Pengertian Mentoring, Fungsi, Unsur, Aspek, Jenis, Tahapan, dan Manfaatnya

Pengertian Mentoring
Mentoring

A. Pengertian Mentoring
Mentoring adalah sebuah proses pembelajaran dalam bentuk hubungan saling mendukung dan pengawasan, di antara dua orang atau lebih di mana seseorang dianggap memiliki kemahiran dan kemampuan lebih dari yang lain yang disebut mentor menjadi model, guru, sponsor, konsultan dan pendorong kepada peserta mentoring yang disebut mantee dalam rangka mentransfer pengetahuan dan pemikiran agar kompetensi mantee menjadi lebih berkembang.

Istilah mentoring berasal dari bahasa Inggris, yang berarti pembimbingan. Sedangkan kata bimbingan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu, tuntunan, pimpinan. Mentoring memiliki kata dasar mentor, dalam KBBI memiliki arti berperan sebagai adviser, role model, consellor tutor dan atau guru (Badudu dan Zein, 1994).

Mentoring Menurut Para Ahli
1. Kasper (2002), mentoring adalah kegiatan khusus yang berkaitan dengan pengawasan, hubungan yang saling mendukung antara dua orang atas dasar kepercayaan dan saling menghargai.
2. Hasan dan Chien (2003), mentoring adalah proses yang akan menggunakan berbagai aspek termasuk dengan kemahiran seseorang yang berpengalaman melalui bimbingan, pendidikan dan juga pelatihan kepada remaja untuk tujuan pembelajaran.
3. Du Bois dan Karche (2005), mentoring adalah suatu hubungan yang berlandaskan kepercayaan berstruktur yang melibatkan remaja, di mana pada proses ini menawarkan bimbingan, dukungan dan memberikan semangat yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi dan karakter mentee.
4. Kurniawati (2015), mentoring adalah proses pembelajaran di mana seorang mentor mampu untuk membuat mentee atau peserta yang sebelumnya tergantung menjadi mandiri.
5. Anderson dan Shannon (1998), mentoring merupakan proses alami di mana terdapat 1 orang yang memiliki lebih banyak kemampuan dan pengalaman melayani sebagai peran, mode, sponsor, guru, konsultan, pendorong dan teman kepada seseorang yang dianggap memiliki kemampuan dan pengalam lebih sedikit.

B. Fungsi Mentoring
Fungsi kegiatan mentoring di antaranya,
1. Fungsi remedial atau rehabilitatif
Secara historis mentoring atau bimbingan lebih memberikan penekanan pada fungsi remedial karena sangat dipengaruhi oleh psikologi klinik dan psikis. Peranan remedial berfokus pada masalah; 1) penyesuaian diri, 2) menyembuhkan masalah psikologis yang dihadapi, dan 3) mengembalikan kesehatan mental dan mengatasi gangguan emosional.

2. Fungsi edukatif atau pengembangan
Fungsi ini berfokus kepada masalah: 1) membantu meningkatkan ketrampilan-ketrampilan dalam hidup, 2) mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah hidup, 3) membantu meningkatkan kemampuan menghadapi transisi dalam kehidupan, 4) untuk keperluan jangka pendek, konseling membantu individu-individu menjelaskan nilai-nilai, menjadi lebih tegas, mengendalikan kecemasan, meningkatkan keterampilan, komunikasi antar pribadi, memutuskan arah hidup, menghadapi kesepian dan semacamnya.

3. Fungsi preventif atau pencegahan
Fungsi ini membantu individu agar dapat berupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami masalah-masalah kejiwaan karena kurangnya perhatian. Upaya preventif meliputi pengembangan strategi-strategi dan program-program yang dapat digunakan untuk mencoba mengantisipasi dan mengelakkan risiko-risiko hidup yang tidak perlu terjadi.

C. Unsur Mentoring
Pelaksanaan mentoring terdiri dari dua pelaku utama yaitu mentor dan mentee. Mentor adalah penasehat utama dalam kelompok mentoring sedangkan mentee adalah peserta mentoring.
1. Mentor
Mentor merupakan seorang yang bijak dan seorang konselor atau guru yang dapat dipercaya. Mentor adalah seorang dewasa, yang lebih berpengalaman yang mengetahui lebih jauh perkembangan karakter dan kompetensi remaja dengan membimbing remaja untuk dapat menguasai bakat dan tugas di mana mentor sudah menguasainya terlebih dahulu. Mentoring dapat dicapai melalui demonstrasi, instruksi, tantangan, dan dorongan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu.

Seorang mentor tidak hanya berperan sebagai seorang pembimbing saja tetapi ia memiliki multi fungsi yaitu selain sebagai seorang guru (teacher) bagi mentee-nya, juga seorang pendukung (sponsor), pendorong (encourage), konselor (counselor), dan sahabat (befriend). Untuk itu seorang mentor harus memiliki kriteria tertentu guna mencapai tujuan dari pelaksanaan mentoring.

2. Mentee
Mentoree atau mentee adalah sebutan untuk seseorang yang mengikuti kegiatan mentoring. Suksesnya pelaksanaan mentoring tidak hanya bergantung pada karakteristik mentor saja, tetapi juga karakteristik mentee. Adapun karakteristik yang seharusnya dimiliki oleh seorang mentee adalah mempunyai keinginan untuk belajar, mempunyai keinginan untuk bekerja sebagai tim, sabar, mampu mengambil risiko dan bersikap positif.

