Pengertian Teamwork, Aspek, Komponen, Tujuan, Faktor, Tahap, dan Jenisnya

Table of Contents
Pengertian Teamwork atau Kerja Sama Tim
Teamwork (Kerja Sama Tim)

A. Pengertian Teamwork (Kerja Sama Tim)

Teamwork (kerja sama tim) adalah kolaborasi antara dua orang atau lebih untuk saling berbagi waktu, bakat, dan pengetahuan dalam melaksanakan tugas dan upaya mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teamwork merupakan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi.

Usaha-usaha yang dilakukan anggota tim menghasilkan kinerja yang lebih tinggi daripada masukan individual setiap anggota. Dalam pelaksanaan kerja sama harus tercapai keuntungan bersama, pelaksanaan kerja sama hanya dapat tercapai apabila diperoleh manfaat bersama bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.

Teamwork (Kerja Sama Tim) Menurut Para Ahli

1. Follet (2007), teamwork adalah proses psikologis, perilaku dan mental dari anggota tim dalam berkolaborasi satu dengan yang lain dalam melaksanakan tugas dan upaya mencapai tujuan.
2. Dejanaz & Dowd (2006), teamwork adalah kemampuan individu untuk melakukan kerja sama dengan baik dalam mencapai maksud dan tujuan tim serta para anggotanya mampu berpartisipasi di dalam tim dan memperoleh kepuasan di dalam tim tersebut, dengan ciri memiliki tujuan, memahami peran dan tugas, saling percaya dan mendukung serta bertanggungjawab dalam menjalankan tugas-tugas untuk mencapai tujuan bersama.
3. Johlke & Duhan (2002), teamwork adalah perbuatan dua orang atau lebih yang bekerja sama ke arah tujuan umum, saling membagi waktu, bakat, dan pengetahuan dan menggunakan metode yang cocok untuk semua anggota tim.
4. Johnson dan Johnson (1991), teamwork adalah kolaborasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan yang ditentukan. pendekatan multidimensional yang ditandai dengan serangkaian perilaku adaptif, kognisi dan sikap yang berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.
5. Hughes (2012), teamwork adalah kumpulan orang-orang yang mampu bekerja sama dalam sebuah tim, setiap orang memiliki derajat yang sama dan penting dalam organisasi. Setiap individu berhubungan dengan individu lain melalui seorang pemimpin yang ditetapkan.
6. McIntyre & Salas (1995), teamwork adalah bagian penting di dalam kinerja tim untuk menjelaskan perilaku tim dengan mengukur beberapa karakteristik perilaku; pemantauan kinerja, umpan balik, komunikasi tertutup, dan pendukung perilaku.
7. Fancies & Young (2003), teamwork adalah sekelompok orang yang bekerja demi meraih sasaran umum. Mereka menikmati pekerjaan itu dan mampu meraih hasil terbaik berkualitas tinggi dari kerjasama mereka itu.
8. Henderson (2002), teamwork adalah sekelompok orang yang bekerjasama di mana kesuksesan setiap anggota atau setiap orang yang terlibat di dalamnya bergantung pada kesuksesan yang didapatkan oleh kelompok.

B. Aspek Teamwork (Kerja Sama Tim)

Aspek teamwork atau kerja sama tim menurut Hoegl dan Gemuenden (2001) di antaranya,
1. Komunikasi
Komponen dasar dari teamwork adalah komunikasi di antara anggota tim. Komunikasi memungkinkan terjadinya pertukaran informasi di antara anggota tim. Kualitas komunikasi di antara anggota tim dapat dilihat dari frekuensi, formalisasi, struktur dan keterbukaan dari pertukaran informasi.

Frekuensi mengacu kepada seberapa intensif anggota tim dalam berkomunikasi, formalisasi berkaitan dengan seberapa spontan anggota tim dalam menyampaikan pendapatnya, struktur berkaitan dengan cara komunikasi di antara para anggota (langsung atau terdapat mediator) dan keterbukaan dari pertukaran informasi berkaitan dengan seberapa banyak pihak-pihak yang dapat mengakses informasi.

