Pengertian Payback Period, Indikator, Cara Menghitung, Kelebihan, dan Kekurangannya

Pengertian Payback Period atau periode pengembalian modal
Payback Period

A. Pengertian Payback Period
Payback period (periode pengembalian modal) adalah suatu pengembalian modal investasi melalui keuntungan atau profit dalam kurun waktu tertentu. Payback period  banyak digunakan oleh para investor untuk bisa menentukan pengambilan keputusan investasi, keputusan inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai penentu investasi pada suatu proyek. Pada umumnya, mereka para investor tidak terlalu senang dengan investasi yang payback time-nya terlalu lama.

Payback Period Menurut Para Ahli
1. Dian Wijayanto, payback period adalah suatu periode yang dibutuhkan untuk bisa kembali mengembalikan dana yang sudah digunakan dalam suatu investasi.
2. Abdul Choliq, payback period adalah suatu perkiraan jangka waktu kembali pada suatu investasi yang sudah dilakukan dengan suatu profit yang didapatkan.
3. Bambang Riyanto, payback period adalah menutupi kembali pengeluaran modal pada sebuah investasi pada suatu periode tertentu menggunakan Proceeds atau Aliran Kas Netto (Net Cash Flows).
4. Djarwanto Ps, payback Period digunakan dalam jangka waktu lama yang diperlukan untuk menutupi kembali pengeluaran modal pada sebuah investasi (Original Cash Outlay).

B. Indikator Payback Period
1. Bila payback period time lebih cepat daripada waktu yang sudah ditentukan, maka perusahaan tersebut sudah layak untuk disuntik dana.
2. Bila payback period time lebih lama atau bahkan melebih waktu yang sudah ditentukan, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilakukan investasi atau disuntik dana.
3. Jika perusahaan memiliki lebih dari satu proyek, maka pilihlah proyek yang memiliki payback period time lebih cepat.

C. Cara Menghitung Payback Period
Yang terpenting dari payback period adalah apabila payback period kurang dari suatu periode yang telah ditentukan, maka proyek tersebut bisa diterima. Tetapi, apabila terjadi sebaliknya, maka proyek tersebut akan ditolak. Payback period adalah salah satu metode untuk mengukur kecepatan kembalinya dana investasi.
Payback Period = Nilai Investasi Awal : Arus kas x 1 tahun

Meskipun, payback period bukan satu-satunya metode yang bisa digunakan untuk mengukur waktu kembali modal investasi. Namun, metode ini lebih banyak digunakan karena bisa digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate of return dan risiko yang sama.

Dengan demikian, investor dalam memilih proyek investasi yang jangka waktu pengembaliannya lebih cepat. Namun, metode ini belum cukup untuk menentukan nilai sisa dari investasi, karena tidak bisa memperhatikan arus kas setelah pengembalian tercapai.

D. Contoh Payback Period
Cara menghitung payback period secara sederhana cukup membagi nilai investasi awal dengan arus kas kemudian dikalikan 1 tahun. Namun tidak semua arus kas yang dimiliki perusahaan sama. Untuk arus kas yang berbeda, cara menghitung payback period bisa dilakukan dengan rumus berikut :
PP = n + a : b x 1 tahun
Keterangan :
PP = Payback Periode
n = syarat periode pengembalian modal investasi
a = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun terakhir (n)
b = Arus kas pada tahun setelah tahun kumulatif arus kas berjalan (n + 1)

Contoh payback period bisa dihitung dalam permasalahan berikut :
Suatu usulan proyek investasi senilai Rp 600.000.000 juta umur ekonomis 5 tahun, Syarat periode pengembalian 2 tahun, dan arus kas per tahun adalah Tahun 1 sebesar Rp 300.000.000 Tahun 2 sebesar Rp 250.000.000, Tahun 3 Rp 200.000.000 Tahun 4 sebesar Rp 150.000.000 dan Tahun 5 Rp 100.000.000

Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa arus kas setiap periode (tahun) tidak sama, sehingga untuk menghitung payback period bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Tahun 1 : Rp 300.000.000
Tahun 2 : Rp 250.000.000 menjadi Rp 550.000.000
Tahun 3 : Rp 200.000.000 menjadi Rp 750.000.000
Tahun 4 : Rp 150.000.000 menjadi Rp 900.000.000
Tahun 5 : Rp 100.000.000 menjadi Rp 1.000.000.000
PP = n + (a : b) x 1 tahun
= 2 + ((Rp 600.000.000 – Rp 550.000.000) : (Rp 750.000.000 – Rp 550.000.000)) x 1 tahun
= 2 + 0.25 tahun
= 2.25 tahun
Dari contoh payback period di atas, dapat diketahui periode pengembalian modal yaitu sebesar 2,25 tahun atau tepatnya 2 tahun lebih 3 bulan. Proyek investasi tidak hanya melibatkan payback period untuk analisis keputusan.

E. Kelebihan dan Kekurangan Payback Period
1. Kelebihan Payback Period
Berbagai macam kelebihan dari payback period yang bisa didapatkan oleh seorang investor di antaranya,
a. Mengetahui Kurun Waktu Pengembalian Dana Investasi
Pengadaan pada suatu proyek yang dilakukan oleh suatu perusahaan bisa dihitung dengan mudah dari berapa lama bisnis tersebut berjalan dari awal hingga akhir proyek tersebut dikerjakan. Dengan adanya estimasi tersebut, maka Anda bisa mengetahui kisaran waktu yang Anda harus butuhkan untuk bisa mendapatkan kembali modal yang Anda keluarkan untuk dijadikan sebagai investasi proyek.

