Pengertian Sabotase, Sejarah, Penyebab, Tujuan, Ciri, Sasaran, Dampak, Contoh, dan Cara Mencegahnya

Table of Contents
Pengertian Sabotase
Sabotase

A. Pengertian Sabotase

Sabotase dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah,
1. perusakan milik pemerintah dan sebagainya (oleh pemberontak);
2. penghalangan produksi perusahaan atau tindakan merusak dan menentang kelancaran kerja (oleh kaum buruh yang tidak puas);
3. pemusnahan fasilitas militer, perhubungan, atau pengangkutan wilayah musuh oleh agen rahasia lawan atau oleh kelompok gerakan perlawanan bawah tanah.

Sabotase adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk merusak dan merugikan suatu pihak yang dilakukan secara disengaja, terstruktur, dan rahasia. Tindakan sabotase ini dilakukan dengan tujuan untuk menghalangi ataupun menggagalkan upaya yang akan dilakukan oleh pihak lawan.

Sasaran sabotase bisa sangat beragam, mulai dari fasilitas umum, infrastruktur, ekonomi, kegiatan, organisasi, hingga sebuah negara. Dan aktivitas sabotase biasanya menyasar sesuatu yang sangat berharga dan bisa memberikan dampak besar secara psikologis terhadap seseorang atau masyarakat.

Sabotase Menurut Para Ahli
1. Merriam Webster, sabotase adalah tindakan destruktif atau perusakan yang dilakukan oleh sipil atau musuh. Yang mana ditujukan untuk menghalangi upaya perang suatu negara dengan menghancurkan peralatan, senjata atau bangunan.
2. Cambridge Dictionary, sabotase adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah keberhasilan musuh atau pesaing. Dalam arti lain, sabotase mencegah upaya terjadinya gencatan senjata.

B. Sejarah Sabotase

Kata sabotase berasal dari Bahasa Prancis sabot yang artinya berjalan secara berisik, yang ditimbulkan oleh sepatu sabot (sepatu kayu) yang populer pada abad 19 masa industri Prancis. Suara bising yang ditimbulkan derap sepatu tersebut sering membuat kegiatan produksi terhenti dan terganggu.

Ketika itu terjadi PHK  dan pengangguran sebagai dampak dari industrialisasi di Prancis. Selain sering melakukan tindakan berisik, beberapa masyarakat juga melakukan tindakan perusakan mesin-mesin industri dengan memasukkan sepatu kayu ke dalamnya.
 
Dalam perang, istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas individu atau grup yang tidak berhubungan dengan militer, tetapi dengan spionase, aktivitas didahului oleh perekrutan dan latihan khusus yang menjamin kehancuran sasaran.

Sabotase dapat dilakukan terhadap beberapa struktur penting, seperti infrastruktur, struktur ekonomi, dan lain-lain. Kata “sabot” ini kemudian diadaptasi ke dalam bahasa Inggris, yaitu menjadi “sabotage” artinya adalah merusak.

C. Penyebab Sabotase

Tujuan sabotase erat kaitannya dengan permasalahan politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Berikut beberapa faktor yang turut melatarbelakangi dilakukannya sabotase di antaranya,
1. Sistem pemerintahan yang otoriter
Setiap manusia pastilah diberikan hak untuk dapat mengutarakan semua pendapatnya, baik yang berkaitan dengan pemerintahan ataupun kebijakan yang akan ditetapkan. Untuk itu suatu negara berkewajiban untuk dapat memfasilitasi hak warga negaranya itu. Negara yang sangat menjunjung pendapat dan juga suara rakyatnya biasanya negara yang pemerintahan demokratis.

2. Berupaya untuk menghancurkan upaya kelompok tertentu
Yang seringkali menjadi alasan kuat untuk sebuah pihak melakukan sabotase adalah adanya keinginan untuk menghancurkan pihak tertentu. Upaya penghancuran itu tentunya dilakukan dengan cara yang halus. Tanpa harus diketahui oleh khalayak umum, tentunya dengan sabotase ini. Pihak terkait menginginkan untuk mencuri ataupun menghilangkan semua informasi penting. Yang mana bertujuan untuk menghancurkan strategi kelompok tertentu.

