Pengertian Leader-Member Exchange, Kualitas, Dimensi, Faktor, Tahapan, Fase, Penerapan, dan Dampaknya
Leader Member Exchange (LMX) |
A. Pengertian Leader-Member Exchange (LMX)
Leader-Member Exchange (LMX) (pertukaran pemimpin-anggota) adalah konsep kepemimpinan dalam suatu organisasi dengan memusatkan perhatian pada hubungan khusus yang diciptakan pemimpin atau leader kepada setiap anggota atau bawahannya. Teori Leader Member Exchange (LMX) berfokus pada proses pengaruh timbal balik pada hubungan dua arah vertikal yang terdiri dari satu orang yang memiliki otoritas langsung atas orang lainnya.
Konsep Leader-Member Exchange (LMX) pertama kali dikenalkan oleh Graen, Densereau, dan Haga (1975) yang dikenal dengan nama Vertical Dyad Lingkage, yaitu teori yang mempelajari pengaruh pemimpin terhadap bawahannya dengan berfokus kepada hubungan timbal balik pemimpin dengan bawahannya. Kemudian pada tahun 1982, teori tersebut berganti nama menjadi Leader-Member Exchange (LMX).
Teori Leader-Member Exchange (LMX) menjelaskan bahwa pemimpin mengembangkan hubungan satu per satu yang unik dengan masing-masing orang yang melapor kepadanya. Biasanya pemimpin cenderung memilih anggota-anggota kelompok orang dalam (in-group) karena mereka memiliki berbagai karakteristik kepribadian dan sikap yang mirip dengan pemimpin tersebut atau karena tingkat kompetensi yang lebih tinggi daripada pengikut yang lainnya.
Leader-Member Exchange (LMX) Menurut Para Ahli
1. Setiadi (2007), Leader-Member Exchange (LMX), adalah kualitas hubungan pertukaran interpersonal antara leader dan anggotanya. Hubungan LMX yang tinggi ditandai dengan adanya persahabatan, kesetiaan, rasa hormat profesional dan adanya kontribusi, sedangkan hubungan LMX yang rendah ditandai kurang adanya persahabatan, kesetiaan, rasa hormat profesional dan kontribusi.
2. Morrow (2005), Leader-Member Exchange (LMX), adalah peningkatan kualitas hubungan antara supervisi dengan karyawan akan mampu meningkatkan kerja keduanya. Namun realitasnya, hubungan antara karyawan dan supervisi dapat dikelompokkan pada dua hubungan yaitu hubungan yang baik dan hubungan yang buruk. Hubungan yang baik akan menciptakan kepercayaan karyawan, sikap positif, dan loyalitas, namun hubungan yang buruk berpengaruh sebaliknya.
3. Northouse (2013), Leader-Member Exchange (LMX), adalah salah satu pendekatan kepemimpinan yang unik dengan memusatkan perhatian pada hubungan yang khusus yang diciptakan pemimpin dengan setiap bawahannya.
B. Kualitas Leader-Member Exchange (LMX)
Beberapa ahli mengemukakan bahwa Leader Member Exchange (LMX) atau pertukaran pemimpin-anggota adalah hubungan yang dilakukan oleh pemimpin dengan cara yang berbeda kepada semua anggotanya, pemimpin melakukan hubungan yang berbeda yakni sebuah pertukaran dengan masing-masing anggota. Kualitas LMX ini dibagi menjadi dua di antaranya,
1. Kualitas LMX tinggi (in-group)
Cashman dan Graen berpendapat jika bawahan yang dapat dimasukkan dalam in group akan menjalankan pekerjaan mereka sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati dan mereka dapat di andalkan oleh atasan guna menjalankan tugas-tugas yang tidak ada dalam struktur atau kontrak kerja, menjadi sukarelawan untuk pekerjaan tambahan, dan untuk mengambil tanggung jawab.
Atasan bertukar sumber daya pribadi dan posisi (dalam formasi, pengaruh dalam pengambilan keputusan, tugas-tugas, dukungan dan perhatian) sebagai imbalan atas kinerja bawahan pada tugas-tugas yang tidak terstruktur.
2. Kualitas LMX rendah (out-group)
Hubungan out group melibatkan pertukaran terbatas pada kontrak kerja. Jadi bisa dikatakan kalau kelompok out-group ini akan menjalankan tugas-tugas rutin sesuai dengan kontrak dari unit dan mengalami pertukaran yang lebih formal dengan atasan tanpa menjalankan tugas yang tidak ada dalam struktur.