D. Aspek Mentoring
Seorang mentor bertujuan untuk menolong, memberi pengalaman yang positif, memiliki reputasi yang baik untuk mengembangkan orang lain, waktu dan energi, serta memberi pengetahuan yang up-to-date. Berikut adalah aspek-aspek mentoring yang membentuk mentoring menjadi program yang solid dan baik di antaranya,
1. Proses belajar yang terprogram. Tugas mentor adalah untuk meningkatkan proses belajar yang disengaja (intentional learning), termasuk membangun kapasitas melalui metode seperti instruksi, coaching, memberikan pengalaman, modelling dan memberi saran.
2. Kegagalan dan kesuksesan adalah guru yang tangguh. Mentor sebagai pemimpin dari suatu proses belajar, tentu perlu untuk membagi cerita bagaimana cara saya melakukannya sehingga berhasil. Mereka juga perlu untuk membagi pengalaman mereka tentang kegagalan. Kedua pengalaman ini adalah pelajaran yang kuat yang memberikan kesempatan yang berharga untuk menganalisa realitas individu dan organisasi.
3. Pemimpin perlu menceritakan pengalaman mereka. Pengalaman pribadi maupun contoh kasus harus diceritakan karena memberi hikmah yang bernilai dan sering kali tak terlupakan. Mentor yang bisa bicara tentang diri mereka sendiri dan tentang pengalaman mereka akan membentuk suatu rapot yang menjadikan mereka learning leaders.
4. Proses pengembangan akan matang sejalan dengan waktu. Mentoring jika berhasil akan menjadi proses belajar yang berkelanjutan. Yang akan menjadi pengalaman, observasi, pelajaran dan analisa yang berlangsung terus menerus.
5. Mentoring adalah sebuah kerjasama. Mentoring yang sukses berarti membagi tanggung jawab untuk belajar, tanpa menghitung fasilitas, materi, waktu dan semua variabel yang ada. Mentoring yang sukses dimulai dengan menentukan kontrak untuk belajar, dimana mentor. Mentee dan manajer lini yang terkait ikut terlibat.

E. Jenis Mentoring
Terdapat beberapa jenis pelatihan dan pengembangan yang dapat dilakukan di antaranya,
1. Jarak Jauh. Walau perbedaan tempat yang sangat jauh, kegiatan ini masih bisa dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan teknologi. Banyak sekali fitur atau aplikasi yang akan membantu proses jarak jauh. Contohnya, Zoom meeting, google meets, dan lain-lain.
2. Lintas Budaya. Setiap individu harus dapat bekerja di dalam lingkungan yang berbeda-beda. Untuk itu, program lintas budaya ini dibutuhkan karena beragamnya etnik, budaya, gender, suku, ras, agama, dan kebangsaan.
3. Kelompok. Pelatihan dan pengembangan secara berkelompok ini dihadiri oleh 1 mentor dengan beberapa mentee. Jenisnya sendiri memiliki dua pendekatan, yaitu:
4. Action Learning. Kelompok dibentuk untuk melakukan pembelajaran bersama untuk mengatasi kesulitan dan pemecahan masalah.
5. Komunitas Praktis. Kolaborasi antar dua kelompok untuk mempelajari sesuatu dan juga mencari solusi dari setiap permasalahan.
6. Mentoring Sesama Karyawan. Mentoring sesama karyawan yaitu posisi antara mentor dan juga mentee berada pada level atau pengetahuan yang setara. Program ini terjadi ketika individu memiliki tingkat yang sama untuk mengembangkan efektivitas satu sama lain.
7. Mentoring Organisasi. Mentoring organisasi ini adalah hubungan antara bisnis ke bisnis. Tujuan utamanya adalah membantu dan membangun organisasi lain. Biasanya metode ini dilakukan melalui studi kasus.

F. Tahapan Mentoring
Kegiatan mentoring terdiri dari empat tahapan di antaranya,
1. Tahap persiapan (preparing). Tahap persiapan dalam proses mentoring adalah tahap yang bersifat kritis untuk membangun dan mensukseskan kegiatan mentoring. Fase ini meliputi situasi awal kerja untuk mencapai hubungan baik antara mentor dan mentee dan focus pada persiapan mentor untuk peran barunya dan persiapan memulai hubungan dengan mentee.
2. Tahap negosiasi (negotiating). Dalam tahap ini terjadi dialog antara mentor dan mentee untuk menentukan waktu pelaksanaan mentoring.
3. Tahap kemungkinan (enabling). Selama tahap ini mentor harus mengatur hubungan ini dan belajar aktif mendukung, memelihara semangat dalam proses pembelajaran dengan monitoring dan proses evaluasi, dan mendorong dilanjutkannya perkembangan dan bergerak dengan menggambarkan membantu memelihara serta menilai kemajuan terhadap tujuan pembelajaran.
4. Penutup (coming to closure). Penutup adalah bagian yang tak dapat dihindarkan dalam setiap hubungan mentoring karena mentoring adalah sebuah tujuan yang berorientasi pada proses, yang mana didorong oleh tentunya pencapaian kompetensi yang profesional.

G. Manfaat Mentoring
Agar kegiatan pelatihan dan pengembangan berjalan dengan lancar, setiap sesi dan kurikulum harus dibuat dengan cara yang menyenangkan. Peran aktif seorang mentor sangatlah dibutuhkan untuk membangun suasana.
1. Meningkatkan profesionalisme seseorang
2. Mendapatkan masukan dari mentor lain dengan tujuan untuk pengembangan skill dan pengetahuan
3. Meningkatkan motivasi karena merasa didukung perusahaan
4. Memiliki skill baru yang bisa digunakan di tempat lain.
5. Membuka jenjang karier yang lebih luas
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Mentoring, Fungsi, Unsur, Aspek, Jenis, Tahapan, dan Manfaatnya"