3. Ketidaksesuaian kebijakan dengan keinginan masyarakat
Semua kebijakan yang akan ditetapkan oleh pemerintah, cenderungnya harus sesuai dengan keinginan dan pendapat dari masyarakat. Hal itu disebabkan semua kebijakan yang akan ditetapkan harus berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Namun, apabila yang terjadi adalah sebaliknya. Masyarakat akan memberontak dan berdemonstrasi atas kebijakan itu. Cara-cara itulah yang masyarakat anggap tepat agar suaranya didengar oleh pemerintah. Dengan merusak semua fasilitas yang ada, atau bahkan hingga merentas situs situs resmi dari pemerintah.

4. Sistem kemiliteran dan keamanan sangat represif
Ketika sebuah pemerintah telah menganut paham otoriter, semua yang terjadi di negara menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Seringkali sistem ini dianut untuk mempertahankan kekuasaan agar lebih lama eksistensinya. Namun, sistem ini cenderung membatasi semua aspirasi dan pendapat masyarakat. Hak berpendapat masyarakat dibungkam untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Tidak ada celah bagi masyarakat untuk bersuara. Masyarakat yang akan berpendapat juga diselubungi berbagai ketakutan. Salah satunya adalah takut dihilangkan oleh pemerintah lewat pasukan militernya.

5. Untuk keuntungan pribadi
Sabotase juga seringkali dilakukan untuk memenuhi kepentingan pribadi atau individu saja. Entah digunakan untuk mengembangkan usahanya ataupun mengalahkan saingannya dalam perebutan tender dalam suatu perusahaan.

D. Tujuan Sabotase

Terdapat beberapa tujuan dilaksanakannya sabotase di antaranya,
1. Memberantas organisasi atau kelompok tertentu  yang sangat merugikan kepentingan negara.
2. Menyebar  ketakutan  kepada sasaran yang dituju.
3. Menghancurkan pihak-pihak tertentu.
4. Untuk menentang kebijakan pemerintah yang tidak bersesuaian dengan aspirasi masyarakat.
5. Melengserkan sebuah kekuasaan.
6. Memenangkan perebutan tender sebuah perusahaan.

E. Ciri Sabotase

Suatu tindakan dapat dikategorikan sabotase bila memenuhi beberapa ciri di antaranya,
1. Dilakukan Dengan Sengaja. Sesuai dengan yang disebutkan dalam pengertiannya, tindakan sabotase dilakukan secara disengaja dan memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai.
2. Dilakukan Secara Terencana. Aktivitas sabotase tidak terjadi begitu saja atau tiba-tiba tapi dilakukan secara terencana, terukur, dan tersembunyi. Dengan begitu, tingkat keberhasilan sabotase biasanya sangat tinggi.
3. Memberikan Dampak Besar. Sabotase akan menyasar sesuatu yang sangat berharga bagi seseorang atau masyarakat umum, misalnya fasilitas umum. Itulah sebabnya aktivitas sabotase akan memberikan dampak yang besar bagi psikologis seseorang atau masyarakat luas.

F. Sasaran Sabotase

Tindakan sabotase biasanya menyasar sesuatu yang berharga dan memberikan dampak psikologis bagi korbannya. Berikut adalah beberapa sasaran tindakan sabotase di antaranya,
1. Sabotase Fisik
Sabotase fisik yaitu tindakan perusakan secara sengaja dan terencana pada sesuatu yang berbentuk fisik. Biasanya yang diserang adalah fasilitas umum, personel, infrastruktur, dan lain-lain. Contoh sabotase fisik: merusak fasilitas umum, menghancurkan bandara udara, merusak jembatan, dan lain-lain.

2. Sabotase Jaringan Informasi
Sabotase jaringan yaitu tindakan perusakan secara sengaja dan terencana terhadap sesuatu yang bentuknya jaringan informasi. Sabotase jaringan biasanya menarget akses informasi yang sifatnya rahasia dan berpengaruh terhadap kelangsungan sebuah negara. Contoh sabotase jaringan informasi adalah meretas website pemerintah, merusak jaringan informasi selular, meretas jaringan komputer dan mencuri informasi penting.

3. Sabotase Diri
Sabotase diri ini merupakan tindakan perusakan yang dilakukan seseorang terhadap dirinya sendiri sehingga mengakibatkan orang tersebut mengalami kegagalan secara berulang dalam hidupnya. Meskipun seseorang memiliki kemampuan dan bakat di bidang tertentu, hal tersebut tidak membuat seseorang berhasil dalam hidupnya bila melakukan sabotase diri. Contoh sabotase diri adalah terlalu cepat puas, rasa malas, tidak konsisten, terlalu penakut, sering menunda pekerjaan, dan lain-lain.