Dalam pendekatan LMX menyatakan bahwa pemimpin mengklasifikasikan para bawahannya menjadi anggota dalam-kelompok (in-group) dan luar-kelompok (out-group). Seperti yang sudah dijelaskan diatas, anggota in-group memiliki ikatan yang sama dan juga sistem nilai yang sama dalam berinteraksi dengan pemimpin.
Dalam hubungan ini, para pemimpin dan pengikut mengembangkan sebuah kemitraan yang digambarkan dengan pengaruh timbal balik, kepercayaan timbal balik, rasa hormat, dan kegemaran, serta perasaan senasib. Anggota out-group memiliki kesamaan yang lebih sedikit dan jarang berinteraksi dengan pemimpin. Para pemimpin digambarkan sebagai pengawas yang gagal menciptakan perasaan kepercayaan timbal balik, rasa hormat atau perasaan senasib.
Teori LMX menyatakan bahwa anggota in-group akan lebih mungkin menerima penugasan yang menantang dan menerima imbalan yang lebih bermakna. Sehingga anggota in-group akan memiliki sikap yang lebih positif terhadap budaya perusahaan dan memiliki kinerja dan kepuasan kerja yang lebih tinggi dibandingkan pegawai yang out-group.
Anggota out-group dianggap bukan orang yang diinginkan pemimpin untuk bekerja sama, dan hal ini sering kali menjadi self-fulfilling prophecy. Anggota out-group menerima tugas yang lebih tidak menantang, menerima imbalan yang lebih sedikit, menjadi bosan dengan pekerjaannya, dan pada akhirnya akan memilih berhenti bekerja.
C. Dimensi Leader-Member Exchange (LMX)
Liden dan Maslyn membagi LMX ke dalam 4 dimensi di antaranya,
1. Kontribusi. Dimensi ini merujuk pada persepsi karyawan tentang jumlah, perintah atau arahan dan kualitas pekerjaan yang telah dilakukan oleh pemimpin dan bawahan untuk mencapai tujuan bersama baik secara eksplisit maupun implisit. Bawahan yang kinerjanya baik dan membuat pemimpin terkesan akan menimbulkan kualitas pertukaran yang lebih tinggi daripada bawahan yang kinerjanya buruk.
2. Loyalitas. Dimensi ini merujuk pada sejauh mana kesetiaan pada pemimpin dan bawahannya atau dengan kata lain sejauh mana pemimpin dan bawahan saling mendukung satu sama lain.
3. Afeksi. Afeksi membahas tentang ketertarikan yang dimiliki individu kepada individu lain berdasarkan daya tarik interpersonal. Dimensi ini hubungan yang dijalin sangat akrab dan saling menyukai secara interpersonal. Artinya, pemimpin dan bawahan saling menyukai atau mengagumi satu sama lain.
4. Penghargaan Profesional. Penghargaan profesional membahas tentang kekaguman dan rasa hormat yang dirasakan seseorang atas pekerjaan yang telah mereka lakukan. Dengan kata lain, pemimpin dan bawahan saling menghormati satu sama lain.
D. Faktor Leader-Member Exchange (LMX)
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Leader-Member Exchange (LMX) menurut Gupta (2009) di antaranya,
1. Pelanggaran kontrak. Seorang karyawan tergabung dalam organisasi dengan beberapa harapan timbal balik dan janji-janji terhadap pelayanannya, ini merupakan kontrak yang dirasakan dan kontrak tertulis tidak sebenarnya. Ketika karyawan merasa bahwa organisasi telah tidak hidup sesuai dengan harapan itu, ketika seorang karyawan tidak hidup sesuai dengan harapan organisasi itu pada saat perekrutan, juga menghasilkan LMX rendah.
2. Rendahnya kemampuan dan kemauan. Seperti model kepemimpinan situasional, ketika individu memiliki kemampuan dan kemauan rendah, pemimpin dipaksa untuk mengambil gaya direktif yang inheren adalah LMX rendah.
3. Kesamaan kognitif. Ketika pemimpin dan anggota memiliki pendekatan yang sama untuk pemecahan masalah, itu dapat disebut sebagai persamaan kognitif dan penelitian telah menunjukkan bahwa itu mengarah ke LMX tinggi.
