Pengertian AIDA, Sejarah, Komponen, Penerapan, Kelemahan, dan Variannya

Pengertian AIDA Marketing
AIDA Marketing

A. Pengertian AIDA Marketing
AIDA adalah akronim dari Awareness (Kesadaran/Daya Tarik), Interest (Minat), Desire (Keinginan), dan Action (Aksi). AIDA adalah model yang digunakan dalam pemasaran yang menggambarkan langkah-langkah yang dilalui pelanggan dalam proses pembelian suatu produk. Model AIDA telah digunakan sejak akhir abad ke-19.

AIDA merupakan salah satu strategi pemasaran yang mampu mengidentifikasi setiap tahapan kognitif yang dialami seseorang dalam memproses pembelian untuk suatu produk dan juga layanan. Strategi pemasaran ini akan menjelaskan bagaimana pembeli dengan suatu proses yang sudah terdiri dari beberapa tahapan sebelum pada akhirnya mereka melakukan pembelian.

B. Sejarah AIDA Marketing
Model AIDA dikembangkan oleh pengusaha Amerika, E. St. Elmo Lewis, pada tahun 1898. Tujuan awalnya adalah untuk mengoptimalkan panggilan penjualan, khususnya interaksi antara penjual dan pembeli mengenai produk.

Lewis dapat dianggap sebagai pelopor dalam hal penggunaan metode ilmiah untuk merancang proses periklanan dan penjualan. Pada saat yang sama, sangat penting bagi Lewis untuk melihat iklan sebagai jenis “pelatihan” yang membantu penerima manfaat. Penjelasan teoritis Lewis tentang teori periklanan bertumpu pada pengalaman yang luas.

Pada tahun 1899, Lewis membicarakan tentang cara menarik perhatian publik ketika memberikan suatu informasi, hingga mengubah mereka menjadi pelanggan. Selanjutnya, pada tahun 1909 hal tersebut dikembangkan dan menjadi strategi menarik perhatian, membangkitkan minat, persuasif, dan meyakinkan setiap calon pelanggan.

C. Komponen AIDA Marketing
1. Awareness (Kesadaran/Daya Tarik)
Tahapan AIDA yang pertama adalah menciptakan kesadaran atau daya tarik pada sebuah brand dan produk/jasa yang dijual. Tahap ini menjelaskan pentingnya menarik perhatian konsumen yang dapat dilakukan dengan banyak cara seperti menempatkan iklan di lokasi yang memiliki kemungkinan untuk banyak dilihat orang.

Selain itu, bisa juga untuk menambahkan sesuatu yang provokatif untuk menarik perhatian. Pada tahap ini, personalisasi juga bisa membantu. Untuk membuat konsumen tertarik maka perlu untuk menargetkan konsumen secara individual.

2. Interest (Minat)
Setelah mendapatkan perhatian dari konsumen, saatnya untuk mempertahankannya. Tahap ini cenderung lebih sulit jika dibandingkan tahap pertama, apalagi jika produk dan layanan dari perusahaan tidak mumpuni. Menjaga minat konsumen adalah tantangan khusus dalam proses pemasaran.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk terus mempertahankan minat konsumen, dengan memberikan sesuatu yang terus relevan dan menarik. Jangan sampai konsumen bosan dengan iklan yang itu-itu saja atau bahkan semakin sulit untuk dimengerti.

Buatlah pelbagai iklan yang menarik untuk menginformasikan apa yang bisa dapat membuat konsumen untuk menaruh minatnya terhadap brand dan produk. Tahap ini penting untuk mendorong konsumen melakukan riset lebih lanjut terkait brand dan produk tersebut.

3. Desire (Keinginan)
Sekarang, ketika kita berasumsi bahwa konsumen sudah tertarik terhadap brand dan produk, maka saatnya untuk menciptakan hasrat dan hubungan yang lebih emosional. Di sinilah pentingnya untuk lebih banyak menunjukkan keunggulan dari brand dan produk, serta untuk membuat ketertarikan konsumen menjadi perasaan untuk membutuhkan produk tersebut.

