Pengertian Biaya Langsung dan Tidak Langsung, Perbedaan, dan Fungsinya

Pengertian Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Biaya Langsung dan Tidak Langsung

A. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat dibebankan secara langsung kepada obyek biaya atau produk. Menurut Mulyadi (2014), biaya langsung (direct cost) biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung tidak akan terjadi.

Contoh biaya langsung adalah bahan langsung (bahan baku), upah pekerja yang langsung terlibat dalam proses produksi barang di pabrik, iklan, ongkos angkut, dan sebagainya. Biasanya, biaya langsung berada di bawah kendali manajer departemen dan konstan untuk setiap unit produksi.

Berikut beberapa jenis biaya langsung di antaranya,
1. Biaya Material, yaitu biaya yang mencakup pembelian bahan dan material yang dihitung dengan analisis harga satuan. Hal yang harus diperhitungkan dalam biaya material yaitu bahan sisa, harga loco atau franco, harga terbaik, dan cara pembayaran ke supplier.
2. Biaya Upah Buruh, yaitu pembayaran upah pekerja yang diperhitungkan terhadap satuan item dan biasanya sudah memiliki standar harga satuannya. Dalam memperhitungkan biaya upah buruh perlu diperhatikan hal seperti perbedaan antara harian atau borongan, kapasitas kerja, asal dari mana buruh datang, serta mempertimbangkan undang-undang buruh yang berlaku.
3. Biaya Peralatan (equipment), adalah biaya terhadap peralatan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Untuk menghitung biaya ini perlu diperhatikan beberapa hal seperti; ongkos keluar masuk gudang, ongkos buruh pengoperasi, dan biaya operasi jika perlatan merupakan barang sewaan, depresiasi, reparasi, pemeliharaan, dan ongkos mobilisasi jika peralatan bukan barang disewa.

B. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang sulit untuk dapat dihubungkan dan dibebankan secara langsung dengan unit produksi, dan secara akurat ditelusuri ke objek biaya. Biaya yang dapat ditelusuri pada objek biaya akan meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat secara akurat dikaitkan dengan objek biaya tertentu.

Biaya ini mencakup hal-hal seperti iklan dan pemasaran, depresiasi produk, persediaan perusahaan, akuntansi dan penggajian. Bisa dikatakan juga biaya ini adalah beragam biaya yang berguna untuk mempertahankan seluruh perusahaan dan bukan hanya biaya-biaya yang terkait dengan pembuatan produk.

Menurut Mulyadi (2014), Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya ini tak dapat dihubungkan secara langsung pada unit yang diproduksi. Contoh biaya tidak langsung: biaya depresiasi, asuransi, listrik, biaya overhead yang terbagi lagi menjadi biaya overhead pabrik, biaya penjualan, serta biaya umum dan administrasi.

Hal tersebut membuat biaya tidak langsung dianggap sebagai biaya bisnis. Berikut beberapa jenis biaya tidak langsung.
1. Biaya Tak Terduga, adalah biaya yang disiapkan untuk kejadian yang mungkin akan terjadi atau mungkin tidak terjadi. Misalnya seperti, jika terjadi banjir di lokasi proyek, tentu akan ada biaya khusus untuk mengatasinya. Biaya tak terduga biasanya diperkirakan antara 0,5 hingga 5% dari biaya total proyek. Beberapa hal yang termasuk dalam biaya tak terduga di antaranya,
a. Ketidakpastian subjektif, yang mana ada interpretasi yang subjektif terhadap sesuatu seperti penggunaan bahan tertentu yang bisa diartikan berbeda oleh pekerja.
b. Adanya kesalahan, misalnya seperti gambar kerja yang tidak lengkap atau kontraktor melakukan kesalahan dalam pekerjaannya.
c. Ketidakpastian objektif, yaitu ada ketidakpastian perlu atau tidaknya suatu pekerjaan karena ditentukan oleh objek di luar kemampuan manusia. Misalnya, pemasangan sheet pile untuk pondasi yang ditentukan oleh tinggi rendahnya muka air tanah.
d. Variasi efisiensi, artinya ada atau tidaknya efisiensi dari sumber daya seperti material, buruh, dan peralatan.