2. Koordinasi
Koordinasi berarti bahwa tim harus membuat sebuah jenjang tanggung jawab dari pekerjaan secara jelas di antara anggota tim sehingga tidak terdapat jarak dan tumpang tindih wewenang dan tanggung jawab terhadap pekerjaan. Koordinasi mengurangi kesenjangan dan tumpang tindih tugas dalam tim. Koordinasi menyelaraskan dan menyelaraskan kontribusi setiap anggota tim.

Untuk membuat koordinasi lebih efisien dan efektif, para anggota perlu menyepakati tugas-tugas yang ditentukan, struktur kerja, jadwal, anggaran dan pengiriman. Dengan demikian, setiap anggota tim memiliki sub-tujuan yang cukup jelas. Tingkat pemahaman bersama mengenai kontribusi antara masing-masing anggota tim menentukan kualitas kerja tim.

3. Keseimbangan Kontribusi Anggota
Hal penting bagi sebuah tim yang berkualitas adalah semua anggota tim dapat memberikan kontribusi terhadap tugas yang berkaitan dengan pengetahuan dan pengalaman terhadap tim. Selain itu terdapat juga penghargaan terhadap pengetahuan dan pengalaman spesifik dari masing-masing anggota tim. Keseimbangan kontribusi anggota membawa pengalaman anggota tim pada potensi penuh mereka.

Dominasi dalam diskusi atau proses pengambilan keputusan harus dibatasi untuk memungkinkan semua anggota tim untuk memiliki kontribusi yang seimbang dan berbagi pandangan dan ide mereka. Penting untuk menciptakan suasana di mana semua anggota merasa bebas untuk membawa keahlian yang relevan dengan tugas mereka ke diskusi dan proses pengambilan keputusan.

4. Dukungan
Dukungan di antara anggota tim merupakan komponen yang penting dalam kualitas teamwork. Kolaborasi anggota tim dan bekerja sama lebih diutamakan daripada kompetisi dalam sebuah teamwork yang berkualitas. Perilaku kooperatif membantu anggota kelompok mengenali bagaimana mencapai tujuan dan memahami bahwa mereka bekerja untuk kepentingan bersama. Orang percaya bahwa mereka bisa sukses bersama.

Akibatnya, mereka berbagi informasi yang akurat, mengidentifikasi masalah secara terbuka, mendiskusikan pandangan yang berlawanan dengan jelas, mengembangkan dan memilih solusi alternatif berkualitas tinggi yang akan diterapkan oleh semua anggota. Rasa saling hormat yang besar antara anggota tim mengembangkan ide dan kontribusi anggota tim lain, yang sangat penting untuk aspek kualitas teamwork dalam kerja tim.

5. Usaha
Usaha diperlukan oleh anggota tim untuk mencapai harapan bersama. Pembagian beban kerja di antara anggota tim dan memprioritaskan tugas tim untuk diselesaikan merupakan indikator adanya usaha dari anggota tim. Upaya anggota tim mengacu pada bagaimana anggota tim berbagi dan memprioritaskan beban kerja tugas tim.

Upaya tingkat tinggi dari semua anggota tim ditunjukkan oleh suasana mendukung yang tinggi ketika mengerjakan tugas yang diprioritaskan. Anggota tim didorong untuk menyelesaikan tugas tim sebagai prioritas utama; sebagai akibatnya, anggota tim menyumbangkan banyak upaya untuk proyek tersebut. Mereka saling membantu dan bekerja sama untuk meminimalkan konflik dalam interaksi sosial yang positif.

6. Kohesivitas
Kohesivitas tim mengacu kepada tingkat di mana anggota tim berusaha untuk tetap berada dalam tim. Terdapat tiga kekuatan yang mendorong terjadinya kohesivitas; 1) Daya tarik pribadi anggota tim, 2) Komitmen pada tugas tim, dan 2) Kebanggaan-semangat kelompok.

C. Komponen Teamwork (Kerja Sama Tim)

Terdapat lima komponen inti yang mempengaruhi teamwork yang biasa disebut sebagai Big Five of Teamwork menurut Salas dkk (2005) di antaranya,
1. Team Leadership
Team leadership menjadi salah satu komponen dalam Big Five of Teamwork karena kegagalan pimpinan dalam membimbing dan mengkoordinasi anggota tim dapat menjadi faktor kunci dalam ketidakefektifan tim kerja. Team Leadership memungkinkan kerja sama tim menjadi efektif tidak hanya dengan menggabungkan kontribusi dari masing-masing anggota tim, tetapi juga dengan memberikan pemahaman pada setiap anggota mengenai tujuan tim.

