Pengertian Account Receivable, Fungsi, Ciri, Jenis, Jurnal, dan Contohnya

Pengertian Account Receivable
Account Receivable

A. Pengertian Account Receivable (AR)
Account receivable (AR) atau piutang usaha adalah catatan transaksi yang menjadi dasar menerima uang. Account receivable merupakan jenis transaksi berupa penagihan kepada konsumen yang telah berhutang. Pihak yang memberi utang kepada perusahaan ini bermacam-macam mulai dari perorangan, perusahaan atau organisasi.

Account receivable baru akan tercatat jika customer telah memberi dengan sistem cicil atau langsung membayar semuanya di muka. Jumlah account receivable dicatat dalam akun buku besar berjudul Piutang. Saldo yang belum dibayar di akun ini dilaporkan sebagai bagian dari aset lancar yang terdaftar di neraca perusahaan.

Setelah barang dan jasa diterima pelanggan, penjual akan memberikan invoice yang baru akan dibayar beberapa waktu kemudian. Umumnya, pembayaran dilakukan dalam hitungan minggu. Pebisnis akan melakukan pencatatan uang yang diutang pelanggan tersebut melalui akun pada pembukuannya. Akun inilah yang dikenal sebagai account receivable atau piutang.

B. Fungsi Account Receivable (AR)
Salah satu indikator kesuksesan sebuah bisnis adalah semakin banyak jumlah pelanggan yang bertransaksi dengan penjual. Akan tetapi, ketika pelanggan itu terlambat membayar utang, pemilik bisnis tentu bakal merugi alias tidak memperoleh laba.

Di satu sisi proses penjualan seperti ini berisiko merugikan bisnis kita. Ketika pelanggan membayar di luar waktu yang ditentukan sesuai kesepakatan, akan menimbulkan masalah dalam arus kas bisnis. Oleh karena itu, kita bisa menerapkan perhitungan rasio perputaran piutang atau account receivable turnover ratio. Langkah ini dapat dicoba guna melacak pembayaran yang melebihi jatuh tempo.

Rasio perputaran piutang melibatkan perhitungan keuangan simpel yang bisa mengindikasi cepat lambatnya pembayaran tagihan oleh pelanggan. Kita bisa memperolehnya dari hasil total penjualan bersih dibagi rata-rata piutang.

C. Ciri Account Receivable (AR)
Ada tiga ciri utama yang pada piutang di antaranya,
1. Nilai Jatuh Tempo. Merupakan sejumlah nilai transaksi utama yang ditambah bunga. Pembayaran berjatuh tempo ini menimbulkan ada yang disebut dengan bunga.
2. Tanggal Jatuh Tempo. Tanggal jatuh tempo dalam account receivable merupakan hari pembayaran di mana pihak perusahaan harus menagih kewajiban pada pihak lain. Jika ada keterlambatan, biasanya perusahaan akan menerapkan sistem denda.
3. Umur Jatuh Tempo. Umur jatuh tempo dalam penagihan piutang juga dibagi menjadi bulanan dan juga harian. Apabila sebuah piutang menggunakan penghitungan bulanan, maka waktu jatuh tempo sama dengan tanggal terjadinya piutang di bulan berikutnya.

D. Jenis Account Receivable (AR) Akuntansi
Meski ada laporan keuangan yang menggabungkan piutang dalam satu komponen, ada pula pembedaan jenis piutang berdasarkan transaksi yang dilakukan. Terdapat dua jenis transaksi yang dapat membangun rekening piutang suatu bisnis di antaranya,
1. Trade Receivable (Piutang Dagang)
Mengacu pada tagihan atau klaim terhadap serah terima barang/jasa pada pihak lain. Piutang dagang tergolong piutang liquid atau current alias lancar. Umumnya, masa jatuh tempo piutang ini maksimal 90 hari dan tidak dikenai bunga.

Bunga dikenakan ketika pembayaran melebihi jatuh tempo. Meskipun begitu, di lapangan kerap dijumpai piutang dagang baru dapat ditagih jauh melewati jatuh tempo. Bahkan, tak jarang piutang itu hanya bisa tertagih sebagian atau sama sekali tidak tertagih.

2. Non-Trade Receivable (Piutang Non Dagang)
Sumber piutang ini umumnya berasal dari aktivitas perusahaan yang tidak berbentuk penyerahan barang maupun jasa utama yang dihasilkan penjual.

E. Jurnal Account Receivable (AR)
Dengan akuntansi akrual, kita mencatat transaksi apakah uang  telah diterima atau belum. Ini sistem di mana kita mencatat piutang. Jumlah piutang meningkat di sisi debit dan menurun di sisi kredit. Ketika pembayaran tunai diterima dari debitur, kas bertambah dan piutang berkurang.

Saat mencatat transaksi, uang tunai didebit, dan piutang dikreditkan. Hutang dagang dicatat dengan cara yang hampir sama, tetapi dalam peran sebaliknya – perusahaan membeli barang atau jasa secara kredit dan meningkatkan ‘hutang dagang’.

F. Contoh Account Receivable (AR)
Nina ingin membeli seperangkat alat gym seharga 5.000.000 tetapi tidak memiliki uang pada saat penjualan. Perusahaan gym akan menagihnya dan memberinya waktu 30 hari untuk melunasi utangnya. Selama waktu itu, perusahaan akan mencatat 5.000.000 dalam piutang mereka.

Ketika Nina melunasinya, uang itu akan kembali ke jumlah penjualan atau arus kas. Bagaimana jika Nina tidak membayar seperangkat alat gym dalam 30 hari? Uang itu akan tetap ada, dan perusahaan akan mengeluarkan uangnya. Itulah mengapa piutang berbeda dari penjualan. Untuk piutang yang belum dibayar, langkah selanjutnya adalah menghubungi pelanggan atau mengontrak agen penagihan untuk melakukannya.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Account Receivable, Fungsi, Ciri, Jenis, Jurnal, dan Contohnya"