Pengertian Debt To Equity Ratio, Cara Menghitung, dan Manfaatnya

Pengertian Debt To Equity Ratio atau DER
Debt To Equity Ratio (DER)

A. Pengertian Debt To Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio utang terhadap modal adalah rasio hutang terhadap ekuitas. DER membandingkan jumlah hutang dengan ekuitas, di mana ekuitas dan jumlah hutang yang digunakan untuk operasional perusahaan harus berada dalam jumlah yang proporsional. Debt to equity rasio merupakan indikator kesehatan finansial perusahaan.

B. Cara Menghitung Debt To Equity Ratio (DER)
Rumus Debt to equity ratio adalah:
DER = Total utang : Total Equitas

Keterangan:
Total hutang: Sebagai catatan bahwa untuk menghitung DER memperhatikan nilai utang atau liabilitas dan Equity atau ekuitas. Liabilitas merupakan sebuah kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan secara tunai dalam jangka waktu tertentu. Liabilitas ini dibagi ke dalam 3 kategori berdasarkan jangka waktu pelunasan, yakni kewajiban jangka panjang, kewajiban lancar dan kewajiban lain-lain.
Total ekuitas: Ekuitas diartikan sebagai hak milik terhadap aset atau aktiva perusahaan, termasuk kekayaan bersih. Komponen ini terdiri dari setoran pemilik perusahaan dan sisa laba. Ekuitas terdiri dari setoran pemilik perusahaan dan juga sisa laba yang ditahan (retained earning)

Contoh perhitungan:
Berdasarkan laporan keuangan kuartal II per 30 Juni 2018, salah satu bank (sebut saja Bank B) memiliki kewajiban atau liability sebanyak 500,56 juta dan Ekuitas (equity) sebanyak 376,51 juta. Lalu, berapakah Debt to equity ratio atau DER bank tersebut?

Diketahui:
Total Kewajiban (Liability) : US$500,56 juta
Total Ekuitas (Equity) : US$376,51 juta

Debt to equity ratio atau DER?
Jawaban:
DER = Total hutang : Total Equitas
= US$500,56 juta : US$376,51 juta
= 1,36 kali

Pada umumnya, rasio hutang pada perusahaan yang baik adalah 1 kali yang mengindikasikan hutang sama dengan jumlah ekuitas. Namun, pada umumnya, untuk rentang nilai antara 1,5-2 kali masih termasuk dalam kategori bisa diterima. Jadi, bisa diartikan bahwa Bank B memiliki kemampuan yang baik untuk membayar penuh semua kewajiban hutangnya.

Rasio hutang terhadap ekuitas yang tinggi bisa menunjukkan bahwa perusahaan tersebut bisa tidak bisa menghasilkan uang yang cukup untuk membayar penuh semua kewajiban hutangnya. Selain itu, rasio hutang pada ekuitas yang rendah juga bisa menjadi tanda bahwa mungkin perusahaan tersebut belum bisa memanfaatkan labanya secara maksimal.

C. Manfaat Perhitungan Debt To Equity Ratio (DER)
Manfaat ketika memperhitungkan keseluruhan kepemilikan DER di antaranya,
1. Informasi pertimbangan yang akan digunakan oleh investor
Tentu saja seorang investor ataupun pihak pemberi pinjaman harus mengetahui informasi ini. Informasi mengenai DER ini nantinya akan menjadi pertimbangan bagi mereka untuk menentukan pilihan mereka. Apakah perusahaan tersebut layak untuk ditanami modal ataupun tidak. Serta seberapa besar modal yang dibutuhkan perusahaan akan disesuaikan oleh kepemilikan ekuitasnya.

Jadi sudah jelas DER ini sangat penting untuk dimiliki oleh sebuah perusahaan jika ingin mendapatkan kucuran modal segar yang melimpah. Tanpa adanya informasi mengenai DER ini maka pemodal akan kesulitan untuk menentukan langkah apa yang mesti diambilnya. Apalagi sejenis perusahaan start up pasti DER yang dimilikinya akan menjadi pertimbangan baku.

2. Barometer kesehatan perusahaan
Logikanya debt to equity rasio ini menjadi salah satu bukti kesehatan finansial perusahaan. Dalam internal audit, atau bisa dipahami sebagai pengecekan oleh pihak internal. DER ini menjadi bahan untuk melihat seberapa sehat kondisi perusahaan. Jika terlihat bahwa beban piutang lebih besar daripada nilai ekuitas yang dimiliki.

Maka perusahaan tersebut belum bisa untuk dikatakan sehat secara finansial. Jadi mau seberapa besar kondisi perusahaan tersebut. Jika nilai ekuitas yang dimilikinya jauh lebih kecil dari piutang maka bisa dikategorikan bahwa perusahaan dalam kondisi yang tidak sehat. Jadi mau bagaimanapun pengusaha harus bisa menjalani sebuah perusahaan dengan kondisi DER yang stabil.

3. Pertimbangan untuk melakukan investasi
Tentu saja sebuah perusahaan juga perlu melakukan investasi agar bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Bentuk investasi ini bisa melalui penanaman modal serta pembelian saham. Perusahaan mungkin saja bisa melakukan pembelian saham ketika kondisi perusahaannya sedang dalam keadaan baik.

Tapi akan menjadi hal yang berbeda ketika perusahaan tersebut dalam kondisi finansial kurang baik alias pailit. Cara melihat kondisi perusahaan secara cepat yaitu dengan melihat saja secara langsung dari DER. Dari sanalah pihak intern bisa mengetahui sebuah perusahaan bisa atau layak untuk melakukan investasi melalui saham ini.

Untuk mendapatkan debt to equity rasio secara real Anda bisa langsung membagi jumlah ekuitas dengan piutang total. Contohnya saja jika perusahaan memiliki jumlah piutang sebanyak 100 juta. Sedangkan nilai ekuitas total yang dimiliki perusahaan adalah 50 juta. Maka rasionya adalah 100 : 50 yaitu 2 kali lipat.

Dari sini pihak intern perusahaan sudah bisa menentukan langkah yang bisa diambil oleh perusahaan. Apakah harus melakukan berbagai peningkatan ekuitas ataupun membatalkan berbagai pengeluaran yang harus dilakukan perusahaan. Intinya agar nilai rasio tersebut tidak terpaut jauh. Jika nilai rasio terlalu tinggi maka tentu saja beban perusahaan juga akan ikut berat.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Debt To Equity Ratio, Cara Menghitung, dan Manfaatnya"