Pengertian Customer Segmentation, Tujuan, Fungsi, Jenis, dan Contohnya

Pengertian Customer Segmentation atau segmentasi pelanggan
Customer Segmentation

A. Pengertian Customer Segmentation
Customer segmentation (segmentasi pelanggan) adalah konsep memecah pasar pelanggan menjadi segmen yang lebih kecil berdasarkan kesamaan karakteristik mereka seperti usia, pilihan, preferensi, jenis kelamin, atau tingkat pendidikan. Customer segmentation membuat metode pemasaran yang jauh lebih tertarget dan tepat sasaran.

Segmentasi pelanggan yang tepat akan membuat perusahaan lebih mudah dalam memasarkan produk dengan efektif dan efisien secara waktu maupun dana yang akan dikeluarkan. Penjualan produk pun juga dapat lebih ditingkatkan lewat pembuatan segmentasi yang tepat tersebut.

B. Tujuan Customer Segmentation
Tujuan utama membagi pasar sasaran menjadi bagian-bagian yang lebih kecil adalah bahwa pasar pelanggan akan menjadi mudah dikelola. Adapun beberapa tujuan lain di antaranya,
1. Anda dapat lebih memahami kebutuhan dan persyaratan pelanggan dan menjalin hubungan dengan mereka.
2. Akan lebih mudah untuk mengenali pelanggan setia.
3. Anda dapat mengenali berbagai peluang seperti up-selling dan cross-selling.
4. Anda dapat membuat strategi pasar dan basis pelanggan yang lebih baik, akibatnya keuntungan perusahaan akan meningkat.

C. Fungsi Customer Segmentation
Segmentasi yang baik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen konsumen. Membagi pelanggan ke dalam kelompok berbeda yang didasarkan pada karakteristik dan kebutuhan umum membantu memasarkan ke setiap segmen secara berbeda dan efektif.

Hal Ini juga membantu untuk fokus pada kebutuhan setiap jenis pelanggan pada saat tertentu. Baik besar atau kecil, segmen pelanggan khusus dapat ditargetkan berdasarkan sumber daya atau kebutuhan perusahaan.

Terdapat beberapa manfaat segmentasi pelanggan yang pada gilirannya bagaimana perusahaan mana pun dapat tumbuh menggunakan segmentasi pelanggan di antaranya,
1. Peningkatan Daya Saing
Strategi segmentasi yang benar memungkinkan perusahaan muncul sebagai bisnis yang aktif, tegas, dan bahkan agresif. Ini sangat berlawanan dengan metode “spray and pray” di mana merek membuat iklan dan kampanye pemasaran tetapi hanya duduk dan “berharap” agar pelanggan tertarik.

Idenya di sini adalah bahwa setelah perusahaan memahami profil pelanggannya dengan baik, kemungkinan besar perusahaan akan memastikan apa yang mereka butuhkan dengan tepat. Kenaikan jumlah penjualan dan pendapatan yang dihasilkan, pada gilirannya akan mengubah perusahaan menjadi memiliki sebagian besar pangsa pasar. Dengan demikian, perusahaan secara alami akan menjadi lebih populer dan oleh karena itu menyebabkan peningkatan ekuitas mereknya.

2. Kemampuan untuk Berkembang
Selanjutnya, segmentasi  yang terarah memungkinkan pertumbuhan tidak hanya dalam arti spasial tetapi juga secara strategis. Perasaan spasial / fisik karena seseorang akan mampu melayani pelanggan yang tepat dan beralih ke area yang dihuni oleh mereka yang sesuai dengan basis pelanggannya saat ini.

3. Meningkatkan Retensi Pelanggan
Dengan kepercayaan pelanggan, muncullah loyalitas. Alasan paling jelas untuk tautan ini adalah pengalaman merek – karena masing-masing merek telah membantu di masa lalu dengan melayani dengan tepat apa yang dibutuhkan pelanggan dan juga diharapkan melakukannya di masa depan. Segmentasi yang berhasil akan memungkinkan membangun koneksi yang baik dengan pelanggan pasca-penjualan.

Melalui pengelompokan pelanggan ke dalam subset yang tepat, perumusan tentang apa lagi yang dapat ditawarkan (sebagai tambahan) untuk menunjukkan antusiasme perusahaan dalam melayani keinginan dan kebutuhan mereka, menjadi lebih mudah. Dengan melakukan itu, ada peningkatan kemungkinan mereka kembali ketika mereka membutuhkan sesuatu di masa depan.

4. Optimasi Harga
Melalui segmentasi pelanggan berdasarkan status keuangan dan sosial, akan menjadi lebih mudah bagi sebuah merek untuk menawarkan produk atau layanan dengan harga yang dianggap wajar. Oleh karena itu, optimalisasi harga produk akan membantu memastikan bahwa pelanggan mendapatkan nilai terbesar untuk uang mereka, serta memastikan bahwa perusahaan menghasilkan pendapatan semaksimal mungkin.

D. Jenis Customer Segmentation
Mengembangkan segmen pelanggan yang sesuai berdasarkan preferensi konsumen dapat membantu menyesuaikan komunikasi pemasaran secara efektif.
1. Segmentasi Demografis
Segmentasi demografis sendiri merupakan pengelompokan pelanggan berdasarkan data dari kependudukan. Hal ini dapat mencakup seluruh informasi mengenai usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan pelanggan, besaran pendapatan, status pernikahan hingga entitas tertentu yang membuat pelanggan menjadi lebih spesifik.

Hal ini sejalan dengan apa yang telah kami sebutkan sebelumnya. Di mana Anda tidak akan bisa menjual produk yang dikhususkan untuk laki-laki kepada perempuan, begitu pun sebaliknya. Meski mereka bisa membeli produk tersebut untuk buah tangan atau kado pada orang-orang spesialnya, namun kemungkinan terjadinya pembelian tersebut hanyalah sebagian kecil.

