Pengertian Current Ratio, Syarat, Faktor, Rumus, dan Contohnya

Pengertian Current Ratio atau Rasio Lancar
Current Ratio (Rasio Lancar)

A. Pengertian Current Ratio (Rasio lancar)
Current ratio (rasio lancar) atau rasio modal kerja adalah metrik keuangan yang digunakan untuk mengukur uang tunai jangka pendek perusahaan yang tersedia. Current ratio digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya, seperti hutang dan upah. Current ratio dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar.

Aset lancar adalah semua aset perusahaan yang berupa uang tunai atau sedang dalam proses dibuat likuid dalam setahun atau kurang. Liabilitas lancar adalah utang yang harus dibayar perusahaan dalam satu tahun. Kedua nilai ini hidup di neraca perusahaan. Rasio lancar kurang dari 1 menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat menutupi semua kewajiban saat ini hanya menggunakan aset yang ada.

Rasio lancar memberikan petunjuk kepada pengguna atau pembaca apakah entitas mungkin mengalami masalah atau tidak untuk melunasi kewajiban lancarnya dengan menggunakan kas yang tersedia, dan aset lancar lainnya menjadi kas. Current ratio juga membantu manajemen untuk memikirkan bagaimana strategi arus kas selanjutnya untuk mengatasi masalah likuiditas saat ini.

B. Syarat Menilai Keadaan Current Ratio (Rasio lancar)
Dalam perhitungan rasio lancar, bisa saja terdapat nilai perhitungan hasil yang berbeda dari beberapa perusahaan. Untuk melihat syarat kondisi tersebut ada 3 hasil posisi nilai seperti 0.5, 2 dan 3 yang terdiri masing-masing memiliki arti tersendiri. Cara mengetahuinya berikut penjelasan tersebut :
1. Posisi Nilai Ideal
Dalam keadaan ini semakin tinggi rasio lancarnya, akan semakin besar likuid perusahaannya. Akan tetapi, perusahaan menganggap hasil dari rasio lancar sebesar 2 kali dikatakan lebih ideal. Sehingga, bisa diperkirakan memiliki posisi keuangan yang aman dan mampu membayar piutang atau tagihannya dalam membayarkan hutang lancarnya.

2. Posisi Nilai Rendah
Nilai rasio lancar yang rendah dengan nilai di bawah satu kali, pada kondisi ini nilai rasio lancar yang rendah menunjukkan bahwa kemungkinan perusahaan berada dalam kesulitan posisi keuangan untuk memenuhi hutang lancarnya. Akan tetapi, investor maupun kreditor tetap memperhatikan arus kas yang digunakan untuk operasional. Sehingga bertujuan untuk memahami tingkat likuiditas perusahaan.

3. Posisi Nilai Terlalu Tinggi
Untuk nilai rasio lancar jika terlalu tinggi akan memiliki nilai di atas 2 kali, sebab rasio lancar terlalu tinggi akan terjadi kemungkinan perusahaan kurang mempergunakan aktiva lancarnya ataupun hutang lancarnya dengan efisien. Sehingga menyebabkan adanya suatu masalah dalam mengelola modal kerja. Namun dari sudut pandang kreditur rasio lancar dengan nilai yang tinggi, perusahaan akan lebih bisa memenuhi hutang lancarnya yang akan jatuh tempo paling lambat 12 bulan atau satu periode.

C. Faktor-faktor yang Harus Dipertimbangkan Current Ratio (Rasio lancar)
Munawir (2004) di dalam bukunya, menuliskan beberapa faktor penting yang harus diperhatikan sebelum mengambil kesimpulan dari hasil penghitungan current ratio di antaranya,
1. Distribusi aktiva lancar suatu perusahaan
2. Syarat yang diberikan oleh kreditor kepada perusahaan dalam mengadakan pembelian maupun syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan dalam menjual barangnya.
3. Present valuedari aktiva lancar, karena ada kemungkinan perusahaan mempunyai saldo piutang yang cukup besar tetapi piutang tersebut sudah lama terjadi dan sulit ditagih. Sehingga nilai realisasinya mungkin lebih kecil dibandingkan dengan nilai yang dilaporkan.
4. Kemungkinan perubahan nilai aktiva lancar. Jika nilai persediaan semakin turun (deflasi) maka aktiva lancar yang besar (terutama ditunjukkan dalam persediaan) tidak menjamin likuiditas perusahaan.
5. Perubahan persediaan dalam hubungannya dengan volume penjualan sekarang atau di masa yang akan datang, yang mungkin adanya over investment dalam persediaan.
6. Kebutuhan jumlah modal kerja di masa mendatang, semakin besar kebutuhan modal kerja di masa yang akan datang maka dibutuhkan adanya rasio yang besar pula.

D. Rumus Current Ratio (Rasio lancar)
Rumus dalam menghitung current ratio adalah
Current Ratio = Aset Lancar / Kewajiban Lancar

1. Aset Lancar meliputi kas dan setara kas, piutang, persediaan dan aset lancar lainnya. Rasio ini berbeda dari rasio cepat karena termasuk persediaan.
2. Kewajiban termasuk Hutang, Akrual, Hutang Bunga, dan Kewajiban Lancar Lainnya. Seperti yang Anda lihat, semua item ini adalah aset dan liabilitas likuid. Itulah mengapa kami mengatakan rasio ini untuk menilai likuiditas suatu entitas.

E. Contoh Current Ratio (Rasio lancar)
Contoh dan perhitungan current rasio, misalnya perusahaan memiliki saldo Aset Lancar dan Liabilitas Lancar berikut ini di Laporan Posisi Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020.
Aset lancar:
Kas dan Setara Kas: 30.000.000
Piutang Usaha: 150.000.000
Persediaan: 200.000.000
Aset Lancar Lainnya: 100.000.000

Kewajiban Lancar:
Hutang Akun:  25.000.000
Hutang Pajak Saat Ini: 140.000.000
Beban Akrual: 150.000.000
Pinjaman: 90.000.000

Berapa Rasio Lancar dari perusahaan di atas?
Jawaban
Informasi yang diberikan dalam skenario:
Total Aset Lancar: 480.000.000
Total Kewajiban Lancar: 405.000.000

Berdasarkan informasi yang kami miliki di atas, berikut jawabannya:
Current Ratio: 1,2 (480.000.000 / 405.000.000)
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Current Ratio, Syarat, Faktor, Rumus, dan Contohnya"