4. Komunikasi organisasi. Terdapat beberapa unsur kepuasan pada karyawan ketika mereka benar dikomunikasikan tentang berbagai aspek organisasi. Kepuasan komunikasi telah terbukti meningkatkan LMX tersebut.
a. Komunikasi pribadi dan inter-personal dengan pemimpin dan rekan kerja memiliki hasil dalam LMX yang lebih tinggi. Ini memberikan rasa kewarganegaraan organisasi terhadap bawahan, bahwa ia adalah bagian integral dari organisasi.
b. Kekuatan putusan dari pemimpin dalam hierarki organisasi memiliki pengaruh langsung terhadap LMX tersebut. Ketika pemimpin memiliki pengaruh yang tinggi pada hierarki atas organisasi, bawahan merasa puas dan termotivasi. Pengaruh tersebut dapat dibagi sebagai kedua yaitu strategis yang berkaitan dengan pengambilan keputusan serta yang berhubungan dengan pekerjaan yaitu penilaian kinerja, tugas tugas dll.
c. Keterbukaan informasi juga memiliki pengaruh positif terhadap LMX, ketika transparansi dalam organisasi, lebih percaya diri dan motivasi anggota harus melebihi harapan.
5. Pertukaran sosial. Interaksi yang tidak bekerja terkait yang juga telah positif mempengaruhi LMX, mungkin membantu dalam membangun saling percaya dan kepercayaan dan motivasi.
6. Tugas karakteristik. Ketika tugas yang tidak terstruktur atau tidak jelas, metode pekerjaan mereka tidak dikenal atau baru, maka itu juga berpengaruh terhadap LMX. Ketika tugas tidak jelas, sulit untuk mengevaluasi efisiensi dan hasil dari individu dan menyediakan kesempatan bagi individu untuk menunjukkan perluasan peran semu tanpa ada kontribusi yang signifikan.
E. Tahapan Leader-Member Exchange (LMX)
Terdapat beberapa tahapan dalam proses hubungan Leader-Member Exchange (LMX) atau antara atasan dan bawahan menurut Sparrowe dan Liden (1997) di antaranya,
1. Menilai bawahan (Testing and Assessment). Pada tahap ini masih belum ada hubungan di antara pemimpin dan bawahannya. Pemimpin masih menimbang mana yang dapat masuk ke dalam kategori in-group maupun out-group berdasarkan pada kriteria subjektif maupun objektif.
2. Pengembangan kepercayaan (Development of Trust). Tahapan ini pemimpin memberikan kesempatan dan tantangan yang baru untuk menumbuhkan rasa percaya di antara mereka. Sebagai timbal baliknya, maka para bawahan yang termasuk ke dalam kategori in-group akan memperlihatkan loyalitas kepada pemimpinnya.
3. Tercipta ikatan emosional (Creation of Emotional Bond). Seorang bawahan yang memiliki hubungan yang baik dengan pemimpinnya dapat masuk ke dalam tahapan ini, dimana hubungan dan juga ikatan di antara keduanya menjadi kuat secara emosional. Pada tahap ini, seorang bawahan memiliki komitmen yang tinggi terhadap atasan.
F. Fase Leader-Member Exchange (LMX)
Menurut Northouse (2013), fase-fase pembentukan kepemimpinan Leader-Member Exchange (LMX) terdiri dari tiga fase di antaranya,
1. Fase orang asing
Pada fase 1 atau fase orang asing, interaksi antara pemimpin dan anggota dalam hubungan dua pihak dibatasi oleh peraturan. Selain itu, pemimpin dan anggota sangat mengandalkan hubungan kerja, di mana mereka saling berhubungan di dalam peran organisasi yang telah ditetapkan. Pemimpin dan anggota memiliki pertukaran yang berkualitas rendah. Pengikut akan patuh kepada pemimpin resmi yang memiliki status hierarkis untuk mendapat imbalan ekonomi yang dikontrol oleh pemimpin. Motif pengikut selama fase orang asing mengarah pada kepentingan diri, bukan untuk kebaikan kelompok.
2. Fase perkenalan
Fase 2 merupakan fase perkenalan yang dimulai dengan adanya tawaran dari pemimpin atau pengikut untuk meningkatkan pertukaran sosial yang berorientasi pada karier. Pertukaran tersebut termasuk membagi lebih banyak sumber daya dan informasi pribadi atau informasi terkait dengan pekerjaan. Fase ini merupakan periode pengujian untuk pemimpin dan pengikut guna menilai apakah pengikut tertarik untuk mengambil lebih banyak peran dan tanggung jawab.
Fase ini juga berguna untuk menilai apakah pemimpin bersedia untuk memberikan tantangan baru bagi pengikut. Selama masa ini, hubungan dua pihak berubah dari interaksi yang dengan ketat diatur oleh deskripsi jabatan dan menetapkan peran serta menuju cara baru berelasi. Kualitas hubungan dari pertukaran atasan dengan bawahan dalam fase ini telah meningkat ke kualitas menengah. Atasan dan bawahan mulai mengembangkan kepercayaan dan penghargaan yang lebih besar untuk masing-masing pihak. Mereka cenderung tidak terlalu berfokus pada kepentingan diri sendiri, melainkan lebih pada tujuan dan kegunaan kelompok.
