Pengertian Agency Cost, Sumber, Jenis, dan Contohnya
Agency Cost |
A. Pengertian Agency Cost (Biaya Keagenan)
Agency Cost (Biaya Keagenan) adalah biaya pemilik (principal) baik organisasi, perseorangan atau sekelompok orang, ketika principal memilih atau menyewa seorang agen untuk bertindak atas namanya. Sementara, hubungan keagenan merupakan suatu kontrak di mana prinsipal memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal.
Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal. Masalah keagenan potensial terjadi apabila bagian kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang dari seratus persen (Masdupi, 2005). Dengan proporsi kepemilikan yang hanya sebagian dari perusahaan membuat manajer cenderung bertindak untuk kepentingan pribadi dan bukan untuk memaksimumkan perusahaan.
Inilah yang nantinya akan menyebabkan biaya keagenan (agency cost). Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan agency cost sebagai jumlah dari biaya yang dikeluarkan prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap agen. Hampir mustahil bagi perusahaan untuk memiliki zero agency cost dalam rangka menjamin manajer akan mengambil keputusan yang optimal dari pandangan shareholders karena adanya perbedaan kepentingan yang besar di antara mereka.
B. Sumber Agency Cost (Biaya Keagenan)
Biaya ini terdiri dari dua sumber utama di antaranya,
1. Biaya inheren terkait dengan penggunaan agen (misalnya, risiko bahwa agen akan menggunakan sumber daya organisasi untuk keuntungan mereka sendiri) dan
2. Biaya teknik yang digunakan untuk mengurangi masalah yang terkait dengan agen menggunakan informasi -pertemuan lebih lanjut tentang apa yang dilakukan agen (misalnya, laporan keuangan biaya produksi ) atau menggunakan mekanisme untuk menyelaraskan kepentingan agen dengan principal (misalnya kompensasi eksekutif dengan pembayaran ekuitas seperti opsi saham).
C. Jenis Agency Cost (Biaya Keagenan)
Setidaknya terdapat 3 jenis agency cost menurut Michael J dan William M (1976) di antaranya,
1. Biaya yang dikeluarkan untuk mengawasi aktivitas manajerial, contohnya biaya audit.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk membatasi tindakan manajemen yang tidak diinginkan. Contohnya menunjuk anggota dari luar untuk dewan direksi atau hierarki manajemen.
3. Biaya peluang (opportunity cost) ketika suara pemegang saham dibatasi.
Pengaturan pengeluaran biaya agen harus diatur agar tidak berlebihan. Biaya keagenan tidak boleh “besar pasak daripada tiang”, mengeluarkan banyak biaya hanya untuk pengawasan namun dengan output yang tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Sementara Jensen and Meckling [1976] membagi jenis biaya agensi ini menjadi 3 jenis di antaranya,
1. Monitoring cost. Biaya yang muncul untuk mengawasi, mengukur, mengamati dan mengontrol perilaku agen.
2. Bonding cost. Biaya yang justru ditanggung oleh manajemen (agen) untuk bisa mematuhi dan menetapkan mekanisme yang ingin menunjukkan bahwa agen telah berperilaku sesuai dengan kepentingan prinsipal.
3. Residual loss. Biaya yang berupa menurunnya kesejahteraan prinsipal sebagai akibat dari adanya perbedaan keputusan agen dan keputusan prinsipal.
D. Contoh Agency Cost (Biaya Keagenan)
1. Biaya yang ditanggung oleh pemegang saham pemilik (principal) , ketika manajemen perusahaan (agen) membeli perusahaan lain untuk memperluas kekuasaannya, atau menghabiskan uang pada proyek-proyek yang lebih disukai bukannya memaksimalkan nilai perusahaan.
2. Masyarakat sebagai pemilih di mana berperan sebagai principal ketika seorang politisi/wakil rakyat sebagai (agen). Sering kali politisi tersebut yang lolos legislatif selalu dibantu oleh "kontributor" besar untuk kampanye mereka daripada para pemilihnya.
Dari berbagai sumber
Post a Comment