2. Biaya Overhead, yaitu biaya tambahan yang tidak terkait langsung dengan proses berjalannya proyek namun tetap harus dimasukkan dalam anggaran agar proyek berjalan dengan baik. Biaya overheard dikelompokkan menjadi 2 jenis biaya di antaranya,
a. Overhead lapangan, terkait biaya personil lapangan, gudang, kantor lapangan, penerangan, transportasi, izin bangunan, biaya kualitas kontrol, dan lainnya.
b. Overhead kantor, berkaitan dengan biaya sewa kantor dan fasilitasnya, gaji pegawai, izin usaha, referensi bank, dan lainnya.

3. Profit / Keuntungan, yaitu semua hasil yang didapat dari pelaksanaan sebuah proyek. Keuntungan ini tidak sama dengan gaji karena dalam keuntungan terkandung usaha, keahlian, ditambah pula dengan adanya faktor risiko bisnis.

Dalam beberapa kasus, cukup sulit untuk bisa mengklasifikasikan biaya sebagai biaya langsung atau tidak langsung. Seperti contohnya, pembelian bahan baku untuk produksi barang tertentu adalah biaya langsung. Sedangkan, jika pembelian bahan baku dalam jumlah besar dan menuju daerah bisnis lainnya, hal ini dianggap sebagai biaya tidak langsung.

C. Perbedaan Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Perbedaan dasar dari biaya langsung dan tidak langsung di antaranya,
1. Biaya Langsung dapat dilacak sedangkan Biaya Tidak Langsung tidak.
2. Biaya Langsung menguntungkan produk atau proyek tunggal. Sebaliknya, biaya tidak Langsung menguntungkan banyak produk atau proyek.
3. Total dari semua biaya langsung menghasilkan biaya prima sedangkan hasil dari semua biaya tidak langsung dikenal sebagai biaya tambahan.
4. Biaya langsung dibagi lagi menjadi bahan langsung, tenaga kerja langsung, biaya langsung. Di sisi lain, biaya tidak langsung dibagi menjadi biaya produksi, biaya administrasi, biaya penjualan & distribusi.
5. Biaya yang mudah dibagi ke objek biaya tertentu dikenal sebagai biaya langsung. Sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat dibebankan ke objek biaya tertentu.

D. Fungsi Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Biaya langsung berguna menentukan biaya pada produksi barang untuk satu unit atau pengerjaan satu proyek. Karena hanya memproduksi satu unit saja maka biaya dapat ditentukan sebelum produksi dilaksanakan.

Adanya biaya langsung ini maka perusahaan langsung memberi anggaran untuk produksi barang atau suatu proyek. Sehingga selain menentukan biaya, fungsi dari biaya langsung juga  untuk menentukan anggaran perusahaan, catatan keuangan dan akuntansi perusahaan.

Sedangkan fungsi biaya tidak langsung digunakan ketika perusahaan memproduksi beberapa macam barang atau beberapa macam proyek. Biaya tidak langsung ini muncul karena hal yang tak terduga. Dengan adanya biaya tidak langsung ini perusahaan bisa menyiapkan anggaran lebih untuk memproduksi barang atau mengerjakan proyek.

Sehingga ketika muncul biaya yang tak terduga maka siap untuk tetap melanjutkan produksi atau proyek. Dalam penyusunan anggaran juga perlu ditambahkan mengenai biaya tidak langsung ini. karena jika kita tidak menambahkannya maka kemungkinan ketika ada suatu kondisi yang membutuhkan dana tambahan maka kita tidak bisa membayarnya. Alhasil produksi macet dan kerugian yang berlipat.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Biaya Langsung dan Tidak Langsung, Perbedaan, dan Fungsinya"