Dengan kata lain team leadership adalah kemampuan ketua tim dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan anggota tim lainnya, menilai kinerja tim, menetapkan tugas, mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan tim, memotivasi anggota tim dan membuat suasana yang positif.

2. Mutual Performance Monitoring
Tim yang efektif merupakan tim yang terdiri dari anggota yang memiliki kesadaran fungsi tim dengan memantau kerja sama anggota kelompoknya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan, menyadari kesalahan sebelum atau sesegera mungkin setelah kesalahan terjadi.

Dengan kata lain, performance monitoring adalah kemampuan anggota tim untuk mengembangkan pemahaman umum tentang tim dan menerapkan strategi yang secara akurat memantau kinerja rekan se-tim untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat berjalan seperti yang diharapkan.

3. Backup Behaviour
Backup behavior didefinisikan sebagai kemampuan anggota tim untuk mengantisipasi kebutuhan rekan tim lainnya. mencakup kemampuan untuk menggeser beban kerja rekan tim untuk mencapai keseimbangan beban kerja di antara rekan se-tim. Jika pada mutual performance monitoring, beban kerja anggota tim telah melampaui batas, tim dapat melakukan backup behavior dengan menggeser tanggung jawab pekerjaan kepada anggota tim yang kekurangan beban kerja.

Kemampuan tim dalam mendistribusikan beban kerja berlebih mengakibatkan tim dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan. Oleh karena itu pentingnya backup behavior tidak hanya meningkatkan kinerja tiap anggota namun juga memungkinkan tim dapat beradaptasi.

4. Adaptability
Adaptability didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan strategi berdasarkan informasi dari lingkungan, realokasi rekan tim dan mengubah perilaku data terjadi perubahan lingkungan. Penelitian menunjukkan bahwa tim yang anggotanya mudah beradaptasi menjadi lebih efektif daripada tim dengan anggota yang tidak fleksibel.

Namun perubahan dalam lingkungan atau tugas tim harus terus dikaji untuk menentukan apakah proses tim menjadi efektif dalam mencapai tujuan dari waktu ke waktu. Kemampuan beradaptasi membantu tim dapat merespons tuntutan yang tidak terduga misalnya penurunan kesehatan pasien. Oleh karena itu, komponen ini bukan hanya berbicara mengenai kemampuan untuk mengubah perilaku tim tetapi juga kemampuan untuk menghadapi perubahan yang baru ditemui.

5. Team Orientation
Team orientation adalah kecenderungan untuk mengambil tanggung jawab rekan selama interaksi kelompok dan keyakinan bahwa tujuan tim lebih penting dari tujuan pribadi. Selain itu team orientation tidak hanya meningkatkan usaha dan kinerja individu dalam tim serta kepuasan individu, tetapi tim orientation juga mempermudah kinerja tim secara keseluruhan misalnya pengambilan keputusan yang lebih baik.

D. Tujuan Teamwork (Kerja Sama Tim)

Tujuan utama membangun teamwork adalah agar setiap anggotanya mampu berkontribusi untuk mencapai tujuan di antaranya,
1. Mendapatkan partisipasi penuh saat menjalankan keputusan. Keputusan yang telah diambil secara kelompok akan dijalankan bukan hanya satu orang, melainkan seluruh anggota kelompok.
2. Komitmen. Dengan adanya teamwork menjamin komitmen untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan oleh tim.
3. Kontribusi saat mengambil keputusan. Karena keputusan yang akan diambil berdampak untuk keseluruhan kelompok, maka setiap anggota akan memberikan kontribusi terbaik untuk meraih keputusan terbaik.
4. Merasa memiliki. Teamwork yang baik akan mendorong rasa memiliki dari setiap anggotanya. Karena mereka semua berkontribusi atas apapun keputusan, perubahan, kegagalan dan keberhasilan bersama.