Setelahnya, Anda bisa membuat perhitungan dengan tepat terkait penyelesaian suatu proyek. Hal ini sangat penting untuk diketahui agar Anda bisa menghitung jangka waktu yang memang Anda perlukan untuk mendapatkan modal Anda kembali.

b. Memilih Proyek
Pihak perusahaan bisa saja menyelenggarakan proyeknya yang lebih dari satu. Namun, dalam menyelenggarakan proyek tersebut tentunya dibutuhkan modal atau dana investasi yang tidak sedikit. Jadi, jika suatu perusahaan bisa mengadakan dua jenis proyek, maka Anda bisa melakukan perbandingan dari penyelenggaraan dua proyek tersebut.

Dari kedua jenis proyek ini, nantinya Anda bisa mendapatkan gambaran pasti manakan yang mampu mengembalikan modal dana Anda dengan cepat, atau proyek manakah yang mampu menutup modal dalam waktu cepat. Nantinya, hal tersebut bisa Anda jadikan sebagai pilihan proyek alternatif untuk perusahaan Anda.

c. Mudah dan Sederhana
Pada dasarnya, payback period bisa dilakukan dan dihitung dengan suatu rumus yang mudah. Rumus yang paling umum digunakan adalah nilai investasi : investasi per tahun. Dengan menggunakan rumus tersebut, maka Anda bisa mendapatkan kurun waktu payback period yang diperlukan untuk bisa mengembalikan modal ataupun dana investasi yang Anda keluarkan pada suatu pengerjaan proyek. Selain itu, perhitungan tersebut juga akan membantu Anda dalam memperhitungkan waktu yang Anda butuhkan untuk bisa kembali mendapatkan modal.

Perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut juga mudah dilakukan dan terlihat sederhana, sehingga seharusnya bisa dilakukan oleh semua orang yang bergerak pada berbagai jenis bisnis atau usaha, baik itu skala kecil, skala menengah, ataupun skala besar.

d. Mempertimbangkan Segala Resiko
Beberapa dari Anda mungkin saja mampu memilih suatu proyek yang sekirangan memerlukan waktu pengembalian modal dalam kurun waktu yang singkat. Untuk mengetahui hal tersebut, maka Anda memerlukan rumus pengembalian modal seperti yang pada poin sebelumnya telah kita bahas.

Dengan menggunakan rumus perhitungan tersebut, maka Anda bisa memilih proyek yang lebih mampu mengembalikan dana dalam kurun waktu cepat. Kenapa? Karena mau bagaimanapun juga, kecepatan suatu proyek dalam menyelesaikan pekerjaannya akan membuat proses pengembalian modal lebih cepat dilakukan.

Itu artinya, semakin sebentar waktu pengerjaan, maka akan semakin sedikit juga risiko yang bisa diterima oleh perusahaan. Karena, jika jangka waktu payback period  semakin sebentar, maka risiko perusahaan untuk bisa mendapatkan kerugian juga akan semakin berkurang. Dengan waktu payback period yang singkat, maka akan membuat para investor atau pemilik bisnis untuk meminimalisir adanya kerugian.

2. Kelemahan Payback Period
Segala sesuatu yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan pastinya mempunyai kelebihan dan juga kekurangannya masing-masing. Pun sama halnya dengan proyek yang dijalankan oleh suatu perusahaan, dengan adanya penanaman modal yang dilakukan oleh investor, maka proses penyelenggaran bisa dilakukan dengan baik.

Tapi, satu hal yang harus selalu ditanamkan adalah modal dana yang sudah diterima oleh perusahaan dalam upaya penyelenggaraan adalah dana modal proyek harus selalu kembali. Jangan sampai pihak perusahaan mengalami kerugian karena diselenggarakannya proyek tersebut. Oleh karena itu, Anda harus bisa melakukan perhitungan payback period agar tidak sampai melakukan berbagai kesalahan dalam hal memprediksi suatu pengembalian modal investasi.

Namun, perhitungan payback period tetap saja memiliki kelemahan tertentu. Dengan adanya perhitungan kurun waktu pengembalian modal, maka Anda akan lebih fokus pada pengembalian modal atau investasi saja, sedangkan ada hal lain yang Anda abaikan. Bahkan, bisa saja Anda melupakan berbagai biaya pendukung investasi yang sudah seharusnya wajib Anda hitung juga.

Bentuk kelalaian ini sebenarnya mampu membuat perusahaan mengalami kerugian walau mungkin tidak terlalu banyak. Jadi, selama proses pengembalian modal, bisa saja pihak perusahaan mengalami kendala karena adanya biaya pendukung investasi yang sebelumnya tidak ikut diperhitungkan.

Selain itu, payback period  juga digunakan hanya untuk menghitung lamanya waktu pengembalian modal. Perhitungan di dalamnya tidak mencakup laba atau profit yang mungkin bisa diterima oleh para investor.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Payback Period, Indikator, Cara Menghitung, Kelebihan, dan Kekurangannya"