3. Fase hubungan pertemanan yang matang
Fase 3 atau hubungan pertemanan yang matang ditandai dengan pertukaran pemimpin dan anggota yang berkualitas tinggi. Orang-orang yang maju pada tahap ini telah mengalami rasa saling percaya, sikap saling menghormati, dan sikap saling menghargai yang tinggi di dalam hubungannya. Pada fase ini, ada tingkatan timbal balik yang tinggi antara pemimpin dan pengikut, sehingga masing-masing pihak saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pihak lain.
Selain itu, anggota dapat saling mengandalkan untuk bantuan dan dukungan khusus. Contoh, pemimpin dapat mengandalkan pengikut untuk melakukan tugas tambahan dan pengikut dapat mengandalkan pemimpin untuk dukungan atau dorongan yang diperlukan. Jadi, pemimpin dan pengikut saling terikat dalam cara produktif yang lebih dari hubungan kerja yang telah ditetapkan oleh hierarki.
G. Penerapan Teori Leader-Member Exchange (LMX)
Teori ini mengarahkan manajer untuk menilai kepemimpinan mereka dari sudut pandang hubungan. Penilaian ini akan menginformasikan kepada manajer tentang cara in-group dan out-group berkembang didalam unit kerja mereka sendiri. Selain itu, teori LMX menyarankan cara dimana manajer bisa meningkatkan unit kerja mereka dengan membangun pertukaran pemimpin-anggota yang kuat dengan semua pengikutnya.
Terdapat tiga implikasi penting yang diasosiasikan dengan model kepemimpinan LMX. Pertama yaitu para pemimpin dianjurkan untuk menciptakan ekspektasi kinerja tinggi untuk semua bawahan mereka, karena membuat standar kinerja tinggi membina LMX kualitas tinggi. Kedua, karena kemiripan kepribadian dan demografis antara para pemimpin dan para pengikut diasosiasikan dengan LMX yang lebih tinggi, maka para manajer harus berhati-hati sehingga mereka tidak menciptakan lingkungan kerja yang homogeni dalam rangka memiliki hubungan positif dengan bawahan langsung mereka.
Implikasi ketiga yaitu berkenaan dengan LMX yang buruk. Berikut ini adalah tips untuk meningkatkan kualitas pertukaran pemimpin-anggota atau LMX di antaranya
1. Tetap fokus pada tujuan-tujuan depaartemen dan tetap positif terhadap kemampuan untuk mencapai tujuan
2. Jangan merasa tidak memiliki kuasa.
3. Latihlah kekuatan yang dimiliki dengan fokus pada situasi yang dapat dikendalikan dan hindari berurusan dengan situasi yang tidak dapat dikendalikan.
4. Memperbaiki hubungan dengan manajer, dimulai dengan memperhatikan tingkat kepercayaan dan memperbaikinya dengan komunikasi yang rutin dan efektif, dan juga meningkatkan kepercayaan tersebut dengan menjalani komitmen-komitmen dan meraih tujuan.
5. Terhormat dan tegas untuk menyelesaikan perbedaan dengan manajer. Menggunakan pendekatan penyelesaian masalah ketika ada ketidaksetujuan juga berguna.
H. Dampak Leader-Member Exchange (LMX)
Teori LMX secara tidak langsung akan meningkatkan kreativitas karyawan. Kualitas pertukaran yang tinggi antara atasan dan bawahan akan membuat karyawan memiliki kesiapan untuk berubah. Karyawan akan menyetujui, mendukung dan melaksanakan perubahan yang terjadi dalam organisasi.
Selain itu, kualitas yang tinggi akan menimbulkan terjadinya proses motivasional, yaitu ketika kualitas pertukaran tinggi, karyawan akan merasa mendapat dukungan sosial sehingga meningkatkan keterlibatan kerja karyawan yang pada akhirnya akan meningkatkan performansi kerja karyawan.
Selain itu, LMX juga memiliki dampak yang negatif. Ketika karyawan memiliki keintiman dengan pemimpin, maka ia merasa posisinya aman. Hal tersebut akan membuat karyawan terkesan menyepelekan pekerjaannya dan tidak menunjukkan komitmen yang tinggi dalam mengerjakan tugasnya.
Dari berbagai sumber
Post a Comment