E. Peran Teamwork (Kerja Sama Tim)

Teamwork yang baik sangat diperlukan oleh tiap tim di dalam sebuah perusahaan, karena dengan begitu maka tiap individu dan perusahaan akan mendapatkan manfaat berikut di antaranya,
1. Bekerja Lebih Efektif
Dengan kemampuan teamwork yang baik, maka setiap pegawai dalam setiap perusahaan akan mampu bekerja lebih harmonis, dan hal tersebut akan membuat suasana kerja yang lebih kondusif. Dengan hubungan kerja yang baik antar tiap karyawan, maka setiap masalah, pendapat dan segala hal yang berkaitan dengan perusahaan bisa dikomunikasikan dengan baik tanpa adanya kesulitan. Sehingga, hal tersebut bisa memudahkan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat daripada dikerjakan sendiri.

2. Mendapat Lebih Banyak Ide
Penguasaan pekerjaan yang baik yang dimiliki oleh tiap karyawan saja tidak cukup untuk menentang alasan pentingnya teamwork. Walaupun beberapa karyawan memang ada yang lebih nyaman untuk bekerja sendiri, namun akan ada saatnya mereka menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya.

Nah, hal tersebut bisa diselesaikan lebih baik dengan kerjasama yang baik oleh banyak orang di dalam tim. Sehingga, setiap karyawan bisa saling mendapatkan ide dan saran yang baik. Proses diskusi ini bisa menyelesaikan suatu permasalahan dalam pekerjaan dan juga mampu merangsang kreativitas dan proses penyelesaian masalah pada tiap karyawan.

3. Saling Mengandalkan Satu Sama Lain
Tidak selamanya pekerjaan bisa dilakukan dengan mudah, terkadang akan ada hari-hari tertentu yang membuat karyawan merasa kesulitan. Nah pada waktu sulit tersebut, strategi teamwork yang baik yang dilakukan oleh manajemen perusahaan akan mampu mengurangi sedikit beban.

4. Mendorong Rasa Kepemilikan yang Lebih Luas
Suatu proyek yang dikerjakan oleh tim akan membuat karyawan merasa bangga terhadap kontribusi yang sudah mereka lakukan. Setiap anggota tim akan merasa sangat puas karena telah mampu mengatasi hambatan dan juga menciptakan kerjasama yang baik. Selain itu, karyawan juga akan memiliki koneksi yang lebih kuat dengan perusahaan karena sudah menuju pencapaian tujuan perusahaan bersama-sama. Hal tersebut nantinya akan meningkatkan loyalitas dan mengarah pada kepuasan kerja yang lebih baik antar tiap karyawan.

Hal tersebut juga akan menguntungkan pihak perusahaan dalam jangka panjang. Kenapa? Karena karyawan yang mampu terhubung langsung dengan perusahaan akan cenderung lebih betah bekerja di perusahaan tersebut. Oleh karena itu, teamwork yang baik akan memungkinkan setiap individu untuk terlibat jauh dengan perusahaan.

5. Memotivasi Pengambilan Risiko yang Lebih Sehat
Kebersamaan adalah kekuatan utama dalam konsep teamwork. Seorang karyawan yang hanya mengerjakan suatu proyek secara individu kemungkinan besar tidak akan mau memaksakan dirinya untuk bisa memberikan ide yang luar biasa. Apabila proyek yang dikerjakannya tersebut secara sendirian gagal, maka karyawan tersebut akan menanggung tanggung jawab seorang diri. Nah, dengan teamwork yang baik, maka tanggung jawab atas setiap tugas yang gagal bisa didistribusikan dengan baik.

Teamwork yang baik juga akan memungkinkan adanya pengambilan risiko yang lebih banyak pada tiap anggota tim, karena mereka sudah mendapatkan dukungan yang baik dari seluruh anggota. Ketika sebuah tim mengerjakan tugasnya secara kompak, maka sesi brainstorming akan mampu menghasilkan ide-ide yang lebih cemerlang.

Dalam banyak kasus, ide yang paling berisiko terbukti menjadi ide yang paling baik. Dengan teamwork yang baik, maka akan memungkinkan karyawan untuk menciptakan ide yang cemerlang. Walaupun di dalam teamwork tidak bisa mementingkan kepentingan pribadi, namun teamwork yang baik bisa menguntungkan setiap anggota tim secara pribadi.

6. Meningkatkan Kemampuan untuk Menyelesaikan Masalah
Masalah pasti akan terjadi saat Anda mengumpulkan sekelompok manusia yang unik. Setiap karyawan tentunya memiliki latar belakang, gaya, dan kebiasaan kerjanya masing-masing. Dengan sudut pandang yang unik tersebut, akan terlahir karya paling sukses sekaligus menghasilkan rasa benci yang cepat berubah.