G. Dampak Sabotase

Sabotase secara umum memberikan dampak negatif terhadap korban. Berikut ini adalah beberapa dampak yang diakibatkan oleh tindakan sabotase terhadap korbannya di antaranya,
1. Kerugian Material. Sabotase yang bertujuan merusak fasilitas penting bagi khalayak akan menimbulkan kerugian material dalam jumlah besar. Semakin besar skala kerusakannya maka akan semakin besar kerugian material yang akan dialami oleh korbannya.
2. Trauma Psikologis. Kerusakan yang ditimbulkan oleh tindakan sabotase juga dapat menyebabkan trauma psikologis terhadap masyarakat yang terdampak. Trauma psikologis dalam skala tinggi pada akhirnya akan menyebabkan masalah kesehatan mental seseorang atau masyarakat secara umum.
3. Ancaman Terhadap Keselamatan. Umumnya sabotase dilakukan dalam skala besar dan ditujukan pada suatu organisasi atau negara tertentu. Hal ini merupakan ancaman bagi keselamatan dan keutuhan organisasi atau suatu negara. Dampaknya kemudian adalah kepanikan dan ketakutan yang dialami oleh setiap orang yang ada di dalam organisasi atau negara tersebut.

H. Contoh Sabotase

Aksi sabotase bisa dilakukan oleh satu orang ataupun organisasi dan biasanya menarget fasilitas-fasilitas penting bagi orang banyak.
1. Sabotase akses transportasi jalan raya untuk aksi demonstrasi. Tindakan sabotase seringkali terjadi setiap kali ada aksi demonstrasi yang dilakukan di jalan raya. Hal ini tentu saja merugikan banyak pihak, terutama para pengguna jalan raya.
2. Aksi peretasan situs-situs penting. Hacking bukan lagi hal yang baru di jaman teknologi canggih seperti sekarang. Aksi peretasan yang dilakukan pada situs-situs penting atau situs pemerintahan biasanya bertujuan untuk merusak stabilitas suatu organisasi atau negara.
3. Peretasan komputer di gedung DPR. Beberapa tahun silam terjadi peretasan komputer di gedung DPR yang menampilkan alamat situs porno dan gambar-gambar asusila di layar informasi kegiatan DPR. Ini merupakan bentuk sabotase yang bertujuan untuk merusak kredibilitas para anggota DPR dan jajarannya.
4. Menyadap saluran telepon. Beberapa tahun silam saluran telepon Susilo Bambang Yudhoyono, mantan presiden RI, dilakukan oleh pihak negara Australia. Ini merupakan bentuk sabotase yang tujuannya untuk mengambil informasi secara ilegal.
5. Pencurian minyak. Pada tahun 2016 lalu perusahaan di bidang migas, yaitu PT Medco E&P Indonesia mengalami sabotase yang merugikan perusahaan tersebut dan lingkungan sekitarnya. Aksi pencurian minyak dan sabotase tersebut mengakibatkan tumpahan minyak sebanyak 672 barel.

I. Cara Mencegah Sabotase

Terdapat beberapa cara untuk mencegah tindakan sabotase di antaranya,
1. Memperketat Pengawasan. Aktivitas sabotase dapat ditekan atau bahkan dicegah dengan cara memperketat pengawasan di berbagai sisi. Pengawasan ketat terhadap semua potensi kejahatan akan membuat aksi sabotase tidak dapat dilakukan.
2. Meningkatkan Kewaspadaan. Pengawasan akan lebih baik bila dibarengi dengan kewaspadaan terhadap segala kemungkinan. Semua pihak yang berwenang harus selalu waspada dan berupaya meminimalisir kemungkinan terjadinya sabotase yang bisa dilakukan oleh pihak luar maupun dari dalam.
3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia. Pengawasan dan pengendalian terhadap kemungkinan sabotase akan dapat dilakukan lebih baik bila kita memiliki sumber daya manusia yang handal. Oleh karena itu, sudah seharusnya setiap pihak berupaya untuk meningkatkan sumber daya manusianya.
4. Bekerjasama dengan Berbagai Pihak. Kerjasama dengan pihak lain juga diperlukan guna mencegah kemungkinan terjadinya sabotase. Selain itu, menjaga hubungan baik dan berkolaborasi dengan berbagai pihak akan memberikan dampak positif dan membantu mencegah potensi terjadinya sabotase.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment