Pengertian Diversifikasi Produk, Tujuan, Faktor, Jenis, Langkah, Manfaat, dan Kelebihannya
Diversifikasi Produk |
A. Pengertian Diversifikasi Produk
Diversifikasi produk adalah strategi meningkatkan kinerja bisnis dengan perluasan pemilihan barang atau jasa melalui upaya menciptakan produk baru, pasar baru seperti memperbaiki tipe, warna, model, ukuran, jenis, dan lain-lain. Diversifikasi produk bertujuan untuk mengejar pertumbuhan dan meningkatkan penjualan.
Diversifikasi produk bisa dilakukan dalam berbagai skala bisnis. Dalam proses ini, diperlukan inovasi dalam ruang lingkup industri yang dijalani saat ini dengan segmen pasarnya harus bisa dibedakan. Selain itu, ada juga terobosan yang dilakukan pada tingkat korporasi. Kondisi ini terjadi saat produk baru yang dimiliki industri yang sangat berbeda dengan saat ini.
Diversifikasi Produk Menurut Para Ahli
1. Kotler dan Amstrong (2001), diversifikasi produk adalah salah satu cara untuk meningkatkan kinerja bisnis yang ada dengan jalan mengidentifikasi peluang untuk menambah bisnis menarik yang tidak berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini.
2. Rustam (2001), diversifikasi produk adalah suatu perluasan pemilihan barang dan jasa yang dijual oleh perusahaan dengan jalan menambah produk baru atau jasa ataupun memperbaiki tipe, warna, model, ukuran, jenis dari produk yang sudah ada dalam rangka memperoleh laba maksimal.
3. Tjiptono (1997), diversifikasi produk adalah upaya mencari dan menciptakan produk atau pasar yang baru, atau keduanya, dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas, dan fleksibilitas.
B. Tujuan Diversifikasi Produk
Diversifikasi produk bertujuan untuk memperkecil adanya sebuah risiko ataupun kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada sebuah perusahaan dengan cara memberikan banyak pilihan produk yang telah dihasilkan oleh perusahaan. Adanya produk dengan inovasi baru yang dihasilkan akan membuat konsumen lebih tertarik dan mengonsumsinya.
Tujuan diversifikasi produk menurut Tjiptono (1997) di antaranya,
1. Meningkatkan pertumbuhan bila pasar atau produk yang ada telah mencapai tahap kedewasaan dalam Product Life Cycle (PLC).
2. Menjaga stabilitas, dengan jalan menyebarkan fluktuasi laba.
3. Meningkatkan kredibilitas di pasar modal.
Selain itu tujuan diversifikasi produk di antaranya,
1. Menghidupkan kembali pertumbuhan penjualan dari produk yang lesu.
2. Memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan yang berubah ubah.
3. Menandingi penawaran baru dari pesaing.
4. Memenuhi kebutuhan dari segmen tertentu.
C. Faktor Diversifikasi Produk
Terdapat beberapa hal yang dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan diversifikasi produk menurut Glueck (1994) di antaranya,
1. Faktor internal
a. Secara psikologis, manusia menjadi bosan melakukan hal yang sama berulang kali. mereka juga percaya bahwa diversifikasi akan membantu mereka menghindari bahaya terlampau terspesialisasi (over specialization).
b. Diversifikasi dilihat sebagai salah satu cara untuk mengembangkan kerawanan akibat ukuran yang salah.
c. Diversifikasi dipandang sebagai cara untuk mengubah pusat biaya intern yang sekarang menjadi penghasilan laba.
2. Faktor eksternal
a. Perekonomian (atau pasar) di mana perusahaan beroperasi ternyata terlampau kecil dan terbatas untuk memungkinkan pertumbuhan.
b. Teknologi dan riset perusahaan menimbulkan perkembangan produk yang kelihatan memberi harapan.
c. Pengaturan pajak mendorong penanam modal kembali (re-invesment) dalam riset dan pengembangan dan bukanya pembayaran deviden, dan ini menimbulkan produk baru yang biasanya menjadi dasar diversifikasi.
D. Jenis Diversifikasi Produk
Berdasarkan Corporate Finance Institute, ketiga jenis diversifikasi produk tersebut di antaranya,
1. Diversifikasi Konsentris
Katakanlah ada sebuah perusahaan susu kemasan. Tapi, susu ini hanya khusus untuk anak-anak, orang dewasa, dan juga lansia. Demi melakukan inovasi yang baru, perusahaan ini pun pada akhirnya mengambangkan susu yang bisa diminum untuk balita. Proses inilah yang biasanya disebut dengan diversifikasi produk konsentris, yang artinya produk baru perusahaan tersebut tidak memiliki perbedaan jauh dengan produk yang sebelumnya sudah ada.
2. Diversifikasi horizontal
Mari kita meneruskan contoh perusahaan susu di atas, katakanlah produk baru mereka adalah jus buah kemasan. Proses pembuatan jus buah kemasan ini pasti sangat berbeda dengan proses pembuatan susu. Walaupun begitu, keduanya sama-sama harus melalui proses pengemasan sebelum akhirnya dijual di pasar.
Nah, diversifikasi produk tersebut tergolong pada diversifikasi produk horizontal. Jadi, perusahaan menciptakan produk baru yang berbeda, tapi masih memiliki kesamaan dengan produk yang sudah ada, walaupun sedikit.
3. Diversifikasi Konglomerat
Katakanlah inovasi perusahaan susu di atas tidak sebatas hanya menciptakan produk susu balita dan jus buah saja. Mereka juga berinovasi untuk menjual produk lemari pendingin yang sedang diminati oleh masyarakat. Nah, itulah yang disebut sebagai diversifikasi produk konglomerat, yang mana produk baru perusahaan berbeda total dari produk sebelumnya, baik itu dalam hal proses pembuatan maupun pangsa pasarnya.
Selain itu, terdapat beberapa alternatif yang bisa dipilih dalam strategi diversifikasi produk menurut Nijman dan Van Der Wolk (1997) di antaranya,
1. Pemisahan menambah lini produk baru, sehingga sama saja memperlebar bauran produk. Dengan cara ini lini baru akan dimanfaatkan kesempatan dari reputasi perusahaan.
2. Memperpanjang lini yang ada sehingga menjadi suatu perusahaan dengan lini produk yang lebih lengkap.
3. Perusahaan menambah ukuran, formula atau ciri lain dari setiap produk.
4. Perusahaan menambah atau mengurangi konsistensi lini produk, tergantung apakah perusahaan ingin meraih reputasi kuat pada suatu bidang saja atau melibatkan diri pada beberapa bidang.
E. Langkah Diversifikasi Produk
Tahapan atau langkah-langkah dalam pelaksanaan strategi diversifikasi produk menurut Swastha (2008) di antaranya,
1. Tahap penyaringan. Tahap penyaringan ini dilakukan setelah berbagai macam ide tentang produk itu tersedia. Pada tahap ini merupakan pemilihan sejumlah ide dari berbagai sumber.
2. Tahap analisis bisnis. Masing-masing ide perlu dianalisis dari segi bisnis untuk mengetahui sampai seberapa jauh kemampuan ide tersebut dalam menghasilkan laba.
3. Tahap pengembangan. Dari ide yang telah dianalisis terdapat satu ide yang perlu dikembangkan yang dianggap lebih menguntungkan dibandingkan dengan yang lain.
4. Tahap pengujian. Merupakan kelanjutan dari tahap pengembangan termasuk pengujian konsep produk, kesukaan konsumen, penilaian laboratoris, dan tes penggunaan.
5. Tahap komersialisasi. Pada tahap ini semua fasilitas sudah disiapkan sedemikian rupa, baik fasilitas produksi maupun pemasaran sehingga siap untuk di komersialkan.
F. Manfaat Diversifikasi Produk
Manfaat dari diversifikasi produk menurut Tjiptono (1997) di antaranya,
1. Perusahaan dapat mengerahkan full capacity karena tidak tergantung pada satu macam produk.
2. Dapat memaksimumkan profitnya dengan cara mengadakan ekspansi pemisahan.
3. Penemuan-penemuan baru yang menguntungkan bagi calon konsumen.
4. Dengan mengadakan strategi diversifikasi produk, perusahaan tidak bergantung pada satu pasar saja.
Selain itu manfaat dari diversifikasi produk di antaranya,
1. Perusahaan tidak tergantung hanya dari satu pasar tertentu saja untuk memperluas pasarnya.
2. Untuk menggunakan kecakapan manajemen sebanyak banyaknya.
3. Untuk memperluas perusahaan dan untuk memperoleh laba yang lebih besar.
4. Untuk menggunakan hasil-hasil dari penemuan yang baru.
G. Kelebihan Diversifikasi Produk
Berbagai kelebihan diversifikasi produk di antaranya,
1. Mampu Mengikuti Arus Perubahan
Beberapa dekade lalu, setiap orang tentu harus pergi ke toko saat ingin berbelanja. Mereka bisa dengan bebas memiliki produk apa saja asalkan masuk gerai dan membawa mata uangnya. Namun, saat ini hal tersebut sudah tidak lagi relevan. Setiap orang bisa membeli produk apa pun walau sedang rebahan di kasur dan tidak memegang mata uang fisiknya. Hal tersebut dikarenakan saat ini sudah ada sistem jual-beli online dan juga uang digital.
Itu hanyalah salah satu dari banyaknya inovasi yang sudah mengubah kebiasaan hidup manusia. Selain itu, ada juga layanan streaming lagu dan film yang sudah menggusur Walkman dan DVD Player. Lantas, bagaimana cara bertahan suatu perusahaan saat ada perubahan tersebut? Salah satu jawabannya adalah dengan melakukan diversifikasi produk. Anda bisa bertahan di pasar dengan menjual berbagai jenis produk yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga, Anda sudah tidak perlu khawatir lagi takut ketinggalan zaman.
2. Mengurangi Risiko
Setiap inovasi memang memiliki potensi bahayanya sendiri. Walaupun begitu, proses ini juga sebenarnya mampu mengurangi risiko bisnis. Di dalam dunia bisnis, ancaman bisa datang dari setiap sudut. Salah satunya adalah dari kompetitor yang lebih kompetitif, masalah produk, dan masih banyak lagi. Seluruh masalah tersebut tentunya akan bisa mengurangi penjualan Anda.
Namun dengan menggunakan diversifikasi produk, Anda masih mungkin bisa bertahan dalam menghadapi masalah tersebut. Bila produk A dari kompetitor Anda lebih sukses, Anda masih bisa mengandalkan produk B yang mampu membantu kelangsungan bisnis Anda.
Dari berbagai sumber
Post a Comment