Saat terjadi konflik dalam teamwork, maka setiap anggota akan dipaksa untuk bisa menyelesaikan konflik tersebut. Dalam hal ini, pihak manajemen perusahaan harus mampu mempelajari manajemen konflik yang baik untuk bisa diterapkan dalam kondisi tersebut.

Selain itu terdapat beberapa alasan mengapa team work itu penting di antaranya,
1. Banyak Kepala Lebih Baik Daripada Satu Kepala
Mungkin Anda merasa kerepotan harus menghadapi banyak pendapat. Namun percayalah, dengan munculnya banyak ide maka kemungkinan solusi dari sebuah permasalahan akan ada lebih dari satu.  Jika Anda harus memikirkan segalanya sendiri, mungkin akan ada banyak pilihan solusi yang tidak pernah terpikirkan oleh Anda.

2. Terdapat Banyak Sudut Pandang
Sebuah tim yang baik memiliki berbagai sudut pandang berbeda. Karena setiap orang memiliki latar belakang, pengalaman dan kemampuan yang berbeda pula. Dengan menggabungkan seluruh aspek ini, maka Anda dapat mencari sudut pandang terbaik. Anda juga dapat menggabungkan berbagai sudut pandang yang ada untuk meraih satu kesimpulan terbaik.

3. Menghasilkan Ide-Ide Segar
Jika Anda adalah pengusaha, maka ide-ide segar harus selalu Anda miliki. Dengan bantuan tim yang baik, mereka akan memberikan Anda ide-ide yang mereka miliki. Bayangkan jika seluruh ide tersebut dicari jalan tengahnya, bisa jadi Anda akan menemukan sebuah cara baru yang tidak pernah dilakukan sebelumnya.

4. Saling Mendukung dan Mengingatkan
Di dalam sebuah tim yang ingin meraih tujuan, sesama anggotanya akan saling mendukung jika ada masalah. Begitu pula mereka akan saling mengingatkan satu sama lain apabila terjadi potensi kesalahan atau tenggat waktu yang semakin dekat. Akhirnya produktivitas pun akan melonjak naik.

5. Membangun Kepercayaan Diri
Dengan saling bekerja sama di dalam tim, akan timbul rasa saling memiliki di antara anggota. Kesuksesan yang diraih oleh tim akan dianggap kesuksesan bersama. Sehingga kepercayaan diri dari setiap orang akan ikut meningkat.
 

F. Faktor Teamwork (Kerja Sama Tim)

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja teamwork menurut Griffin, dkk (2004) di antaranya,
1. Kepercayaan terhadap rekan kerja. Kualitas Teamwork yang baik dalam organisasi akan tercapai jika di antara pegawai dapat menumbuhkan rasa percaya terhadap rekan kerja. Rasa percaya di antara sesama rekan kerja akan memudahkan komunikasi dan koordinasi sehingga proses penyelesaian pekerjaan menjadi lebih mudah.
2. Pengayaan pekerjaan (Job Enrichment) kepada anggota tim dalam mencapai tujuan kelompok. Pengayaan pekerjaan penting untuk dilakukan kepada anggota tim supaya mereka memahami dan merasakan pekerjaan yang dilakukan oleh rekan kerja yang lain. Hal ini akan memudahkan mereka memahami kesulitan yang dirasakan oleh rekan kerja dalam mencapai tujuan kelompok.
3. Kebebasan anggota tim untuk lebih otonom. Hal ini akan memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk menunjukkan kemampuan mereka secara optimal dan kebebasan berkreasi sehingga memudahkan mereka mengambil keputusan ketika menghadapi masalah dalam pekerjaan.
4. Kepercayaan mengenai peran dan tanggung jawab anggota tim. Anggota tim perlu diberikan kepercayaan mengenai tugas dan tanggung jawab supaya mereka tidak saling melempar kesalahan kepada rekan kerja yang lain ketika terjadi permasalahan dalam pekerja.
5. Umpan balik di antara sesama anggota tim. Umpan balik perlu diberikan kepada sesama anggota tim supaya mereka mengetahui kesalahan yang perlu diperbaiki dalam melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dipecahkan bersama.

