengawasi persediaan barang yang ada di dalam bisnis.
Apalagi jika kedepannya Anda ingin menargetkan beberapa cabang di beberapa kota, maka dengan membuat buku stok barang akan sangat membantu Anda dalam menyusun manajemen gudang secara lebih baik dan optimal.
Selain itu, buku stok barang juga akan membantu Anda untuk menghindari adanya kecurangan yang dapat dilakukan oleh supplier maupun karyawan perusahaan.
5. Membuat buku inventaris barang
Langkah selanjutnya adalah membuat inventaris barang yang menggunakan untuk mencatat semua barang-barang perusahaan yang telah membeli. Semua jenis barang yang memiliki perusahaan, baik yang membeli melalui anggaran belanja maupun hibah atau sumbangan, harus masuk ke dalam catatan inventaris barang.
Memiliki catatan inventaris barang akan menjaga setiap aset perusahaan agar tetap terkontrol dan terkendali. Selain menjaga aset perusahaan, inventaris barang juga memiliki fungsi untuk mempermudah dalam pengawasan, mencegah agar barang tidak mudah hilang.
Selain itu, mempermudah untuk melakukan pengecekan barang, mempermudah kegiatan mutasi atau penghapusan barang, atau memiliki bukti tertulis terhadap pengelolaan barang sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
6. Membuat laporan laba rugi
Buku terakhir yang perlu menyiapkan untuk membuat pembukuan keuangan secara sederhana adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi menggunakan untuk mencatat pendapatan dan beban perusahaan selama periode tertentu. Dengan melakukan pencatatan tersebut, maka Anda akan mengetahui apakah perusahaan sedang dalam kondisi memiliki laba atau rugi.
Pada perusahaan berskala besar, laporan laba rugi juga berfungsi untuk menentukan nilai investasi serta untuk memprediksi jumlah arus kas di masa yang akan datang. Jika Anda baru saja menjalankan bisnis, buatlah laporan laba rugi yang rapi namun tetap mudah untuk dipahami. Karena, jika terlalu berantakan justru dapat menyusahkan Anda di kemudian hari untuk membaca dan menganalisanya.
D. Jenis Pembukuan Sederhana
Pembukuan sederhana terdiri dari beberapa jenis pencatatan di antaranya,
1. Pembukuan Inventaris Barang
Ini bisa sangat membantu untuk menjaga aset perusahaan, supaya tetap terkendali dan bertambah. Nah, isinya berupa catatan setiap barang atau aset yang dibeli dan miliki. Tapi, jangan lupa sewaktu mencatat aset baru, lakukan juga pencatatan pengeluaran kasa atas pembelian barang tersebut ya. Ada beberapa manfaat dari pencatatan inventaris barang ini di antaranya,
a. Mempermudah pengawasan aset.
b. Menjaga atau mencegah barang agar tidak mudah hilang.
c. Meringankan beban untuk melakukan pengecekan barang.
d. Mempermudah kegiatan mutasi atau penghapusan barang.
e. Bentuk pertanggungjawaban dengan memiliki bukti tertulis terhadap pengelolaan barang.
2. Pembukuan Catatan Kas
Jenis ini, sering juga disebut dengan buku kas. Buku kas ini, merupakan gabungan catatan antara transaksi pengeluaran dan pemasukan. Untuk membuat pembukuan ini sangat mudah. Kita hanya perlu menuliskan semua pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dalam aktivitas bisnis.
Pemasukan dan pengeluaran dalam perusahaan sangat penting untuk dicatat dan diketahui. Supaya kamu bisa lebih mudah untuk merencanakan pengembalian modal usaha, target, penjualan, dan lain sebagainya. Kita bisa mencatat mulai dari pemasukan penjualan, belanja pembelian bahan baku, kegiatan operasional, administrasi, gaji karyawan dan lainnya dalam pembukuan kas ini setiap bulannya.
3. Pembukuan Persediaan
Persediaan memiliki hubungan langsung dengan penjualan perusahaan. Hal ini dikarenakan pada saat terjadi penjualan, kita harus bisa memastikan kalau persediaan produk tetap ada, tapi pastikan juga pada akhir periode persediaan kita tidak menimbun banyak sehingga tidak menimbulkan kerugian.
Pembukuan atau pencatatan persediaan ini juga bisa kita gunakan untuk menghindari kecurangan yang dilakukan karyawan dan supplier. Apalagi, kalau jumlah persediaan dan transaksi penjualan bisnis kita banyak.
E. Manfaat Pembukuan Sederhana
Kesalahan yang sering dilakukan adalah mencampur aduk keuangan. Biasanya, kita akan merasa kebingungan memisahkan antara keuangan pribadi dan perusahaan. Mulai dari situlah terjadi kerancuan keuangan. Maka dari itu, kita harus mempunyai pembukuan sederhana walaupun baru menjalankan sebuah bisnis. Beberapa manfaat pembukuan usaha di antaranya,
1. Dapat meminimalisir risiko kehilangan produk, aset, dan juga uang.
2. Bisa mengetahui kewajiban pajak akibat bisnis yang dijalani.
3. Dapat memengaruhi aset yang dimiliki berpengaruh pada rugi laba suatu bisnis di kemudian hari.
4. Bisa mengetahui besarnya piutang dan hutang.
5. Bisa mengontrol biaya akibat operasional bisnis.
6. Dapat mengetahui progres dari bisnis yang sedang dijalani
Dari berbagai sumber
Post a Comment