Mungkin sebelumnya, konsumen memiliki sejumlah keraguan dan pertanyaan akan produk. Di sinilah sangat penting untuk meyakinkan kembali konsumen dan memberikan banyak alasan lain agar konsumen dapat merasa butuh untuk membeli produk tersebut. Buatlah informasi dengan fakta-fakta menarik.

4. Action (Aksi)
Tahap yang terakhir dari AIDA adalah aksi, artinya di sinilah konsumen melakukan aksi pengambilan keputusan. Pada tahap ini, ada banyak bentuk yang dapat dilakukan konsumen, seperti mengunjungi website, melakukan panggilan telepon, berlangganan newsletter, mengunjungi toko, dan lain-lain.

Tak ada jaminan bahwa setiap proses pemasaran akan selalu berakhir dengan penjualan. Namun, penting untuk meyakinkan bahwa setiap konsumen yang sudah mencapai tahap “aksi” ini memiliki impresi dan pengalaman yang menyenangkan terhadap produk dan brand.

D. Penerapan AIDA Marketing
Pemasaran AIDA telah terkenal digunakan oleh perusahaan seperti Nike, Coca-Cola, dan Apple. Mereka telah menyempurnakan seni mendefinisikan basis konsumen mereka dan membidik secara langsung audiens yang mereka tuju. Perusahaan-perusahaan ini memiliki iklan komersial yang kuat dan menarik perhatian di semua bentuk media (cetak, tv, sosial, dan lain-lain) yang menciptakan keinginan untuk produk mereka. Dan strategi AIDA mereka telah terbukti berhasil dalam skala global.

Bahkan usaha kecil dapat mengambil pelajaran berharga dari studi raksasa yang menggunakan AIDA ini. Pikirkan tentang ini, apakah ada yang benar-benar membutuhkan Coke? Tidak, tetapi Coca-Cola telah menghasilkan miliaran dolar dengan membuat kita percaya bahwa kita membutuhkan dan menginginkan Coke. Faktanya, orang-orang sangat menyukai merek tersebut sehingga mereka berdebat tentang Coke vs. Pepsi.

E. Kelemahan AIDA Marketing Marketing
Kekurangan utama dari strategi pemasaran AIDA ini jika dibandingkan dengan strategi pemasaran marketing funnel dan strategi pemasaran hierarkis lainnya adalah kurang memperhatikan efek pasca-pembelian. Dalam hal ini, arti dari efek pasca pembelian adalah kepuasan pelanggan, pembelian berulang, memberikan rekomendasi pada orang lain ataupun memberikan testimonial tertentu.

Selain itu, strategi pemasaran linier seperti ini juga mempunyai ketergantungan yang erat pada urutan hierarkis. Dalam suatu studi empiris dijelaskan bahwa strategi marketing seperti ini adalah strategi marketing terburuk untuk memprediksi perilaku konsumen atau pelanggan.

F. Varian AIDA Marketing
Untuk bisa menutupi dan memperbaiki kekurangan AIDA marketing, maka dibuatlah beberapa modifikasi atau memperluas model AIDA marketing. Beberapa di antaranya adalah menambahkan tahapan pasca pembelian, sedangkan varian lainnya menampilkan adaptasi lain yang dibuat untuk mengakomodasi peran media terbaru, digital, interaktif, termasuk media sosial dan brand community.

Berikut ini adalah varian lain dari Aida Marketing di antaranya,
1. Hierarchy of Effects : Awareness, Knowledge, Liking, Preference, Conviction, Purchase
2. McGuire’s model : Presentation,  Attention, Comprehension, Yielding, Retention, Behavior.
3. Modified AIDA Model : Awareness, Interest, Conviction, Desire, Action (purchase or consumption)
4. AIDAS Model : Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction
5. AISDALSLove model : Awareness, Interest, Search, Desire, Action, Like/dislike, Share, Love/Hate
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian AIDA, Sejarah, Komponen, Penerapan, Kelemahan, dan Variannya"