Sementara itu beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan teamwork menurut Hackman (2000) di antaranya,
1. Tujuan dan arah yang jelas. Tim butuh tujuan untuk memusatkan tujuan mereka dan mengevaluasi kinerja mereka.
2. Pemimpin yang baik. Pemimpin dibutuhkan untuk mengatur hubungan internal dan eksternal dari anggota tim dan untuk menghadapkan tim ke tujuan bersama.
3. Tugas yang sesuai. Tugas harus sesuai dan kompleks sehingga anggota tim memerlukan usaha untuk mencapai target yang telah ditentukan tim.
4. Lingkungan yang saling mendukung. Lingkungan di dalam tim harus saling mendukung, dan anggota harus cukup kuat dan berwibawa untuk mengizinkan anggota tim untuk membuat dan melaksanakan keputusan bersama.
5. Bertanggung jawab. Setiap tim harus mampu menghadapi tantangan yang diberikan tim, sehingga menjadikan semangat, kebanggaan bagi anggota tim dalam menyelesaikan tugasnya.
6. Mampu berkomunikasi dengan baik. Setiap anggota tim harus mampu bekerja sama dengan anggota lainnya, sehingga tidak terjadi munculnya miss komunikasi dengan anggota tim yang lainnya.
7. Hubungan interpersonal. Para anggota tim perlu untuk berhubungan baik dengan satu dengan yang lainnya, komunikasi dan memecahkan konflik. Mereka harus saling mendukung, menunjukkan perhatian sehingga merasa menjadi satu keluarga.

Adapun skill yang harus dikuasai teamwork di antaranya,
1. Komunikasi Dalam Tim. Dilansir dari laman resmi The Ohio States University, bentuk komunikasi yang baik mampu meningkatkan efisiensi teamwork dan juga mampu meningkatkan kualitas kerja. Dalam hal ini, setiap individu dalam tim harus mampu memiliki komunikasi yang baik secara lisan ataupun tulisan.
2. Tanggung Jawab. Dikutip dari laman Beyond the Boardroom, mendistribusikan tanggung jawab pada tiap anggota akan secara efektif meningkatkan teamwork. Dari hal tersebut, nantinya akan timbul rasa untuk bisa membuktikan yang terbaik pada tiap individu, sehingga perusahaan bisa mencapai keberhasilannya dengan lancar.
3. Kejujuran Antar Rekan Kerja. Unsur yang paling penting dalam teamwork adalah kejujuran. Oleh karena itu, setiap anggota tim harus bisa jujur. Setiap ketidaknyamanan harus bisa didiskusikan secara transparan. Jadi, apapun yang sudah terjadi, maka semuanya harus bisa dikomunikasikan dengan jelas demi teamwork yang lebih baik.
4. Mendengarkan dengan Baik. Setiap wujud diskusi yang terjadi harus dilakukan secara dua arah. Setiap anggota tim harus bisa menjadi pihak yang saling mendengarkan dan berbicara. Hal ini juga berlaku untuk diskusi hal lain di luar pekerjaan, karena bisa jadi hal tersebut menyangkut rasa nyaman pekerjaan.
5. Empati Terhadap Anggota Tim. Setiap anggota tim harus bisa memahami perasaan dan tindakan rekan kerjanya. Sehingga, nantinya akan dipahami metode pendekatan yang paling baik untuk melahirkan suatu teamwork yang kompak.
6  Kolaborasi Ide. Dalam suatu pekerjaan, setiap individu tidak boleh egois. Dalam hal ini, setiap individu harus memahami maksud, ide, dan saran yang diutarakan oleh rekan kerjanya.
7. Saling Menghargai. Hal penting lainnya yang diperlukan untuk melahirkan teamwork yang baik dalam suatu divisi adalah dengan memiliki sifat saling menghargai, terutama ketika sedang mengutarakan suatu opini. Jika ada satu saja individu yang tidak mampu menghargai apa yang diutarakan oleh rekan lainnya, maka akibatnya adalah menurunnya tingkat kepercayaan antar tiap anggota, dan akhirnya teamwork pun tidak akan solid.
8. Rendah Diri. Dalam hal ini, setiap anggota harus memiliki rasa rendah diri dan jangan memiliki perasaan yang paling baik di antara anggota yang lainnya. Suatu tim dibentuk agar bisa saling bekerjasama dan bersinergi, bukan sebagai bentuk saling memamerkan kemampuan dirinya.
9. Semangat Teamwork. Seperti yang kita ketahui, setiap manusia terlahir untuk bisa hidup secara bersosialisasi dengan manusia lainnya. Di dalam suatu perusahaan pun tidak akan ada karyawan yang bisa bekerja tanpa mengandalkan orang lain. Walaupun beberapa karyawan ada yang bisa menghasilkan karya yang baik dengan bekerja dan berpikir sendiri, tapi mereka tidak akan merasa senang karena hanya dirinya sendirilah yang sukses.
10. Sabar. Saat ada anggota tim yang melakukan suatu kesalahan, maka anggota lainnya disarankan untuk tidak menghakimi atau menegurnya tanpa memberikan penjelasan. Perlu diketahui bahwa tentunya setiap orang akan melakukan kesalahan. Untuk itu, terimalah kesalahan tersebut dan berikan penjelasan secara tegas tanpa harus memperpanjang masalah.