Sehingga alih-alih Anda menghabiskan waktu dan uang untuk mempromosikan barang yang khusus untuk laki-laki kepada kaum hawa. Lebih baik, Anda langsung menargetkan promosi tersebut ke semua kalangan kaum adam. Dengan demikian, selain jauh lebih efisien juga akan lebih menghemat praktik Anda dalam menjalankan pemasaran.

2. Segmentasi Geografis
Berikutnya, Anda juga bisa mengelompokkan pelanggan berdasarkan sektor geografis. Ini bisa saja berupa di mana tempat tinggal pelanggan tersebut atau bagaimana kondisi lingkungan di sekitar bisnis Anda, memberikan perhatian lebih terhadap cuaca atau iklim yang ada di sekitarnya dan lain-lain.

Lewat segmentasi geografis ini Anda juga bisa menciptakan inovasi yang berkaitan dengan kondisi wilayah tersebut saat itu. Misalnya saja, ketika musim penghujan, Anda yang saat itu menjalankan bisnis fashion, dapat menciptakan inovasi produk baru berupa jaket yang anti air atau mungkin membuat jas hujan custom yang menarik.

Apabila Anda menjalankan bisnis di bidang kuliner, pilihan inovasi ini dapat berupa sajian yang hangat atau cocok untuk dikonsumsi ketika musim hujan tiba. Di mana hal tersebut membuat suasana di sekitar wilayah menjadi lebih dingin daripada biasanya.

3. Segmentasi Perilaku
Lalu ada juga segmentasi perilaku yang dapat Anda kelompokkan. Di mana dalam hal ini Anda bisa mengelompokkan pelanggan lewat bagaimana cara mereka melakukan interaksi dengan brand Anda.

Misalnya saja jika Anda memiliki marketplace online untuk bisnis Anda sendiri. Maka Anda bisa membuat beberapa jenis segmentasi. Seperti contoh segmen pelanggan yang hanya melakukan pencarian terhadap nama produk namun tidak memasukkannya ke keranjang atau pelanggan yang memasukkan produk ke keranjang namun tidak melanjutkan transaksi pembelian dan masih banyak lagi lainnya.

Tujuan dari membuat segmentasi berbasis perilaku ini adalah untuk mencari tahu alasan di balik aktivitas pelanggan tersebut. Kira-kira apa yang membuat mereka hanya mencari produknya atau hanya memasukkannya ke dalam keranjang? Mungkin saja mereka sedang melakukan perbandingan harga dengan produk di tempat lain ataupun mereka ragu untuk melakukan pembelian lantaran kurangnya review yang meyakinkan.

Lewat segmentasi tersebut, Anda bisa mengantisipasi setiap permasalahan yang mungkin terjadi atau dialami oleh konsumen. Sehingga Anda bisa membuat mereka yakin untuk terus berbelanja produk Anda ke depannya.

4. Segmentasi Customer Journey
Customer journey dapat didefinisikan sebagai perjalanan konsumen pada saat berinteraksi dengan brand Anda. Hal ini dimulai dengan bagaimana cara mereka mengetahui keberadaan brand Anda tersebut, kemudian melihat atau mencari tahu produk yang dijual, melakukan perbandingan dengan produk dari brand lain, melakukan pembelian hingga akhirnya benar-benar menjadi pelanggan yang loyal.

Segmentasi perjalanan konsumen ini perlu diadakan untuk mengetahui cara yang tepat dalam menciptakan pendekatan dengan pelanggan. Karena seperti yang kita tahu, karakter masing-masing pelanggan berbeda dengan satu sama lain. Untuk itu cara pendekatan yang harus digunakan pun juga berbeda. Tergantung sejauh mana konsumen tersebut melakukan perjalanannya mengenal brand bisnis Anda.

E. Contoh Customer Segmentation
Untuk berbagai perusahaan, segmentasi pelanggan adalah hal yang wajib. Ketika perusahaan menyegmentasikan pelanggan mereka, sebenarnya mereka ingin menjual dan memutuskan mereka pada tingkat pribadi. Berikut beberapa contoh segmentasi pelanggan untuk industri.
1. B2B
Seperti kita ketahui pasar business to business (B2B ) berbeda dengan pasar business to customer (B2C). Jual beli kedua jenis bisnis ini berbeda. Jika Anda secara efisien memisahkan klien bisnis Anda dari pelanggan biasa, maka efektivitas bisnis Anda akan meningkat.

2. Perbankan
Bank juga menggunakan strategi segmentasi pelanggan sambil mengiklankan dan memasarkan skema yang berbeda. Rekening pemegang bisnis memiliki persyaratan yang berbeda, bank menurunkan biaya per transaksi untuk meningkatkan transaksi bisnis.

Bank akan menawarkan skema tabungan kepada pemegang rekening gaji biasa karena mereka menarik semua penghasilan mereka setiap bulan. Begitulah cara bank menawarkan skema yang berbeda kepada pelanggan yang berbeda tergantung pada jenis akun mereka dan uang yang mereka miliki di akun mereka.

3. Eceran
Pengecer atau ritel adalah contoh yang sangat umum dari segmentasi pelanggan yang kita lihat dan alami setiap hari. Mungkin Anda pernah melihat bagaimana pengecer mengiklankan produk untuk anak-anak, keluarga, ibu tunggal, orang tua, ayah tunggal, dan orang tua.

Terkadang, satu pengecer mengiklankan satu produk secara berbeda kepada pelanggan yang berbeda, karena setiap segmen pasar memiliki kebutuhan dan persyaratan yang berbeda dari produk yang sama.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Customer Segmentation, Tujuan, Fungsi, Jenis, dan Contohnya"