G. Tahap Teamwork (Kerja Sama Tim)

Sebuah teamwork yang solid dan baik menurut Griffin dkk (2004) dapat terwujud melalui tahapan perkembangan sebagai berikut di antaranya,
1. Forming (pembentukan), adalah tahapan di mana para anggota setuju untuk bergabung dalam suatu tim. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu, bahkan sering kali ada anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung belum dapat memilih pemimpin (kecuali tim yang sudah dipilih ketua kelompoknya terlebih dahulu).
2. Storming (merebut hati), adalah tahapan di mana kekacauan mulai timbul di dalam tim. Pemimpin yang telah dipilih sering kali dipertanyakan kemampuannya dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengganti pemimpin yang dinilai tidak mampu. Faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena masalah-masalah pribadi, semua bersikeras dengan pendapat masing-masing. Komunikasi yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing orang tidak mau lagi menjadi pendengar.
3. Norming (pengaturan norma), adalah tahapan di mana individu-individu dan subgroup yang ada dalam tim mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan berjuang untuk menghindari tim tersebut dari kehancuran (bubar). Karena semangat kerja sama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota tim.
4. Performing (melaksanakan), adalah tahapan merupakan titik kulminasi di mana tim sudah berhasil membangun sistem yang memungkinkannya untuk dapat bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan tim akan terlihat dari prestasi yang ditunjukkan.

H. Jenis Teamwork (Kerja Sama Tim)

Teamwork terbagi menjadi enam jenis menurut Daft (2006) di antaranya,
1. Tim formal. Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi formal.
2. Tim vertikal. Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal.
3. Tim horizontal. Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat hierarki yang hampir sama tapi berasal dari area keahlian yang berbeda.
4. Tim dengan tugas khusus. Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk di luar organisasi formal untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus.
5. Tim mandiri. Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari 5 hingga 20 orang pekerja dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang anggota terpilih.
6. Tim pemecahan masalah. Tim pemecahan masalah adalah biasanya terdiri dari 5 hingga 12 karyawan yang dibayar per-jam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.

Sementara teamwork dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk menurut Hariandja (2006) di antaranya,
1. Problem solving team. Sebuah tim yang dibentuk untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam upaya memperbaiki produktivitas. Pada dasarnya, kegiatan tim ini adalah mengidentifikasikan berbagai masalah, mendiskusikan bagaimana memecahkan masalah tersebut dan melakukan tindakan untuk memperbaiki. Anggota tim biasanya berasal dari satu departemen yang beranggotakan kurang lebih sepuluh orang yang melakukan pertemuan rutin setiap minggu.
2. Self managed team. Sebuah tim yang dimaksudkan untuk memperbaiki produktivitas dengan memberikan kewenangan pada kelompok untuk mengatur kerja mereka, misalnya menjadwal kerja, menentukan metode kerja, mengawasi anggota, memberi reward dan hukuman bagi anggota dan merekrut anggota. Keanggotaan ini biasanya berasal dari satu departemen yang melakukan tugas yang sama.
3. Cross functional team. Sebuah tim yang ditujukan untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus, misalnya pengembangan produk baru atau perencanaan dan perubahan sistem kompensasi. Anggota tim ini berasal dari berbagai departemen yang memiliki keahlian dan orientasi yang berbeda yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment